Episode 6 Bab 41

1764 Words
“Apa yang Papa lakukan? Kenapa Papa membunuh Ethan?!” Teriak Aileen dari dalam ruangan kerja ayahnya. Aileen tidak akan menahan dirinya lagi sekarang. Dia sudah terlanjur kecewa dengan perbuatan ayahnya yang semena-mena. Bagaimana mungkin ayahnya menghabisi nyawa seseorang dengan sekejam itu? Ethan juga manusia, dia memiliki hak untuk hidup di dunia ini. Ayahnya yang sedang duduk di meja kerjanya tampak terkejut ketika Aileen masuk secara paksa dan berteriak dengan keras. Aileen menolehkan kepalanya, dia melihat ada tiga orang asing yang ada di ruangan kerja ayahnya. Aileen menarik napasnya dengan pelan. Entah siapa yang sedang berurusan dengan ayahnya saat ini, Aileen sama sekali tidak peduli. Perbuatan ayahnya adalah hal yang salah dan Aileen tidak bisa menerimanya begitu saja. Aileen masih tidak habis pikir kenapa ayahnya bisa tega menghabisi nyawa seseorang yang bahkan tidak pernah melakukan kesalahan apapun kepadanya. “Apa yang kamu katakan? Keluar dari ruangan Papa. Papa sedang ada pertemuan penting” Kata ayahnya dengan tenang. Pintu ruangan kerja ayahnya kembali terbuka karena Adeline dan ibunya masuk bersamaan. Mereka melihat Aileen dengan pandangan khawatir. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Ibunya pasti akan berusaha untuk melarang Aileen berbicara, begitu juga dengan Adeline, tapi Aileen tidak akan berhenti dengan mudah. Dia masih merasa kecewa, dia merasa sangat sedih dan juga kesal. Temannya.. temannya meninggal dengan cara yang begitu tidak wajar. Ethan ditembak dengan brutal oleh orang-orang suruhan ayahnya. Bagaimana mungkin Aileen bisa diam saat ini? Kemarin malam Aileen sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melawan, tapi tidak dengan saat ini. Aileen tidak akan diam saja. Tidak untuk yang kedua kalinya. “Aileen..” Kata ibunya sambil berjalan mendekati Aileen. Aileen mengulurkan tangannya, dia memberi tanda agar ibunya menghentikan langkahnya. Apakah ibunya tidak melihat betapa kacaunya Aileen saat ini? Aileen tidak akan berheti begitu saja. Setidaknya Aileen ingin menyampaikan kekecewaaannya kepada ayahnya. “Maaf karena pertemuan kita harus terganggu hari ini. Sekretaris saya akan menghubungi kalian dan menjadwalkan tanggal pertemuan yang lain..” Kata ayahnya pada ketiga tamunya. Aileen tersenyum dengan sinis. Seumur hidupnya, dia belum pernah berlaku segila ini. Aileen tidak pernah masuk ke dalam ruangan kerja ayahnya tanpa izin, dia juga tidak pernah berteriak dan berbicara tidak sopan pada kedua orang tuanya. Tapi kali ini Aileen tidak bisa menahan dirinya lagi. Aileen tidak sanggup.. “Apa yang Papa lakukan? Kenapa Papa membunuhnya? Aku yang bersalah, kenapa Papa menghukum orang lain?” Tanya Aileen sambil kembali menangis. Aileen tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Eros saat ini. Aileen tahu kalau Eros dan Ethan sangat dekat layaknya saudara kembar. Kemanapun Eros pergi, maka Ethan akan ikut, begitu juga sebaliknya. Tapi sekarang hanya Eros saja yang tersisa. Eros kehilangan sahabatnya, pemuda itu kehilangan seseorang yang begitu berarti di dalam hidupnya. “Jadi kamu sudah tahu kalau Papa membunuh sahabat kekasihmu itu? Bagaimana rasanya? Apakah kamu senang karena Eros masih hidup?” Tanya ayahnya sambil melipat kedua tangannya di atas meja. Ayahnya terlihat sangat santai. Dia tidak menampilkan ekspresi apapun pada raut wajahnya. Aileen menelan ludahnya. Dia merasa tidak mengenali ayahnya sendiri. Bukan ini orang yang selalu dia panggil dengan sebutan ‘Papa’. Aileen tahu kalau ayahnya adalah orang yang disiplin dan juga kejam, tapi Aileen tidak pernah mengira jika ayahnya tega membunuh orang lain. “Kenapa Papa melakukan semua itu? Kenapa?” Tanya Aileen dengan lirih. “Aileen, ayo keluar dari tempat ini..” Kata ibunya sambil berusaha untuk menarik Aileen. Aileen terdiam, dia tidak menatap ibunya ataupun mengikuti perintahnya. Sungguh, Aileen tidak pernah merasa sekecewa ini sebelumnya. Aileen benar-benar tidak mengerti kenapa ayahnya tega membunuh Ethan. Ethan tidak bersalah.. “Kamu pantas untuk mendapatkan hukuman, pemuda tidak tahu diri itu juga pantas dihukum. Kematian Ethan akan menimbulkan luka di hati Eros. Ketika melihat Eros bersedih, hatimu juga pasti akan hancur. Dengan begitu, Papa bisa menghukum kalian berdua hanya dengan satu langkah..” Kata ayahnya dengan tenang. Aileen menatap ayahnya dengan pandangan tidak percaya. Apa ini? Bagaimana bisa Aileen tidak tahu kalau selama ini ayahnya adalah seorang pria kejam yang tidak memiliki hati? Ayahnya melenyapkan nyawa orang lain dengan sangat santai. Ini bukan sebuah permainan! Bagaimana mungkin orang-orang bertindak sesuka hati mereka? “Aku membencimu, Papa.. aku sangat membencimu..” Kata Aileen sambil menundukkan kepalanya. Sekali lagi air mata Aileen menetes. Detik demi detik berjalan dengan sangat lambat ketika seseorang sedang berduka. Saat ini, di kepala Aileen sedang terputar sebuh ingatan tentang kehadiran Ethan di hidupnya. Ethan adalah pemuda yang baik, dia ramah dan juga lugu. Beberapa kali Aileen tertawa ketika mendengar lelucon yang dikatakan olehnya. Bahkan, Aileen masih bisa tertawa ketika dia mengingat lelucon itu. Ethan.. dia sudah tiada. Aileen bahkan tidak bisa mengantarkan Ethan ke tempat peristirahan terakhirnya. Aileen tidak sanggup melihat pemuda itu dalam keadaan tanpa nyawa. Rasanya Aileen masih tidak percaya jika semua yang terjadi sejak kemarin malam adalah kejadian nyata. Aileen tidak bisa menerima semua ini.. “Papa tahu kalau kamu akan mengatakan itu. Tapi Papa tidak memiliki pilihan lain. Tidak ada yang bisa menahanmu, kamu harus berhenti dengan sendirinya..” Kata ayahnya dengan tenang. Aileen tertawa dengan sinis. Apa yang sedang dikatakan oleh ayahnya? Kenapa Aileen tidak boleh bertemu dengan orang-orang tanpa kasta? Kenapa? Apa yang salah dengan mereka?” Tanya Aileen sambil menundukkan kepalanya. “Harus berapa kali Papa mengatakan kepadamu jika kamu adalah putri seorang Elysium? Jaga sikapmu, Aileen. Jangan menghancurkan nama baik Papa dengan tingkahmu!” Kata ayahnya. Aileen menganggukkan kepalanya dengan pelan. Siapa yang lebih buruk diantara mereka? Aileen yang melanggar peraturan karena berteman dengan orang tanpa kasta atau ayahnya yang tega membunuh orang lain dengan cara yang sadis? “Kalau bisa, aku berharap untuk tidak menjadi putri seorang Elysium. Aku berharap memiliki orang tua sederhana yang selalu mengajariku untuk berbagi kasih, bukan cara untuk mendapatkan kekuasaan!” Kata Aileen sambil mengusap air matanya. “Aileen, jangan mengatakan itu..” Kata ibunya sambil berusaha untuk membawa Aileen keluar dari ruangan ayahnya. Aileen menggelengkan kepalanya. Kenapa? Kenapa Aileen tidak boleh mengatakan hal itu? Kenapa selama ini hanya orang tua saja yang bisa mengatur bagaimana kehidupan anaknya? Kenapa hanya orang tua saja yang boleh mengharapkan seperti apa kehidupan anak-anaknya? Orang tua bisa berharap untuk mendapatkan anak yang baik, yang cantik atau tampan, yang pandai, yang sukses dan berkuasa. Kenapa seorang anak tidak boleh melakukan hal yang sama? Kenapa seorang anak tidak boleh mengharapkan seperti apa orang tua yang mereka inginkan? Kenapa? Kenapa dunia sangat tidak adil? “Jadi kamu datang ke sini untuk melawan Papa, Aileen? Kamu pikir kamu bisa melakukan sesuatu sesuak hatimu?” Tanya ayahnya sambil bangkit dari posisinya. Aileen tersenyum samar lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Tidak, Aileen tidak ingin melawan ayahnya. Seumur hidupnya, Aileen tidak pernah ingin melawan kedua orang tuanya. Saat ini, Aileen hanya sedang mengungkapkan kekecewaannya. “Kenapa Papa melakukan ini? Aku menghormati Papa, aku sangat menyayangi kalian.. tapi kalian menghancurkan hatiku.. aku tidak percaya pada keluarga ini..” Kata Aileen sambil menundukkan kepalanya. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Rasanya sungguh menyakitkan. Aileen tidak pernah mengira jika ayahnya adalah orang yang memberikan luka paling menyakitkan. Benar, patah hati pertama seorang putri adalah ayahnya sendiri. “Mereka akan menghancurkanmu dengan cara yang lebih buruk. Mereka orang tanpa kasta, apa yang kamu harapkan dari mereka?” Tanya ayahnya dengan santai. Apa yang Aileen harapakan dari mereka? Adeline dan ibunya juga sempat menanyakan hal yang sama. Saat tidak ada satupun alasan untuk mencintai Eros, Aileen tetap memilih untuk menjatuhkan hatinya kepada pemuda itu. Eros tidak memiliki apapun, sehingga Aileen juga tidak memiliki harapan pada pemuda itu. Tapi, selama ini Eros selalu menawarkan hal-hal baru yang tidak pernah Aileen dapatkan sebelumnya. Sebuah penerimaan yang begitu luar biasa, tatapan penuh kebahagiaan dan juga pelukan yang menenangkan. Selama ini Aileen selalu berdiri di atas kakinya sendiri, berjuang untuk mendapatkan segala hal yang dia inginkan. Tapi, begitu Aileen menemukan Eros, Aileen tidak menginginkan apapun lagi. Rasanya, segala hal yang dia butuhkan sudah terpenuhi. Aileen sering merasa kesepian, tapi senyuman Eros membuatnya merasa tidak sendirian lagi. Eros memang tidak memiliki harta apapun, tapi pemuda itu memiliki segala hal yang tidak dimiliki oleh penduduk di bumi ini. “Benar, Papa.. mereka hanya orang tanpa kasta, apa yang bisa mereka lakukan? Mereka bahkan tidak akan bisa menyentuhku, apalagi menghancurkan diriku..” Kata Aileen sambil tertawa pelan. Hari ini Eros mendapatkan duka yang begitu mendalam. Aileen tidak ingin diam saja, dia harus melakukan sesuatu. Aileen menatap ayahnya yang berdiri dengan tenang. Ayahnya seperti tidak terpengaruh dengan kekacauan yang Aileen buat sejak beberapa menit yang lalu. “Jangan salah paham pada Papa, Aileen. Ini semua untuk kebaikanmu..” Kata ayahnya dengan tenang. Aileen mendengus sambil menatap ayahnya dengan pandangan mengejek. Apa yang dia katakan? Apa yang terbaik untuk Aileen? Apakah selama ini hanya ayahnya saja yang tahu apa yang terbaik untuknya? “Biarkan aku menjalani kehidupanku sendiri. Papa tidak tahu apa yang terbaik untukku..” Kata Aileen dengan pelan. “Aileen..” Ibunya kembali memperingatkan Aileen. Aileen menganggukkan kepalanya. Ada banyak sekali hal buruk yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Aileen lelah, dia lelah dengan segalanya. Aileen hampir dibunuh oleh Kakaknya, Aileen harus menerima fakta menyakitkan tentang kematian Ethan, lalu Aileen harus menghadapi perdebatan dengan ayahnya sendiri. Aileen tidak percaya jika dia mengalami hal segila ini.. “Setelah aku keluar dari ruangan ini, tolong jangan menggangguku lagi, Papa. Biarkan aku melakukan apapun yang aku inginkan..” Kata Aileen dengan pelan. “Tidak bisa. Selama kamu masih berstatus sebagai anak di keluarga ini, kamu tidak bisa melakukan sesuatu sesuka hatimu..” Kata ayahnya dengan tenang. Aileen tertawa pelan. Lalu apa yang harus Aileen lakukan untuk bisa terbebas dari semua ini? “Haruskah aku memutuskan hubungan dengan seorang pembunuh seperti Papa?” Tanya Aileen. “Aileen! Kamu memang anak yang tidak tahu diri!” Kata ayahnya sambil membanting sebuah vas bunga yang ada di sampingnya. Aileen memejamkan matanya. Dia pikir vas bunga itu akan menghantam kepalanya. Aileen menolehkan kepalanya, dia menatap vas bunga yang tadi sempat melewati wajahnya dalam jarak yang begitu dekat. “Adena, apa yang kamu lakukan selama ini? Kenapa kamu tidak mendidik putrimu dengan baik?!” Tanya ayahnya. Aileen mengernyitkan dahinya. Kenapa ayahnya selalu menyalahkan orang lain untuk masalah yang dia sebabkan? “Maafkan aku, aku akan berbicara dengan Aileen. Kalau bisa, akhiri semua ini.. jangan memperpajang perdebatan kalian..” Kata ibunya sambil menundukkan kepala. Aileen tersenyum sinis. Ibunya akan selalu meminta maaf untuk sesuatu yang bukan salahnya. “Urus dia baik-baik. Jangan mengajarinya untuk membangkang dariku!” “Baiklah..” Aileen tidak tahan lagi. Selama 25 tahun hidupnya, baru kali ini dia merasa muak dengan ayahnya. “Jika hal seperti ini sampai terjadi lagi, Papa akan menemukan mayatku di pinggir jalan..” Kata Aileen sambil melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan ayahnya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD