Episode 2 Bab 9

2084 Words
Aileen sekarang menatap dua orang pemuda yang keluar dari tempat persembunyian mereka. Dua orang pemuda itu juga menatap Aileen. Di detik pertama mata mereka saling menatap, Aileen langsung menyadari satu hal. Astaga, pemuda ini adalah orang yang sama dengan yang dia temui tadi pagi. Mereka.. mereka adalah dua orang pencopet yang mencuri barang bawaan Aileen. Bagaimana mungkin mereka bisa ada di sini? Aileen tidak percaya jika dia bertemu dengan dua orang yang telah mencopet dirinya. Dan hal yang semakin membuatnya terkejut adalah kenyataan tentang keberadaan mereka di tempat ini. Aileen yakin jika orang yang mencopet dirinya tadi pagi adalah manusia tanpa kasta, lalu apa yang dilakukan oleh mereka di tempat ini? Astaga, pantas saja mereka dikejar oleh penjaga. Sama seperti Aileen, mereka juga terlihat terkejut. Bahkan mereka bersiap untuk kembali melarikan diri. “Tunggu! Jangan ke sana, di sana ada banyak penjaga!” Secara spontan Aileen malah mengatakan kalimat itu. Dua orang yang awalnya berlari ke arah depan, seketika menghentikan langkah mereka. “Jangan ke sana, kalian akan langsung tertangkap..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen tahu jika dia sedang berbicara dengan orang tanpa kasta, bahkan Aileen tahu jika dia sedang berbicara dengan orang yang telah mencopet dirinya. Namun, Aileen tetap merasa tidak tega jika akhirnya dua orang itu harus tertangkap dan mendapatkan hukuman. Aileen menarik napasnya dengan pelan, lalu melangkah mendekati dua pemuda yang tampak seumuran tersebut. “Jangan pergi ke sana. Aku mohon, percayalah padaku...” Kata Aileen dengan pelan. Aileen tidak ingin membuat keributan karena bisa saja para penjaga akan datang dan menangkap mereka. Bukan hanya dua orang asing ini saja yang akan mendapatkan masalah, Aileen juga akan mendapat masalah jika ayahnya tahu mengenai kejadian saat ini. “Kemana kami harus pergi?” Tanya salah satu dari mereka. Dari ekspresinya saja Aileen sudah tahu jika mereka sedang sangat ketakutan. Astaga, Aileen tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka saat ini. “Tidak ada tempat yang aman.. Tunggulah di sini, aku akan membantu kalian keluar. Aku juga akan mengantar kalian.. aku mohon, tunggulah di sini sejenak..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen yakin jika dua orang asing ini tidak akan bisa keluar gedung dengan selamat. Mereka pasti akan tertangkap karena setelah insiden beberapa saat yang lalu, keamanan gedung akan ditingkatkan. Aileen tidak mau mengambil resiko, dua orang asing itu pasti akan tertangkap dan mendapatkan hukuman. “Aku tidak percaya padamu!” Kata salah satu dari mereka. Aileen memejamkan matanya dengan pelan. Mempercayai orang asing di keadaan seperti ini memang bukanlah hal yang mudah. Tapi Aileen akan berusaha meyakinkan mereka. “Tidak, percayalah padaku. Aku janji akan membantu kalian..” Kata Aileen dengan pelan. “Kita tidak bisa mempercayai dia, Ethan” Salah satu dari mereka berbicara. Aileen diam, dia memberikan waktu kepada dua orang ini untuk berdiskusi sejenak. “Kita tidak punya pilihan lain, Eros..” Kata yang lainnya. Jadi nama mereka berdua adalah Ethan dan Eros. Aileen mendengar suara langkah kaki. Sial, mereka tidak memiliki waktu lagi. “Aku harus segera pergi ke atas untuk mengambil kunci mobil. Aku mohon percayalah kepadaku, aku rasa ada penjaga yang akan datang.. aku akan mengurus mereka!” Kata Aileen sambil berlari menjauhi mereka berdua. Benar, tepat di persimpangan lorong, Aileen bertemu dengan tiga orang penjaga yang tampak sedang mencari keberadaan Eros dan Ethan. “Aku melihat ada orang asing di lorong kanan. Tolong periksalah di sana!” Kata Aileen kepada mereka. “Apakah anda yakin Nona?” Aileen menganggukkan kepalanya dengan cepat. “Segeralah ke sana, aku takut mereka bersembunyi atau melarikan diri!” Kata Aileen. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan ketika dia melihat penjaga tersebut berlari ke arah yang Aileen berikan. Baiklah, sekarang Aileen hanya pergi berlari ke atas dan meminta bantuan Keizaro. *** “Berikan aku kunci mobilmu, Keizaro” Kata Aileen dengan pelan. Baru beberapa menit Aileen meninggalkan pria itu, sekarang Keizaro tampak sedang berdansa dengan seorang wanita cantik yang Aileen kenal sebagai putri salah satu Elysium. Keizaro memang lelaki buaya. “Apa yang akan kamu lakukan dengan mobilku?” Tanya Keizaro. Pasangan dansa pria itu tampak kesal ketika melihat Aileen mengganggu Keizaro. Aileen sama sekali tidak peduli, dia hanya membutuhkan kunci mobil Keizaro karena hari ini dia datang bersama dengan ayahnya, Aileen tidak mungkin meminjam mobil ayahnya. “Jangan bertanya apapun, aku mohon berikan aku kunci mobilmu. Kurasa gadis yang berdansa denganmu akan senang jika kamu menumpang di mobilnya, bukankah begitu?” Aileen menatap pasangan dansa Keizaro sambil tersenyum. “Berikan saja kunci mobilmu kepadanya. Kamu bisa pulang bersamaku, bahkan kamu bisa menginap di tempatku jika kamu ingin” Aileen tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Ah, Keizaro memang tidak bisa jauh-jauh dari perempuan murahan. “Pastikan jika kamu menggunakannya dengan benar..” Kata Keizaro. Aileen menganggukkan kepalanya. Dia menerima kunci mobil milik Keizaro lalu segera berlari meninggalkan pria itu. Aileen mencari keberadaan Adeline. Astaga, dimana adiknya itu? “Kak Aruna, apakah Kakak melihat Adeline?” Tanya Aileen ketika dia melihat Kakaknya. “Terakhir kali aku melihatnya berjalan menuju balkon gedung ini. Cobalah untuk ke sana” Kata Aruna. Aileen mengerjapkan matanya dengan takjub. Bagaimana mungkin Aruna tidak bersikap menyebalkan kali ini? Sudahlah, ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan Kakaknya. Aileeh harus segera menemukan Adeline karena Aileen sangat membutuhkan bantuannya. *** “Apa yang Kakak lakukan? Kita akan ke mana?” Begitu menemukan Adeline, tanpa mengatakan apapun Ailen langsung menyeret lengan adiknya. Aileen bahkan tidak peduli jika saat ini adiknya tengah menikmati waktu bersama dengan kekasihnya. Aileen tidak memiliki pilihan lain. Dia sangat membutuhkan bantuan Adeline. Sekalipun belum memiliki surat izin mengemudi, sudah sejak lama Adeline belajar mengemudikan mobil terbang. Aileen tahu jika Adeline jauh lebih baik dibandingkan dengan dirinya ketika sedang mengemudi. “Tolong bantu Kakak, Adeline. Kakak akan memberikan apapun yang kamu minta setelah ini..” Kata Aileen sambil terus menyeret Adeline ke tempat Eros dan Ethan yang sedang menunggu dirinya. “Apa yang Kakak katakan? Kita akan kemana?” Tanya Adeline sambil berusaha melepaskan dirinya dari Aileen. “Berjanjilah untuk membantu Kakak..” Kata Aileen sambil menatap Adeline dengan tatapan memohon. Adeline tampak mengernyitkan dahinya sejenak. “Ada apa, Kak? Kenapa Kakak menyeretku keluar?” Tanya Adeline. Sejujurnya Aileen ingin meminta bantuan Keizaro, tapi pria itu sedang sibuk dengan pasangan dansanya. Aileen tidak bisa mengganggu Keizaro, pria itu pasti akan marah kepadanya jika tahu apa yang ingin Aileen lakukan. Aileen tidak memiliki pilihan lain, hanya Adeline harapan satu-satunya yang Aileen miliki. “Berjanjilah untuk membantuku, Adeline..” Aileen menangkupkan kedua tangannya, berlaku seolah dia sedang memohon kepada adiknya. “Memangnya apa yang bisa aku lakukan?” Tanya Adeline. “Ada orang tanpa kasta yang menyelinap masuk ke dalam tempat ini. Kita harus mengeluarkan mereka dan mengantarkan mereka pulang. Masalahnya, aku tidak bisa mengemudikan mobil terbang dengan baik. Aku sangat membutuhkan bantuanmu..” Kata Aileen. “Apa kamu sudah gila, Aileen? Tentu saja aku tidak akan ikut campur dalam masalah ini!” Kata Adeline. Adiknya itu berjalan meninggalkan dirinya, tapi Aileen menghentikannya dengan cepat. “Jika mereka tertangkap, mereka akan mendapatkan hukuman. Adeline, kita harus membantu mereka..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen tidak memiliki banyak waktu, dia harus segera meyakinkan Adeline. “Aku tahu jika kamu sangat peduli dengan orang tanpa kasta, tapi jangan melibatkan aku dalam hal ini. Hidupku sudah banyak masalah, aku tidak ingin ikut campur dalam masalahmu. Lagipula, jika Papa tahu tentang hal ini, kita berdua bisa mendapat masalah besar. Ayo kembali, Aileen.. ini bukan urusan kita..” Kata Adeline sambil menarik tangan Aileen. Tidak, Aileen tidak akan meninggalkan Eros dan Ethan. Aileen telah berjanji kepada mereka. “Baiklah kalau begitu. Jika aku kecelakaan, tolong sampaikan kepada Mama dan Papa jika aku sangat menyayangi mereka” Kata Aileen sambil melangkah meninggalkan Adeline. Aileen harap dia bisa mengemudikan mobil terbang dengan baik saat ini. Oh astaga, tahun ini Aileen harus belajar mengemudi dengan sungguh-sungguh. “Aileen, apa kamu gila?” Adeline merebut kunci mobil yang Aileen genggam sejak tadi. Aileen menatap adiknya dengan pandangan kebingungan. “Katakan kepadaku, kita harus pergi kemana? Dimana orang-orang tanpa kasta itu bersembunyi?” Aileen tersenyum ketika mendengar kalimat Adeline. Syukurlah, sekarang Aileen tidak perlu mengkhawatirkan keselamatannya lagi. “Lorong sebelah kiri. Jalan saja ke arah sana, mereka ada di ujung lorong” Kata Aileen dengan pelan. Aileen melangkahkan kakinya dengan cepat. Sejak tadi dia terus merasa khawatir. Dia takut jika ada orang yang berhasil menangkap Eros dan Ethan. “Dimana mereka?” Tanya Adeline ketika mereka telah sampai di ujung lorong. Aileen menatap ke arah sekeliling. Astaga, kenapa mereka tidak ada? Apakah mereka memang tidak percaya dengan Aileen? Tidak, mereka tidak akan menemukan jalan keluar. Bisa saja mereka telah tertangkap karena— Aileen terisap ketika dia merasakan seseorang membekap mulutnya lalu menyeret tubuhnya ke dalam satu ruangan gelap. Aileen melihat jika Adeline juga mendapatkan perlakuan yang sama. Beberapa detik setelah pintu ditutup, Aileen bisa mendengar suara langkah kaki dari beberapa penjaga yang sepertinya masih berusaha mencari keberadaan Eros dan Ethan. Aileen mendongakkan kepalanya, dia menemukan Eros yang tengah membekap mulutnya. “Jangan berisik, mereka bisa menemukan kita” Kata Eros dengan pelan. Astaga, jadi Eros dan Ethan sedang bersembunyi di tempat ini? Aileen berusaha untuk melepaskan dirinya, dia tahu apa yang harus dilakukan. Masalahnya, saat ini Adeline tengah memberontak seakan dia sedang berhadapan dengan penculik. Ethan terlihat kepayahan ketika berusaha menahan Adeline. “Lepaskan aku!” Kata Adeline. “Adeline, tenanglah.. mereka bukan orang jahat. Jangan berisik..” Kata Aileen sambil berusaha menenangkan Adeline. “Siapa mereka?” Tanya Adeline. Aileen menatap Eros dan Ethan sejenak. Siapa mereka? Haruskah Aileen mengatakan pada Adeline jika Eros dan Ethan adalah orang tanpa kasta yang tadi pagi mencopet uangnya? Tidak, tentu saja tidak. “Mereka adalah orang yang aku ceritakan. Jangan khawatir, mereka adalah orang baik..” Kata Aileen sambil menatap Adeline. “Lepaskan aku!” Kata Adeline. “Ethan, tolong lepaskan adikku..” Kata Aileen dengan pelan. Ethan akhirnya menuruti perkataan Aileen. Pemuda itu melepaskan Adeline dan melangkah menjauh. “Mereka orang tanpa kasta?” Tanya Adeline dengan pelan. Aileen yakin jika hanya dirinya saja yang mendengar pertanyaan Adeline, tapi akan lebih baik jika mereka tidak membahas hal tersebut di sini. “Diamlah, aku akan menceritakan segalanya nanti..” Kata Aileen dengan tenang. Aileen menatap Eros dan Ethan yang tampak mengintip ke sela pintu. Entah apa yang coba mereka lakukan saat ini. Aileen menatap sekeliling ruangan tempat mereka bersembunyi. Ada satu jendela yang terbuka di sudut ruangan ini. Aileen menarik napasnya dengan pelan. Seumur hidupnya, dia belum pernah melakukan hal seekstem ini. Tidak masalah, Aileen akan sangat menyesal jika dia tidak mencoba untuk menyelamatkan Eros dan Ethan. Dua orang itu sedang sangat membutuhkan bantuannya. “Eros, Ethan, jangan khawatir.. aku dan adikku akan membantu kalian keluar dari tempat ini..” Kata Aileen dengan pelan. “Bagaimana caranya?” Bukannya Eros atau Ethan, tapi yang bertanya justru Adeline. “Begini, aku dan Adeline akan keluar lewat pintu ini. Kami akan mengambil mobil dan mengemudikannya ke sini, kalian harus keluar lewat jendela itu begitu kalian melihat mobilku. Apakah kalian mengerti?” Tanya Aileen dengan pelan. “Keluar lewat jendela? Kita ada di lantai berapa? Apakah aku dan Eros tidak akan mati jika kami melompat dari—” “Bukan melompat bodoh! Siapa yang mau melompat dari gedung setinggi ini? Kami menggunakan mobil terbang, kalian tidak perlu melompat ke lantai dasar” Kata Adeline. Aileen meringis ketika mendengar kalimat yang dikatakan oleh Adeline. Astaga, Adeline terlalu kasar dalam berbicara. “Adeline, jangan berbicara seperti itu..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen menatap Eros dan Ethan yang tampak diam saja, sepertinya mereka merasa tersinggung dengan kalimat yang dikatakan oleh Adeline. “Tolong maafkan adikku, dia masih kecil. Begini, aku akan berusaha keluar dengan Adeline dan menjemput kalian di samping jendela itu. Kalian tidak perlu keluar melewati pintu karena sekarang para penjaga pasti sudah menutup akses keluar dengan penjagaan ketat. Aku dan adikku adalah tamu di sini, kami bisa keluar kapanpun kami mau. Tidak akan ada yang melarangku, jadi.. kalian tetaplah di sini. Tunggu hingga mobilku muncul di samping jendela..” Kata Aileen dengan tenang. Keheningan menguasai mereka untuk beberapa detik lamanya. Tanpa pikir panjang Aileen segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan ini. semakin cepat mereka bergerak, maka akan semakin baik. Eros dan Ethan tidak akan aman di tempat ini. Namun, ketika Aileen baru akan membuka pintu, ada seseorang yang menahan pergelangan tangannya. Aileen menolehkan kepalanya dan melihat Eros yang menatapnya dengan pandangan yang penuh keraguan. “Apakah kami bisa mempercayaimu?” Tanya Eros. Aileen tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Jangan ragu kepadaku, kamu bisa mempercayaiku. Selalu.” Kata Aileen sebelum dia melangkah meninggalkan Eros dan Ethan.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD