Episode 2 Bab 10

1811 Words
  “Mereka orang tanpa kasta, dan kita sedang mempertaruhkan segalanya untuk menyelamatkan mereka. Astaga, aku rasa aku akan menjadi orang paling baik di dunia ini. Disaat semua orang menjauhi masalah, aku justru mendatangi masalah itu sendiri..” Adeline mengomel tidak jelas ketika mereka berada di dalam mobil milik Keizaro. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Jika tidak dibantu, maka Eros dan Ethan akan tertangkap dan diberi hukuman. Mereka bisa saja dihukum mati jika sampai tertangkap oleh penjaga. “Benar, kamu akan menjadi orang paling baik di dunia ini, Adeline. Sekarang cepatlah mengemudikan mobil ini untuk menjemput mereka” Kata Aileen dengan pelan. “Mobil ini sangat canggih. Aku tidak pernah melihat teknologi mobil yang secanggih ini. Sejujurnya, kamu tidak membutuhkan bantuanku, Aileen. Mobil ini bisa dikemudikan tanpa sopir” Kata Adeline. Aileen menatap beberapa layar hologram yang tampak di depannya. Astaga, bagaimana mungkin Keizaro telah memiliki mobil secanggih ini? Teknologi hologram mobil masih belum diperjual belikan, tapi pria itu malah sudah mendapatkannya. Selama ini Aileen tidak sadar jika Keizaro memiliki mobil yang cukup canggih. Sekalipun teknologi hologram telah berkembang dengan sangat pesat, namun teknologi itu masih baru dipasang pada ponsel dan beberapa peralatan elektronik seperti laptop, televisi, dan beberapa peralatan rumah tangga. Mobil dengan teknologi hologram memang sudah lama dibuat, tapi mobil itu masih belum diperjual belikan. “Aku baru tahu jika Keizaro memiliki mobil secanggih ini” Kata Aileen dengan pelan. “Kedua orang tua Kak Keizaro adalah Elysium, bahkan hampir seluruh keluarganya bekerja di bidang teknologi milik pemerintah. Dia tentu bisa mendapatkan semua ini dengan mudah” Kata Adeline. Aileen menganggukkan kepalanya. Benar, kedua orang tua Keizaro adalah Elysium. Mereka pasti bisa mendapatkan apapun dengan sangat mudah mengingat jika seluruh keluarga besar Keizaro juga berkecimpung di dunia pemerintahan. Bahkan Kakak perempuan Keizaro bekerja di badan intelejen negara. Keluarga mereka adalah salah satu dari 7 keluarga yang menguasai politik dunia. “Sudahlah, jangan banyak bicara.. kita harus segera mengeluarkan Eros dan Ethan lalu mengantar mereka pulang..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen takut terjadi masalah jika Eros dan Ethan tidak dia antarkan ke rumah mereka. Sekalipun Aileen merasa jika orang tanpa kasta juga memiliki hak yang sama atas kota ini, Aileen tetap tidak bisa melawan peraturan yang ada. Tidak semua orang memiliki pikiran yang sama dengan Aileen. Akan sangat berbahaya jika nanti ada warga kota yang melihat keberadaan orang tanpa kasta. “Mengantar ke mana?” Tanya Adeline. “Tentu saja ke rumah mereka. Mereka tidak akan menemukan kendaraan apapun, aku tidak akan membiarkan mereka berjalan kaki. Itu terlalu berbahaya, Adeline” Kata Aileen. “Memangnya dimana rumah mereka? Mereka orang tanpa kasta, mereka tidak memiliki rumah” Kata Adeline. “Adeline! Berhenti mengatakan hal buruk mengenai mereka. Aku tahu mereka tidak memiliki kasta, tapi setidaknya kamu harus menghargai mereka. Mereka juga manusia. Dunia ini terlalu kejam kepada mereka, kamu tidak boleh sama dengan dunia ini” Kata Aileen dengan cepat. “Baiklah..” *** Aileen mengulurkan tangannya, mencoba membantu Eros dan Ethan untuk keluar dari jendela. Jendela itu sangat kecil, mungkin akan sedikit sulit untuk dilewati, tapi Aileen tidak memiliki cara lain. Mereka harus melewati jendela itu dengan cepat. “Cepatlah, kita bisa tertangkap jika terus berada di sini!” Kata Adeline. “Ayo, Ethan, segeralah keluar..” Kata Aileen sambil menarik tangan Ethan. “Kakiku tersangkut sesuatu.. bagaimana ini?” Tanya Ethan dengan suara bergetar karena ketakutan. Aileen menatap Eros yang tampak sedang berusaha membebaskan kaki Ethan. Astaga, apa yang sebenarnya terjadi? “Eros, apa yang membuat kakinya tersangkut?” Tanya Aileen kepada Eros. “Alas kakinya tersangkut. Aku sedang berusaha untuk membebaskannya” Kata Eros. “Apa yang kalian tunggu? Lepaskan saja alas kaki itu!” Kata Adeline. “Tidak, jangan dilepaskan, Eros! Aku tidak memiliki alas kaki yang lain” Kata Ethan. Aileen terisap, dia tidak pernah mengira jika Ethan akan mengatakan kalimat seperti itu. Untuk sesaat Aileen menatap kakinya sendiri. Setiap hari dia bisa mengenakan sepatu yang berbeda, tapi lihatlah apa yang terjadi pada Ethan.. “Apa kamu sudah gila? Kita semua bisa dalam masalah jika kamu tidak segera keluar! Lepaskan saja alas kakinya!” Kata Adeline. Aileen menatap adiknya dengan pandangan gusar. Bagi Adeline, sepatu bukanlah hal yang penting. Sama seperti Aileen, dia bisa mengenakan sepatu yang berbeda setiap hari. Mereka diberkati dengan uang dan kekayaan sehingga tidak ada hal yang tidak bisa mereka beli. Sayangnya Ethan dan Eros tidak seberuntung mereka. “Tidak!” Pada akhirnya, Eros memang tidak memiliki pilihan lain. Begitu alas kaki Ethan dilepaskan, pemuda itu langsung berhasil masuk ke dalam mobil. Aileen masih tidak mampu mengatakan apapun, apalagi ketika dia mendengar tangisan Ethan karena dia kehilangan sepatunya. Bahkan ketika Eros telah berhasil masuk, Aileen masih tetap terdiam. Matanya kembali menatap ke bawah, melihat alas kaki yang dikenakan oleh Eros. Bukan, bahkan alas kaki mereka tidak seperti alas kaki milik Aileen. Eros hanya menggunakan alas kaki yang terbuat dari tali karet dan mungkin... entahlah, Aileen bahkan tidak tahu bagaimana alas kaki itu bisa dibuat. “Diamlah, Ethan.. kamu bisa menggunakan alas kakiku jika kamu mau..” Kata Eros sambil melepaskan alas kaki milik lalu mencoba memakaikannya di kaki Ethan. Aileen menghembuskan napasnya sejenak. Begitu matanya berkedip, maka air mata menetes dengan cepat. Selama ini Aileen berusaha keras untuk menyumbangkan bantuan, tapi ternyata kekuatannya terbatas. Seandainya saja Aileen mampu membuat sebuah yayasan amal yang bisa menggalang dana dalam jumlah yang besar untuk disalurkan kepada orang tanpa kasta. Entah kapan semua mimpi itu bisa terwujud. “Tidak, jangan membuatku semakin terlihat menyedihkan..” Kata Ethan. “Hei, apakah kalian tidak bisa diam? Aku merasa pusing mendengar tangisanmu! Itu hanya sepatu, kamu bisa mendapatkannya—” “Bagaimana caranya mendapatkan? Apakah kamu pikir ada pasar di tempat ini? Apakah kamu pikir kami memiliki uang? Seandainya saja kami diberkati seperti kalian, Ethan pasti tidak akan menangis hanya karena kehilangan alas kaki” Kata Eros. Aileen kembali terdiam. “Memangnya salahku jika kalian hidup tanpa kasta?” “Adeline, apa yang kamu katakan? Tidak bisakah kamu diam dan mengemudikan mobil ini dengan tenang?” Aileen mencoba menenangkan Adeline yang mulai melantur dalam berbicara. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Apa yang bisa dia lakukan sekarang? “Kemana kita akan pergi? Aku merasa sangat lapar karena tadi aku belum sempat makan apapun, tolong belikan aku makanan terlebih dahulu..” Kata Adeline. Ide yang bagus, mereka harus mencari makanan terlebih dahulu. Aileen yakin jika Eros dan Ethan juga merasa lapar. “Ah, iya.. aku juga sangat lapar. Eros, Ethan, apakah tidak masalah jika kita mampir membeli makanan terlebih dahulu? Aku dan adikku merasa sangat lapar. Setelah itu kita akan mengantarkan kalian pulang..” Kata Aileen. “Sebaiknya kami turun di sini saja, kami akan pulang sendiri—” “Jangan menolak kebaikan Kakakku. Dia salah satu aktivis yang suka memperjuangkan hak kalian, dia juga sering mengunjungi tempat orang tanpa kasta untuk menyalurkan bantuan. Kalian sedang bersamanya saat ini, dia pasti ingin memberikan banyak hal kepada kalian” Kata Adeline. Aileen menatap adiknya sambil tersenyum. Setidaknya Adeline tidak lagi mengatakan kalimat yang menyakitkan. “Jangan khawatir, aku akan mengantar kalian. Tidak baik jika kalian turun di sini, banyak bahaya yang akan mengintai kalian. Aku mohon, percayalah kepadaku..” Kata Aileen. “Mobil Kak Keizaro sudah dilengkapi fitur pembayaran secara Real Time. Kakak hanya perlu memesan sesuatu lewat sini, dan kita tidak perlu lagi membayar. Fitur ini menyambung langsung pada rekening Kak Keizaro” Kata Adeline. Aileen menganggukkan kepalanya. Orang seperti Keizaro jelas memiliki fitur pembayaran real time. Keizaro pasti tidak mau repot-repot menggunakan kartu ATM ataupun menggunakan sidik jarinya. Pembayaran ini jauh lebih mudah untuk dilakukan sekalipun biaya yang digunakan juga tidak main-main. Untuk mendapatkan fitur pembayaran real time, pemilik mobil harus membayar sekitar satu juga dollar. Bagi Keizaro, uang bukanlah masalah. Jumlah uang yang dia miliki pasti tidak terbatas. “Baiklah, gunakan saja fitur itu. Pesan makanan yang kamu mau, pesankan juga untuk Kakak dan kedua teman kita. Keizaro tidak akan tahu jika kita menggunakan uangnya, tapi nanti Kakak yang akan membayar kepadanya” Kata Aileen. “Benar, sepertinya Kak Keizaro tidak pernah tahu berapa banyak uang yang dia miliki. Aku pernah mencuri uangnya beberapa bulan lalu ketika Mama tidak memberikan uang belanja kepadaku, dan Kak Keizaro sama sekali tidak menyadarinya” Kata Adeline dengan tenang. “Kenapa kamu mencuri, Adeline? Kenapa tidak meminta padaku?” Tanya Aileen dengan sedikit marah. Dia tidak menyangka jika adiknya berani mencuri. Astaga, Adeline memang sudah keterlaluan. “Lupakan saja, Kak Keizaro juga tidak tahu jika aku mencuri darinya” Kata Adeline dengan santai. Aileen mengusap wajahnya dengan pelan. Kenapa adiknya berbuat demikian? Seingatnya, mereka tidak pernah kekurangan uang, ibunya selalu memberikan uang dalam jumlah yang besar ketika mereka masih bersekolah. Lalu, jangan lupakan uang tambahan dari ayahnya yang jumlahnya dua kali lipat lebih banyak dari uang saku mereka. Adeline tidak mungkin kekurangan uang. “Adeline, jangan mengulangi lagi perbuatan itu. Aku ingin kamu mengaku pada Keizaro dan meminta maaf kepadanya!” Kata Aileen. “Tapi—” “Adeline! Jangan membantah—” “Aileen, ini adalah uang milikmu..” Aileen menghentikan kalimatnya. Dia menatap Eros yang tampak mengulurkan bungkusan coklat. Aileen mengerjapkan matanya, pikirannya berjalan dengan cepat untuk menyimpulkan satu kejadian yang baru terjadi tadi pagi. “Eros.. ada apa?” Tanya Aileen dengan pelan. “Kami mencuri ini darimu. Aku rasa sebaiknya aku mengembalikan uang ini kepadamu..” Kata Eros. “Astaga, Kakak terus memarahiku karena aku mencuri dari Kak Keizaro, ternyata sekarang aku sedang memberikan tumpangan yang mencuri uang Kakakku sendiri. Apakah Kakak sedang bergurau?” Tanya Adeline. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Ini bukan saat yang tepat untuk membahas hal yang terjadi tadi pagi. “Eros, simpan saja uang itu. jika bisa, bagikan kepada beberapa orang di tempatmu. Aku membawa uang itu untuk mereka..” Kata Aileen dengan tenang. “Apa-apaan ini? Bagaimana bisa mereka mencuri uang Kakak?” Tanya Adeline. “Diamlah, Adeline. Fokuslah mengemudikan mobil ini. segeralah pesan makanan yang kamu inginkan” Kata Aileen sambil menatap Adeline dengan serius. “Aku merasa semakin berdosa jika menggunakan uang—” “Bukan kamu, aku tidak memintamu untuk menggunakan uang ini. Aku tahu jika beberapa dari kalian sering menyelinap masuk ke dalam kota, gunakan uang ini jika kalian berhasil masuk ke kota. Tapi, berhati-hatilah. Kalau bisa, jauhi tempat pemerintahan karena akan ada banyak sekali pengamanan di sana. Pergilah ke pasar dan segeralah kembali pulang..” Kata Aileen. Aileen tersenyum dengan tenang. Ya, sekalipun apa yang Eros dan Ethan lakukan adalah hal yang salah, tapi setidaknya mereka sudah menyadari kesalahan mereka. “Bagaimana cara kami berterima kasih kepadamu, Aileen?” Tanya Ethan. Aileen tersenyum lalu berpikir sejenak. Bagaimana caranya? “Dengan banyak cara. Pertama, jika kalian menyelinap masuk ke kota, kalian harus berjanji untuk menemuiku. Kedua, apapun yang kalian miliki, kalian harus membaginya dengan keluarga dan saudara kalian. Lalu yang ketiga, jangan pernah mencuri lagi. Berjanjilah untuk terus melakukan semua itu..” Aileen dengan pelan.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD