Pagi itu Jesika terlihat lebih pendiam dari biasanya. Tak ada senyum ramah nan ceria yang biasa menghiasi wajah cantik wanita itu. Pandangannya terfokus pada laptop menyala dan sesekali menoleh singkat saat William bertanya sesuatu dan kembali fokus setelah itu. Melihat sikap Jesika yang tak seperti biasanya, membuat William mengerutkan dahi heran. Namun, saat William mencoba mengajak wanita itu berbicara Jesika hanya menjawab sesekali sedangkan pertanyaan yang lain hanya dijawab dengan gelengan kepala. Saat makan siang tiba Jesika juga tak nampak antusias seperti biasanya. Wanita itu meletakkan kepala di atas meja dengan kedua tangan sebagai bantalan. "Ada apa?" Jesika membuka mata sekilas. Menjawab pertanyaan William dengan gelengan kepala dan kemudian kembali memejamkan mata. "Jes