Kisah Manismu Dengan Diriku

2008 Words
Pagi pagi ban motor udah bocor. Mana ada jadwal briefing lagi. Mana pas giliranku bawain materi pembahasan lagi. Hadah kacau dah ah. " Mang, tukang tambal ban sekitar sini ada gak ya?" tanyaku pada seorang bapak bapak yang sedang asik mulung. Dia tidak menjawab, cuma nunjuk ke depan. Mamang suaranya mahal ya? gumamku dalam hati. Ya, begitulah terkadang kulaitas kita sebagai manusia mulai menurun dan seolah terus menurun. Mulai dari hal yang sepele dan gratis seperti itu, sampai hal hal rumit dan cenderung berbayar, seakan terasa berat jika harus di berikan untuk orang lain. Padahal bisa saja hal itu sangat di harapkan. Aku masih menuntun motorku menyusuri trotoar. Keringat mulai menyusuri dahi ku. setelah sekian menit aku menuntun si Jagur (nama yang ku berikan untuk motorku) akhirnya sampai juga di tukang tambal ban. Kulihat si abang nya baru buka bengkel nya. Ku parkirkan si Jagur di depan bengkel nya. Jam sudah menunjukkan pukul 7.45 Wib. Sementara meeting bakal start di jam 8. Aku rogoh hp ku di saku celana. Buru buru aku photo ban motor ku dan ku kirimkan di grup chat dengan boss dan rekan rekan kantor. Baru saja aku hendak menghisap sebatang rokok sambil menunggu abang nya menambal, tiba tiba sebuah motor tepat parkir di depanku dan hampir saja roda nya menginjak kakiku. Dengan sedikit kesal ku tatap sosok perempuan yang berada di atas nya. Wajahnya tertutup helm half face dengan kaca hitam pekat. Mulutnya tertutup masker. Kulihat tubuh nya kecil. Dahiku berkrenyit. Ini siapa sih orang tengil banget lagu nya. Jelas sekali dia menatap ke arahku, hanya saja, wajahnya tidak terlihat. Aku berdiri, dan baru saja aku hampir tegur itu perempuan, tiba tiba kaca helm dan masker nya di buka. Ada senyum dengan gigi rapih dan lesung pipit di bawah bibir. Aku ingat senyum ini, tapi milik siapa ya? itu yang aku lupa. " Kenapa motornya mas bro?" tanya nya sambil cengengesan. Aduh ini siapa sih orang, kok aku lupa. Aku cuma senyum kecil sambil menjawab singkat. " Bocor" lalu aku kembali duduk. Roda motor nya di senggolkan pelan ke kakiku. Aku menoleh dengan tatapan kesal. Nih orang siapa sih sok kenal banget gaya nya. " Udah tinggal, ayo aku anter. Tar telat ke kantor" ujarnya. Aku mulai ingat dengan suara itu. Ya, itu suara serta senyum milik perempuan yang beberapa hari yang lalu ketemu di parkiran dan aku antar. seperti kerbau di cocok hidung, aku titipkan motor sama abang tukang tambal nya. Ku ambil helm yang aku taro di atas spion, lalu aku langsung naik ke jok belakang. Belum juga sempurna posisi duduk ku sudah main tarik gas aja nih perempuan tengil. Dan ga nyampe 5 menit, aku sudah sampai di depan area komplek kantor ku. " Terima kasih ya" ujarku. Dia tak menjawab. Tangan nya di ulurkan ke arahku. Ku kira dia minta bayaran, aku merogoh kantong. " Pinjem hp nya mas" ujar nya. Dengan sedikit ragu ku berikan hp ku pada perempuan itu. Tapi anehnya aku gak nanya buat apa. " Kunci nya buka" lanjutnya. aku buka kan pola hp ku yang memang masih terkunci. Kulihat dia mengetikkan sesuatu di hp ku. Lalu dia seperti menelpon kepada seseorang. Aku masih bingung, ini perempuan kok kayaknya kurang adab ya. Kemarin di tanya ga jawab, sekarang minjem hp caranya begitu. Aku hanya bisa melihat saja. Dia terlihat senyum senyum. Tak lama hp di dalam tas nya berbunyi. Lalu dia mengembalikan hp ku. Setelah menutup masker dan kaca helm nya, dia memberikan kode jari telunjuk dan ibu jari di dekatkan ke bagian telinga nya seperti kode menelpon. Dan setelah itu langsung tancap gas. Dasar perempuan aneh. Sampe nama aja kami gak saling kenal. Hari ini lumayan melelahkan. Konsep micro hypnotyze yang aku kemukakan ketika briefing tadi pagi, langsung di suruh buatkan prototype nya sama Boss. Katanya aneh dan unik konsep yang aku terangkan ketika briefing tadi pagi. Padahal aku menemukan konsep itu secara tidak sengaja. Jadi kita bisa memberi perintah kepada siapa saja untuk melakukan sesuatu yang simple tanpa mereka bertanya kenapa atau untuk apa. Tapi mereka mau saja melakukan nya. Hal itu terjadi karena kita sebagai pemberi perintah memiliki ruang dan waktu serta kapasitas yang memang secara sadar di berikan kepada kita. Sehingga orang orang yang ada di sekitar kita yang terhubung secara langsung mau melakukan perintah perintah sederhana dari kita. Entah kenapa, ketika sampai di rumah kost itu rasanya tenang. Meskipun nyewa, tapi rumah ini banyak menyimpan kenangan. Di rumah kost ini terdapat 4 kamar. Tapi yang satu kosong. Adi, tetangga kost tinggal di kamar atas. Sedang Hilda berada di kamar bawah. Kami sudah seperti keluarga. Dan semenjak Dina pergi meninggalkan kami, aku sering menitipkan Veldi kepada Hilda. Karena dia kerja nya dari kost saja. Dia seorang penulis komersial. Aku sudah menganggapnya seperti adik. Dulu dia punya pacar. sering main kesini. Cuma sekarang sudah tidak kelihatan lagi. Karena pernah aku kasih bogem mentah gara gara pacar nya menampar hilda. Entah kenapa aku tidak suka melihat laki laki menganiaya perempuan. Biasanya secara spontan aku reflek membela permpuan yang di aniaya tersebut. Karena bagiku, perempuan itu mahluk lemah. Harusnya sebagai laki laki kita melindungi mereka, bukan malah berbuat kasar kepada mereka. Dulu, aku mau semarah apapun sama Dini, tidak pernah sekalipun tanganku ini mendarat di wajahnya. Yang ada entah berapa kali aku hampir ribut sama abang nya yang selalu membuat Dini menangis. Tiba tiba hp ku berbunyi. Ku lihat tidak ada nama hanya nomor saja. " Halo, selamat malam" tukasku menyambut panggilan itu. Terdengar suara perempuan di balik telepon. " Malam mas bro, ini aku Nita, cewek yang dulu mas pernah anter dan tadi pagi nganter mas karena ban bocor" aku langsung ingat dengan perempuan itu. " Oh iya, nama kamu Nita ya, aku Andri. Kita udah 2 kali ketemu tapi belum kenal nama ya" ujarku sambil tertawa. " Iya mas, maaf kalau sikapku begitu. Habisnya aku serem lihat jenggotnya mas. Hahaha" aku hanya nyengir saja di balik telepon. Sepertinya perempuan ini memiliki selera humor yang bagus. Kami komunikasi tidak terlalu lama. Intinya, dia pengen ngajakin aku ngopi malam minggu besok. Aku belum meng iyakan. Cuma aku bilang, nanti aku kabari. Seperti yang pernah aku bilang. Aku sudah enggan untuk dekat dekat lagi dengan perempuan. Lelah rasanya jika harus PDKT, harus jatuh cinta, harus dekat dengan perempuan lagi. Aku bisa paham jika ajakan dia ini adalah sebagai awal dalam sebuah hubungan jika memang ada kecocokan. Mungkin dia belum tahu jika aku seorang duda beranak 1. Nanti juga kalau dia tahu bakal ilfil sendiri. Karena jika di lihat dari perawakan nya, sepertinya dia masih perawan. Tubuh nya yang kecil serta wajahnya yang mungil, membuatku yakin jika dia seorang gadis. Apa mau gadis sama duda? Hahahaha... Sabtu ini aku di suruh masuk. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan. Pak Broto sudah seminggu tidak masuk. Akhirnya pekerjaan nya di share ke kami. Dan aku kebagian hari ini, hari Sabtu. Mau pulang kok rasa nya males banget. Lagi asyik ngobrol sama Junet, OB kantor, hp ku berbunyi. " Iya Nit" sahut ku. "Kamu dimana mas?" tanya nya. " Kantor, kenapa emang?" tanyaku. " Kamu lupa mas?" tanya nya lagi. " Lupa apa Nit?" aku mulai mengkrenyitkan dahi. " Astaga mas, beneran kamu lupa?" tanya nya lagi. Kali ini aku bener bener bingung. Karena memang aku benar benar lupa. Aku gak inget ada janji apa sama dia sampai akhirnya.... " Aku udah di Cafe yang lagi hari selasa kemarin kita janjian mas" astaga...kenapa aku jadi pikun begini ya? aku kan ada janji sama Nita. " Ok,ok, aku meluncur sekarang" jawabku setengah panik. Bukan apa apa, Tidak enak rasanya kalau punya janji tapi kita sendiri lupa sama janji nya Inilah dampak buruk kalau terlalu banyak kerja. Bukan karena dia perempuan yang baru dikenal, mau janji ke siapa saja jika tidak di tepati itu rasanya tidak enak. Dengan tergesa gesa aku menuju cafe yang sudah di tentukan. Ku lihat dia di pojok menggunakan jaket jeans dengan jilbab ungu. Aku yang masih belum mandi boro boro dandan terasa sedikit canggung. Jujur, entah aku yang terlalu lelah, tapi jantungku berdegup sangat kencang saat melihat nya malam ini. Sangat berbeda dengan beberapa waktu yang lalu kami bertemu. Aku salah tingkah. " Kamu kenapa mas? kayak grogi gitu?" tanya nya. Aku cuma senyum tipis. Mataku masih menatap wajah nya yang kurasa sangat berbeda dengan beberapa waktu yang lalu kami bertemu. Malam ini wajah nya indah sekali. " Hei, malah bengong" lanjut nya sambil mengusap wajahku. Aku tertunduk malu. " Maaf ya, aku lupa. Mungkin terlalu sibuk kerja" ujarku sambil duduk di depan nya. Dia tersenyum. " Ah santuy aja kali mas. Yang penting kamu udah sampai dengan selamat. Jawab nya. Wangi aroma tubuhnya kembali merasuk ke hidung ku. wangi yang sempat membuatku terkesima ketika pertama kali bertemu dengannya. Apa mungkin aku....ah, gak mungkin. Aku paham jika aku paling sulit untuk jatuh cinta. Tapi detakan jantung ini seperti orang yang sedang jatuh cinta. Beda sekali rasanya. Seolah dia mengerti apa yang ku alami, dia pun berkata. " Kamu pernah punya istri ya? tapi sudah lama sendiri ya?" aku tersenyum kecil. Darimana dia tahu, gumamku. " Darimana kamu bisa tahu?" tanyaku sambil meminum kopi dengan perlahan. " Tahu lah, tatapan matamu itu beda. Ih serem lihat nya" ujarnya sambil ikut meminum kopinya. aku membuang wajahku dengan tatapan kosong. Aku juga bingung kenapa aku jadi begini. Tiba tiba tangan nya menyentuh tanganku. " Hei, kok ngelamun, hahahah" Aku semakin kaget saat melihat tawa nya, sungguh tawa yang paling indah yang pernah aku lihat. Aku jadi merasa aneh. Perasaan pertama bertemu tidak seperti ini, lalu kenapa sekarang aku seperti bertemu bidadari? wah kacau nih. Ada yang gak beres sama pikiranku. Perasaan aku sering ketemu perempuan, tapi biasa aja. Kemarin juga ketemu dia aku biasa aja, malah agak kesel melihat sikap nya. Aku mulai tenang ketika tangan nya memegang pergelangan tangan ku. " Gimana pekerjaan nya lancar?" aku mengangguk. " Terima kasih ya kemarin sudah nganterin aku ketemuan sama temenku" tukas nya. " Aku juga terimakasih kamu sudah mau anterin aku pas ban motor ku bocor" sahut ku. Kami bertatapan. Aku seperti terhanyut dalam tatapan nya itu. Oh tidak, ada yang tidak beres nih dengan pikiran ku. Setelahnya kami bersenda gurau dan banyak tertawa. Dan kini jelas lah sudah semua nya jika ternyata, dia 4 tahun lebih muda daripada aku, dan status nya adalah janda ber anak dua. Dia menjanda karena di tinggal mati oleh suaminya. Kami pulang sekitar jam 10 malam. Di sepanjang jalan aku masih terus berpikir dan tak habis pikir dengan apa yang baru aku alami barusan, Sungguh itu bukan seperti aku yang biasanya. Aku yang cenderung biasa saja, tiba tiba malam ini seperti orang yang sudah lama merasa haus dan lapar melihat Nita. Memang aku akui, wajahnya itu semakin di lihat, semakin cantik dan menawan rasanya. Hati ku seperti tanah kering yang tersiram air hujan. Terasa sejuk. Akan tetapi aku belum mau berspekulasi terlalu jauh. Aku menganggap momen malam ini hanyalah faktor kebetulan saja. Tidak mungkin hatiku jatuh cinta secepat ini. Sampai di rumah kost keadaan sudah sepi. Perlahan aku membuka pintu pagar agar tidak mengganggu penghuni yang lain. Ku lihat jam di hp sudah jam 11. Samar ku dengar suara tv di atas. aku langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Setelah selesai, di kamar Veldi kulihat sudah tertidur. Beberapa kali ku dengar hp ku berbunyi tanda ada chat masuk. Mungkin Nita ingin mengetahui khabar ku apakah aku sudah sampai atau belum. Malam ini aku tak bisa tidur. Dari sejak tadi aku selesai mandi, sampai sekarang sudah hampir jam 1, aku sedang chat sama Nita.Entah kenapa aku jadi semakin merasa nyaman, bahkan hanya melalui chat saja. Tipikal aku itu paling malas sekali komunikasi lewat chat. Kalau ada yang peru mendesak aku langsung telpon. Tapi kini rasanya aku enjoy saja. Malah ketika Nita sedikit lama bales aku langsung chat lagi. tapi tetep saja di balas sama dia. Hingga akhirnya aku bilang sama Nita untuk segera istirahat. Sampai disini, nalarku seolah buntu. Entah kemana perginya rasa sentimen terhadap perempuan yang dulu pernah aku rasakan. Kini seolah semuanya telah berubah ketika aku mulai mengenal Nita.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD