"Sial aku lupa, kenapa aku meninggalkan dia di rumah itu sendirian. Walaupun rumah itu terlihat mewah, sebenarnya itu adalah rumah berhantu yang sudah usang, aku harus bergegas pulang menemuinya." Varis bergegas pulang untuk menemui Jessica yang kini tengah sendirian di rumah itu. Varis baru menyadari bahwa rumah itu hanyalah rumah kosong, satu-satunya hal yang membuat rumah itu terkesan mewah karena kemampuan dari Jin wanita penghuni rumah itu.
terlihat Jessica sedang sibuk di dapur itu, ia benar-benar serius memasak, sepertinya ia telah mencoba beberapa kali memasak tempe dengan teknik yang baru ia dapatkan dari Varis. Dapur itu terlihat berantakan, beberapa potong tempe bahkan terlihat tergeletak di lantai, sepertinya itu adalah tempe yang gagal ia buat.
"Bagaimana guru melakukannya? padahal aku telah mencobanya beberapa kali, tapi hasilnya sama saja, rasa yang dihasilkan tetap sama, apa rahasianya?" Jessica terduduk sebentar di bawah lantai dapur itu memegangi kepalanya dengan kedua tangan.
Ketika ia sedang merasa putus asa, tiba-tiba terdengar suara gesekan pintu, lantas Jessica mengalihkan matanya ke sumber suara itu.
"Guru? apa dia sudah pulang? aku belum menyelesaikan tugas ini dengan baik, aku harus segera membereskannya sebelum ia kemari, aku tak ingin merepotkannya," ucap Jessica lalu buru-buru membereskan kekacauan yang ia buat di dapur itu.
Langkah kaki semakin terdengar ketika Jessica mulai membereskan tempat itu, ia semakin mempercepat aktifitasnya itu. Suara langkah kaki semakin mendekat tetapi ketika Jessica menengok ke arah langkah kaki itu, tiba-tiba suara itu terhenti.
"Loh? guru? apa kau ada di sana? apa kau sudah pulang? maaf sebentar, aku sedang membereskan ini," ucap Jessica kembali merapikan pekerjaannya.
Setelah ia selesai dengan aktifitasnya itu, kemudian ia berniat untuk membawa hasil masakannya untuk di nikmati oleh Varis. Ia bergegas ke arah ruang tamu dan membawa sepiring tempe yang telah ia buat sebelumnya.
"Aku harap guru menyukai masakannya, aku telah berusaha keras untuk ini," ucap Jessica lalu bergegas mendekati gurunya.
Sesampainya di ruang tamu, ia tak melihat Varis di mana pun, ia mengira mungkin Varis langsung masuk ke kamarnya, kebetulan kamarnya pun tertutup saat itu.
"Ah ternyata langsung beristirahat ya? padahal aku ingin dia mencicipi masakanku ini," ucap Jessica yang merasa kecewa dengan keadaan itu.
Ia menunggu Varis di sofa ruang tamu yang juga jaraknya tidak jauh dari pintu kamar Varis. Ia menunggu sampai Varis keluar, sesekali melihat ke arah pintu kamar Varis. Sekilas ia seperti melihat bayangan hitam di ujung jendela sebelah kamar Varis, tetapi ia tak mempedulikannya.
"Ah dia sepertinya sedang tidur, sudah dua jam aku menunggunya di sini, apa sebaiknya aku ketuk saja? Lagipula ini sudah sore, aku harus membatalkan acara menginapku di rumah ini, setelah aku pikir kembali itu hanya akan mengganggunya, aku akan datang setiap saat," ucap Jessica memberanikan diri mendekati kamar Varis dan mulai berdiri di sana.
"Guru, sepertinya aku harus pulang, dan sebelum aku pulang, aku mau kau memakan hasil masakanku," ucapnya sembari mengetuk pintu.
Tak ada jawaban dari kamar Varis, hal itu membuat Jessica ingin menerobos masuk ke kamar itu. Tetapi perasaannya mulai tidak enak, tiba-tiba udara dingin memenuhi ruangan itu.
"Ruangan ini terasa lebih dingin dari sebelumnya," ujar Jessica yang masih berdiri di depan pintu kamar Varis.
Jessica merasa seperti ada yang menatapnya, tetapi Jessica yakin tak ada siapa pun di dalam rumah itu. Ketika ia membalikkan badannya dan melihat ke arah kamar mandi, seperti ada sekelebat bayangan hitam melintas di sana. Jessica membalikkan tubuhnya kembali dan fokus pada Varis yang ada di dalam, sekali lagi ia mengetuk namun tak ada jawaban.
"Aku harus membukanya, perasaanku tidak enak," ucap Jessica memegangi gagang pintu kamar Varis lalu menekannya ke bawah.
Tiba-tiba pintu depan rumah itu terbuka dan yang ada di sana ternyata Varis. Jessica sungguh terkejut, pasalnya suara langkah yang sebelumnya ia dengar ketika di dapur adalah suara langkah Varis.
"Aku pulang."
"Guru? apa kau baru pulang?" tanya Jessica terkejut kepada Varis yang baru saja masuk ke rumah itu.
"Iya, aku baru saja pulang," ucap Varis.
"Lalu tadi itu?" ucap Jessica sedikit kebingungan.
"Hah? apa maksudmu?" tanya Varis pada Jessica.
"Oh tidak, mungkin itu hanya perasaanku saja," ucap Jessica lalu mendekati Varis.
Dalam hatinya ia bertanya-tanya, sebenarnya suara langkah siapa yang sebelumnya ia dengar. Jika Varis baru saja pulang, itu artinya itu adalah suara langkah orang lain.
"Apa kau ada masalah?" tanya Varis kepada Jessica yang sedikit melamun memikirkan yang baru saja ia alami.
Kejadian mistis yang baru saja ia alami adalah hal yang wajar, berhubung di rumah itu memanglah rumah yang angker. Sebenarnya Varis mengetahui apa yang baru saja Jessica alami di sana, mata batinnya pun melihat beberapa makhluk yang berkeliaran di dalam rumah itu.
"Sepertinya makhluk penghuni rumah ini bereaksi dan mencoba mengganggu Jessica, aku harus cepat mengantar dia pulang, sebenarnya bisa saja aku menangani semua makhluk ini, tetapi aku malas berhubungan dengan mereka," gumam Varis.
Sore itu Jessica memutuskan untuk pulang karena merasa tak enak hati harus menginap di sana, ia pun takut mengganggu Varis. Jessica di jemput dengan mobil yang tiba-tiba sudah terparkir di depan rumah itu.
"Aku pulang dulu guru, aku akan belajar semua yang aku dapat darimu hari ini," ucap Jessica kepada Varis.
"Iya hati-hati, terimakasih atas semuanya," ucap Varis melambaikan tangan.
"Dia benar-benar anak orang kaya," ucapnya seraya melangkahkan kakinya kembali ke dalam rumah itu.
"Sudah beberapa hari ini kemana si Gwaimol itu, awas saja kau kalau sudah kembali takkan ku keluarkan lagi."
Jam menunjukkan pukul 5 sore, di sebuah toko kue di pusat kota, seorang kepala koki sedang terlihat kebingungan dan sedikit kesal dengan apa yang dilakukan oleh anak buahnya.
"Sial, rasanya berbeda, bagaimana caranya orang itu membuat makanan seenak itu," ucapnya setelah mencicipi satu perkedel yang ia buat di sana.
Beberapa waktu lalu ia adalah seorang yang mencoba mencicipi makanan yang dibuat oleh Varis di stasiun kereta. Orang itu tak sengaja memakan dan menyisakan satu potong untuk ia bawa pulang. Kesan pertama ketika mencicipi makanan itu sangatlah luar biasa, dia bahkan tak percaya ada makanan yang komposisinya sangat pas.
"Gagal lagi, bawakan lagi aku bahan masakannya, ini tak bisa dibiarkan, posisiku sebagai chef terbaik akan hancur karena orang itu, walaupun aku tak tahu siapa dia sebenarnya," ucap orang itu sembari memarahi pegawainya.
"Sebenarnya dia kenapa? dua hari belakangan ini ia bahkan menutup toko ini hanya untuk sebuah perkedel goreng, apa yang spesial dari perkedel itu," ucap salah satu anak buah chef itu yang saat ini tengah menyiapkan bahan masakan yang di minta bersama satu temannya.
"Apa kau tak tahu? Beberapa waktu lalu seorang laki-laki membuat masakan yang sangat enak, bahkan sampai membuat orang menangis terharu karena masakannya," balas temannya memberitahu.
"Ah kau ini berlebihan sekali, bagaimana bisa ada masakan yang lebih enak dari chef Ari, tidak mungkin, kalaupun ada, dia pasti keturunan dari chef Ari sendiri."
Benar, dia adalah chef Ari yang dijuluki si Dewa masakan. Namanya terkenal di dunia chef, tak ada yang tak mengenal chef satu ini. Posisinya saat ini adalah chef terbaik yang sering mendapat banyak penghargaan sebagai tokoh inspiratif di bidang memasak. Jessica sendiri sangat mengagumi chef Ari, dan berambisi mengalahkan eksistensi chef Ari di dunia masak. Chef Ari sendiri memiliki banyak murid yang sering menjuarai lomba memasak, tak ada yang tak bisa ia masak, tetapi ketika ia merasakan sendiri masakan yang dibuat Varis, tiba-tiba ia merasa gagal menjadi chef.
"Cepat bawakan, apa yang sedang kalian lakukan!" ucap chef Ari masih marah-marah.
Sudah dua hari ini ia memasak tapi belum mendapatkan hasil yang sesuai. Seluruh anak buahnya hanya terdiam saat chef Ari marah.
"Maaf chef, sebenarnya masakanmu ini sangat enak, beberapa kali kami coba pun tetap enak," ucap salah seorang anak buahnya menenangkan chef Ari yang sebelumnya tak pernah semarah itu.
Ia berhenti sejenak menarik napas mengatur emosi yang menggebu. Ia melihat ke arah anak buahnya yang terlihat khawatir dengan keadaannya sekarang. Bisa-bisanya ia sangat emosi karena masakan yang dibuat oleh Varis.
"Huft."
"Maafkan aku karena melampiaskan semua pada kalian, tetapi aku merasa masakanku ini tak ada apa-apanya dibandingkan orang itu, aku tak tahu apa yang ia lakukan sampai masakannya seenak itu," ucap chef Ari kembali tenang.
Pengakuan itu membuat anak buahnya terkejut dan menjadi perbincangan. Rumor yang beredar ternyata benar, jika chef Ari frustasi akibat masakan seseorang dari stasiun kereta.
"Jadi rumor itu benar? Ada orang yang memiliki masakan yang lebih enak darimu chef?" tanya seorang pria yang sebelumnya tak percaya.
"Benar," jawab chef Ari yang membuat semua orang terkejut.
"Ketika aku menggigit makanan itu, jantungku berdegup kencang serta aliran darahku mengalir cepat, bahkan membuat bulu kudukku berdiri. Aku sudah tak tahu lagi apa yang harus aku katakan, otot-ototku tiba-tiba lemas, lidahku seakan merasakan sebuah sensasi luar biasa yang belum pernah dirasakan, gigitan pertama itu membuat mulutku tak ingin berhenti memakannya, dan itu benar-benar lezat sampai-sampai aku tak bisa tidur dibuatnya karena aku ingin merasakan kembali masakan itu," ucap chef Ari sangat serius menjelaskan.
"Jadi alasanmu sebenarnya hanya untuk memakan kembali masakan itu? dan kau ingin membuatnya sendiri?" tanya anak buahnya lagi.
"Benar." Pengakuan itu membuat anak buahnya semakin tak percaya dengan apa yang chef Ari katakan.
Selama ini mereka tahu jika chef Ari termasuk orang yang sangat berhati-hati dalam memberikan penilaian. Baginya tak ada satu pun masakan yang sempurna di matanya, bahkan beberapa masakan dari chef terkenal pun tak pernah ia puji, ia selalu merasa masakan itu ada yang kurang, tetapi saat ini ia benar-benar memuji dan merasa jika itu adalah masakan yang sempurna.
"Sempurna, masakan itu sangat sempurna, orang itu seperti menggunakan sebuah sihir," ucap chef Ari menegaskan kembali tentang kelezatan masakan yang dibuat Varis.
"Aku akan menyelidikinya dan mencari rahasia tentang masakannya itu. Aku yakin dia memiliki resep rahasia tersembunyi pada masakannya."
Seorang chef yang jatuh cinta pada gigitan pertama masakan seorang amatiran seperti Varis.