Episode 1 Bab 7

2036 Words
Aileen melangkahkan kakinya dengan santai untuk segera masuk ke dalam kamarnya. Sayangnya, begitu Aileen sampai di depan kamarnya, dia malah menemukan Aruna sedang berada di depan lemari pakaiannya. Kakaknya itu tampak sedang mencari sesuatu di dalam lemari pakaian miliknya. Astaga, apa yang sedang dilakukan oleh kakaknya itu? “Kak Aruna? Apa yang Kakak lakukan di kamarku?” Tanya Aileen dengan cepat. Aruna memang sangat menyebalkan. Kenapa dia masuk ke dalam kamar Aileen tanpa meminta izin terlebih dahulu? Kakaknya itu bahkan mengacak-acak lemari pakaian milik Aileen dengan sangat santai seakan dia tidak sedang melakukan kesalahan apapun. Astaga, Kakaknya itu sedang ada? “Oh, Aileen. Kamu sudah pulang? Aku ingin meminjam salah satu gaun milikmu karena malam ini aku akan menghadiri pesta peting yang dihadiri oleh para petinggi dunia. Aku akan datang dengan Papa” Kata Aruna dengan sangat santai. Pesta? Ya ampun, dia akan menghadiri pesta dengan menggunakan gaun pinjaman? Kenapa Aruna bisa sangat menyebalkan seperti ini? “Gaun mana yang akan Kakak pinjam? Menyingkirlah, biarkan aku yang mencarinya. Kakak membuat semuanya jadi berantakan” Kata Aileen dengan pelan. Aruna menghentikan kegiatannya dan sepenuhnya menatap ke arah Aileen dengan pandangan tidak suka. Kali ini Aileen juga memberikan pandangan yang sama. Iya, kakaknya itu memang sangat keterlaluan. Bagaimana bisa dia melakukan semua ini? Masuk ke dalam kamar Aileen tanpa meminta izin, lalu sekarang dia membuat semua isi lemari Aileen jadi berantakan hanya karena dia ingin meminjam sebuah gaun? Astaga, memangnya apa susahnya membeli gaun yang baru? “Aku hanya sedang mencari pakaian yang aku inginkan? Memangnya aku tidak boleh meminjam pakaianmu, Aileen?” Tanya Aruna. Aileen memutar bola matanya. Baiklah, untuk menghadapi Kakaknya yang sangat menyebalkan itu, Aileen harus ekstra sabar. Aruna tidak bisa dihadapi dengan emosi karena tentu saja pertengkaran mereka bisa membuat segalanya jadi semakin rumit. “Bukan tidak boleh, tapi seharusnya Kakak menghubungiku dulu dan meminta izin padaku. Memangnya aku pernah masuk ke dalam kamar Kakak dan membuat isi lemari kakak jadi berantakan seperti ini?” Tanya Aileen. Aruna menatap Aileen dengan sinis seakan wanita itu adalah yang paling benar. Oh ya ampun, apa yang harus Aileen lakukan sekarang? Jujur saja Aileen tidak akan peduli jika Aruna melakukan tindakan gila yang tidak masuk akal di rumah ini, tapi sekarang dia sedang membuat kekacauan di kamar Aileen, tentu saja Aileen tidak akan tinggal diam. Kamar ini adalah privasinya. Aileen tidak mengizinkan sembarang orang untuk masuk ke dalam kamarnya. Aileen bahkan tidak mengizinkan pelayan untuk membersihkan kamar ini karena Aileen ingin mengurusnya sendiri. Aileen akan membersihkan dan membereskannya sendiri. Aileen tidak suka jika ada orang yang sembarangan masuk ke dalam kamarnya. “Jadi kamu tidak menyukai apa yang aku lakukan? Aileen, jangan lupa jika aku adalah kakakmu” Kata Aruna. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Bagaimana caranya menjelaskan pada Aruna jika apa yang dilakukan oleh wanita itu adalah hal yang sangat salah. Dia melanggar privasi Aileen, dia juga mengacaukan isi lemari Aileen tanpa sedikitpun merasa bersalah. Oh Tuhan, kenapa Aileen harus memiliki Kakak yang sangat menyebalkan? “Aku tidak akan lupa jika kamu adalah Kakakku, tapi tetap saja... ini adalah kamarku, kamu tidak bisa masuk ke dalam kamarku lalu membuat semuanya berantakan seperti ini. Kakak seharusnya meminta izin lebih dulu padaku..” Kata Aileen dengan kesal. Aileen selalu mencoba untuk tetap sabar ketika dia menghadapi Aruna, tapi kali ini sepertinya Aileen sudah tidak sanggup menahan rasa kesal di dalam hatinya. Terlalu banyak masalah yang Aruna buat sehingga membuat Aileen merasa bosan dengan tingkah kakaknya. “Kamu pikir siapa dirimu sehingga bisa mengatakan itu kepadaku, Aileen? Ingat baik-baik, aku tidak akan melepaskanmu. Aku janji kamu akan mendapatkan masalah karena telah melakukan ini kepadaku!” Kata Aruna. Astaga, apa yang dikatakan oleh Kakaknya ini? Dia yang salah tapi dia juga yang marah. Bukankah seharusnya Aileen yang marah karena Aruna telah mengacaukan lemari pakaiannya? Dasar menyebalkan! “Baiklah, aku akan menunggunya. Lagipula, aku sudah mendapatkan banyak masalah karena tidak memiliki kesempatan untuk memilih siapa orang yang menjadi kakakku” Kata Aileen dengan santai. *** “Aileen, kenapa kamu belum bersiap-siap? Sebentar lagi kita akan segera berangkat” Aileen mengernyitkan dahinya. Dia menatap ayahnya dengan pandangan kebingungan. Apa yang sedang dibicarakan oleh ayahnya? “Memangnya kita akan ke mana? Sejak tadi Papa tidak mengatakan apapun kepadaku” Aileen menatap Adeline yang juga tampak kebingungan. Sejak beberapa menit yang lalu, Aileen dan Adeline sedang menghabiskan waktu dengan menonton film bersama. “Apakah Aruna belum mengatakan kepadamu jika kita akan menghadiri pesta penting yang diselenggarakan oleh para petinggi dunia?” Ah, akhirnya Aileen mengerti apa maksud dari ancaman Aruna beberapa saat yang lalu. Kakaknya itu memang sangat suka membuat masalah. Baiklah, Aileen akan mengikuti permainan yang dimainkan oleh Kakaknya. “Tidak, Kak Aruna tidak mengatakan apapun kepadaku. Dia memang datang ke kamarku, tapi dia hanya mengacaukan isi lemariku karena dia ingin meminjam salah satu gaun milikku” Kata Aileen dengan santai. Lihat saja apa yang akan terjadi. Tadi Aruna mengancam dirinya, sekarang kakaknya itu akan mendapatkan balasannya. Astaga, sampai kapan mereka akan terus seperti ini? Jujur saja Aileen juga lelah dengan semua pertengkaran mereka yang seakan tidak ada habisnya. “Astaga, Aruna pasti lupa memberitahu kamu. Sudahlah, sekarang cepatlah bersiap, Aileen. Ini pesta yang sangat penting agar kamu bisa mulai membangun relasi di dunia pemerintahan” Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Aileen sama sekali tidak berminat untuk masuk ke dalam dunia pemerintahan. Aileen menikmati kehidupannya yang sekarang, dia tidak ingin menambah masalah hidupnya dengan menyaingi Aruna yang sangat ingin bergabung dengan dunia pemerintahan. “Papa, sejujurnya aku merasa sedikit pusing. Tidak bisakah hari ini aku tidak ikut datang ke pesta itu?” Tanya Aileen sambil menatap ayahnya dengan cemas. Hari ini Aileen sudah dua kali membohongi ayahnya. Dia pasti akan mendapatkan dosa yang besar. Mau bagaimana lagi? Aileen tidak memiliki pilihan lain. Jika Aileen ikut dengan ayahnya, maka bisa dipastikan jika sepanjang pesta, Aruna akan terus mencari cara untuk bisa menimbulkan masalah bagi Aileen. Aileen merasa lelah dengan semuanya. Mungkin akan lebih baik jika dia tinggal di rumah bersama dengan Adeline. “Kamu terlihat baik-baik saja. Jangan membuat alasan untuk tidak datang ke pesta itu. Segeralah bersiap, Papa tidak ingin kita terlambat” Aileen menatap Adeline dengan pandangan memohon. Biasanya Adeline selalu bisa diandalkan di saat-saat seperti ini. “Aku mohon..” Kata Aileen dengan pelan. “Em, Papa.. tidak bisakah aku juga ikut dengan kalian? Aku ingin menemani Kak Aileen, dia pasti akan merasa sangat kesepian jika dia hanya pergi dengan Kak Aruna..” Kata Adeline. Aileen menghembuskan napasnya dengan kesal. Bukan ini yang dia inginkan. Untuk apa juga Adeline ingin ikut? Aileen sudah sering datang ke pesta semacam ini, dan Aileen selalu merasa bosan setengah mati. “Baiklah, kamu boleh ikut. Kalian harus segera bersiap karena kita akan berangkat 30 menit lagi” *** “Aku tidak percaya jika kamu datang ke pesta ini, Aileen..” Kata Keizaro sambil tertawa dengan pelan. Aileen memutar bola matanya, dia juga tidak menyangka jika akhirnya dia harus terdampar di tempat membosankan ini. “Aku sebenarnya tidak ingin datang, tapi Papa memaksaku. Untung saja kamu ada di sini, aku bisa mati karena merasa bosan jika tidak ada dirimu” Kata Aileen. Aileen menatap Adeline yang sedang sibuk berbicara dengan anak dari salah satu Elysium yang lain. Ternyata inilah alasan Adeline meminta untuk ikut datang ke pesta. Pemuda yang sedang berbicara dengan Adeline, dia adalah kekasih adiknya. Ah, Aileen benar-benar tidak menyangka jika Adeline memiliki seorang kekasih. “Jadi Adeline sudah memiliki kekasih, ya? Apakah kamu tidak tertarik untuk mengikuti jejak adikmu? Jika kamu membutuhkan seorang kekasih, kamu tahu kemana kamu harus pergi” Kata Keizaro sambil tersenyum menyebalkan. “Bukankah kemarin malam kamu mengatakan jika kamu baru saja memiliki kekasih? Aku tidak suka dengan pria yang tidak setia” Kata Aileen sambil menatap Keizaro dengan tatapan mengejek. “Aku bisa saja mengakhiri hubungan kami saat ini juga jika kamu memintanya..” Kata Keizaro. Aileen menatap Keizaro dengan pandangan geli. Pemuda ini memang tidak pernah serius. “Tidak, terima kasih. Aku tidak butuh pemuda sepertimu!” Kata Aileen. Keizaro tertawa pelan ketika dia kembali mendengar penolakan yang Aileen berikan. Ah, tidak. Mereka hanya bergurau. Percakapan seperti ini terjadi hampir setiap kali mereka bertemu. Aileen tidak pernah menanggapi Keizaro dengan serius karena pemuda itu memang hanya mencoba untuk menggodanya saja. Mereka bersahabat sejak kecil, Aileen mengenal Keizaro dengan sangat baik. Keizaro adalah pemuda menyebalkan yang rela melakukan apapun untuk membuat Aileen kesal. “Keizaro? Kamu juga datang ke pesta ini? Astaga, kenapa aku baru tahu jika kamu datang ke sini..” Aruna datang sambil bergelayut manja di lengan Keizaro. Aileen tidak bisa menahan tawa ketika melihat Keizaro terkejut dan berusaha keras untuk melepaskan Aruna yang menempel pada tubuhnya layaknya ulat bulu. Astaga, apakah Aruna tidak malu melakukan hal menggelikan seperti itu? “Kak Aruna? Ada apa?” Setelah berhasil melepaskan diri dari Aruna, Keizaro langsung bersembunyi di balik tubuh Aileen sehingga sekarang malah Aileen yang berhadapan dengan Kakaknya. Dengan santainya, Keizaro malah memanggil Aruna dengan sebutan ‘kakak’ seakan pemuda itu memang menganggap Aruna sebagai kakaknya. Ya, Aileen bisa melihat raut kesal di wajah Kakaknya saat ini. “Aku lama tidak bertemu denganmu. Kenapa sekarang jarang main ke rumahku, Keizaro?” Tanya Aruna. Aileen menatap Aruna dengan pandangan jijik. Astaga, apa yang dilakukan oleh Kakaknya? Apakah Aruna tidak sadar jika Keizaro merasa tidak nyaman dengan kehadirannya? Lagipula, satu-satunya alasan kenapa Keizaro tidak pernah lagi datang ke rumahnya adalah Aruna sendiri. Perempuan itu selalu membuat kekacauan setiap kali dia melihat Keizaro. “Aileen..” Keizaro berbisik dengan pelan di telinga Aileen. Aileen kembali menahan tawanya. “Kak Aruna, tadi Papa mencarimu karena kamu akan dikenalkan dengan salah satu petinggi yang bertugas dalam perekrutan pegawai pemerintahan. Aku rasa Papa sedang berusaha mencarikan posisi yang tepat untukmu.” Kata Aileen sambil menatap Aruna. “Apa? Dimana Papa sekarang?” Tanya Aruna dengan cepat. Aileen menjelaskan secara singkat dimana dia terakhir kali bertemu dengan Papanya. Ya, Aileen terpaksa menipu Kakaknya karena dia tidak memiliki cara lain untuk mengusir perempuan itu. Sebenarnya, Aileen merasa tidak enak dengan Keizaro karena sejak beberapa tahun belakangan, Aruna selalu saja mengganggu sahabatnya itu. “Bagaimana mungkin dia selalu bersikap seperti itu setiap kali dia melihatku..” Keizaro menggerutu dengan kesal setelah Aruna menjauhi mereka berdua. Aileen mengendikkan bahunya, dia juga tidak mengerti dengan jalan pikiran Kakaknya. “Sudahlah, aku ingin ke toilet sebentar. Aku kesulitan bernapas karena semua orang yang ada di ruangan ini menggunakan parfum yang sangat mencolok..” Kata Aileen sambil melangkah meninggalkan Keizaro. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Sebenarnya Aileen tidak ingin pergi ke toilet. Aileen ingin keluar dari ruangan itu, dia ingin mencari udara segar di luar ruangan. Aileen melangkahkan kakinya dengan pelan. Dia ingin pergi ke lantai paling bawah lalu keluar dan menikmati udara di taman belakang. Sayangnya, ketika Aileen sedang berjalan menuju lobi, dia mendengar keributan yang berasal dari arah belakangnya. Aileen mengernyitkan dahinya ketika dia melihat dua pemuda yang tampak berlari ketakutan menuju ke sebelah guci besar yang ukurannya lebih besar dari tubuh Aileen. Guci itu ada di samping Aileen sehingga secara otomatis Aileen bisa melihat dua pemuda itu sedang berusaha untuk bersembunyi. Kurang dari dua detik kemudian, tiga orang penjaga dengan seragam berwarna hitam mendatangi Aileen dan menanyakan beberapa hal kepada Aileen. Aileen menggeser tubuhnya, entah kenapa nalurinya mengatakan jika dia harus menyembunyikan dua orang pemuda itu. “Ada apa?” Tanya Aileen dengan santai. “Apakah Nona melihat dua orang pemuda yang sedang berlari di lorong ini? Mereka adalah penyusup yang datang lewat pintu belakang” Aileen berpura-pura mengernyitkan dahinya ketika dia mendengar pertanyaan yang diajukan oleh salah satu penjaga. “Aku tidak melihat apapun di sini, tapi tadi aku sempat mendengar suara keributan dari arah samping. Kurasa di sebelah kanan. Apakah ada lorong yang lain di sana?” Tanya Aileen dengan wajah yang tampak meyakinkan. “Baiklah, terima kasih” Kata tiga penjaga itu sebelum mereka kembali berlari ke arah yang Aileen tunjukkan. Aileen sekarang menatap dua orang pemuda yang keluar dari tempat persembunyian mereka. Dua orang pemuda itu juga menatap Aileen. Di detik pertama mata mereka saling menatap, Aileen langsung menyadari satu hal. Astaga, pemuda ini adalah orang yang sama dengan yang dia temui tadi pagi. Mereka.. mereka adalah dua orang pencopet yang mencuri barang bawaan Aileen. Bagaimana mungkin mereka bisa ada di sini?       
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD