Zombie 36 - Where Are You?
Mereka tiba tepat di depan laboratorium kota Troxbo. Di depan ada sekitar satu lusin kawanan Zombie. Mungkin mereka bisa mengatasinya. Soalnya Xavier penasaran. Mungkin saja teman-temannya terjebak di gudang penyimpanan.
"Kalian bisa mengatasi kawanan Zombie yang ada di depan laboratorium?" Tanya Xavier. Kalau Gerland sih sudah pasti bisa membunuh Zombie. Xavier masih meragukan Mark. Mengingat terakhir dia hanya gemetar saat akan menebak Zombie.
"Gue bisa," sahut Gerland.
Xavier melirik ke arah Mark. "Akan gue usahakan," jawab Mark akhirnya. Xavier masih sedikit ragu dengan jawaban Mark. Namun, tidak ada waktu lagi untuk berpikir. Mereka harus segera menyalakan kawanan Zombie itu dan segera mengecek gudang penyimpanan. Semoga saja mereka benar-benar ada di gudang penyimpanan. Kalau tidak, mereka harus tetap mencari keberadaan teman-temannya yang menghilang.
Xavier dan Gerland mulai turun dari mobil. Mereka berdua langsung menyerang kawanan Zombie yang berada di depan laboratorium satu per satu. Mark mulai turun ia memberanikan diri untuk melawan satu Zombie yang ada di hadapannya. Zombie itu mulai menyerang. Sempat sulit mengendalikan Zombie itu, tapi Mark berhasil menikam kepala zombie dengan pisau yang ia bawa. Akhirnya dia bisa membunuh Zombie juga. Mark ikut melawan kawanan zombie bersama Xavier dan Gerland. Diam-diam Xavier juga memperhatikan cara Mark membunuh Zombie. Ia tidak mau sampai Mark tergigit karena belum terlalu berani melawan zombie. Namun, syukurlah ternyata Mark sudah mulai bisa melawan rasa takutnya. Mark sudah mulai bisa membunuh Zombie.
Setelah membereskan semua kawanan Zombie di depan laboratorium. Mereka mulai masuk kedalam laboratorium. Mereka tetap harus menyisir terlebih dahulu laboratorium. Takutnya kawanan Zombie yang banyak bersembunyi di dalam laboratorium. Setelah di rasa aman. Mereka langsung berlari ke arah gudang penyimpanan. Xavier langsung menempelkan kartu identitasnya ke sensor pintu gudang penyimpanan. Pintu itu terbuka, di dalamnya kosong tidak ada siapa-siapa. Dimana mereka sebetulnya? Kalian dimana? Xavier tidak bisa kembali ke kota Floxan, tanpa teman-temannya. Terutama profesor Felix.
"Ternyata mereka tidak ke sini," Mark menepuk jidatnya yang tidak bersalah.
"Sebenarnya dimana mereka?" Gerland mulai kesal. Karena ternyata mereka tidak ada di gudang penyimpanan laboratorium.
"Mereka pasti terus bergerak. Begini saja, dari pada kita balik lagi setelah menjauh dari kota Troxbo. Lebih baik kita ke terowongan bawah tanah lagi. Kita lawan kawanan Zombie yang ada di bawah tanah secara perlahan. Kita membutuhkan barang-barang yang tersimpan di sana. Termasuk senapan bius gue. Kita ambil dan kita bawa memakai bus yang di pinjamkan oleh Mrs. Sam. Setelah itu, baru kita cari mereka lagi. Gimana?" Usul Xavier.
"Setuju gue, jadi saat menemukan mereka. Kita enggak perlu repot-repot putar balik ke terowongan bawah tanah. Kita langsung pergi saja ke kita Floxan," dukung Gerland.
"Ya, gue juga setuju. Sambil kita lihat. Di terowongan bawah tanah ada zombienya siapa saja. Seharusnya kita lakukan hal ini, itu kemarin. Saat kita tiba di sana. Tapi ya sudahlah. Dari pada tidak sama sekali," ujar Mark.
Ya, betul sih. Seharusnya mereka melakukan penyisiran di terowongan bawah tanah kemarin saat tiba di sana. Namun, mereka malah berjalan menuju laboratorium. Dengan harapan kosong yang ternyata tidak seusai harapan mereka. Mereka bertiga harus mengecek kembali terowongan bawah tanah. Siapa tahu masih ada yang tersesat di sana dan membutuhkan pertolongan mereka.
Xavier, Mark dan Gerland kembali ke mobil. Kali ini Mark yang menyetir. Mereka kembali lagi menuju terowongan bawah tanah. Berharap apa yang mereka simpan masih ada di terowongan bawah tanah. Mereka harus membawanya. Karena Xavier rasa persediaan yang di simpan di tenda gudang persediaan makanan cukup banyak. Cukup untuk persediaan selama satu bulan. Jadi sayang sekali kalau di biarkan terkubur begitu saja di bawah tanah, bersama kawanan Zombie.
Butuh perjalanan setengah hari dari laboratorium ke terowongan bawah tanah. Hidup memang sulit di tebak. Giliran sudah mendapatkan tempat yang aman. Dan bisa di gunakan untuk penelitian mereka. Orang-orangnya malah menghilang entah kemana.
Sepanjang perjalanan Gerland terus memikirkan Layla. Apa Layla selamat bersama yang lainnya? Meskipun belum begitu mengenal Layla. Gerland masih berharap, semoga Layla masih selamat. Agar Gerland bisa mengenal Layla lebih jauh lagi. Mereka pasti saling merindukan. Jelas jika mereka mulai menjalin hubungan lagi. Mereka harus siap ketika situasi ini terjadi lagi. Kalau tidak berpisah karena hal ini, ya mungkin kematian yang memisahkan mereka.
Sesampainya di atas lubang terowongan bawah tanah. Xavier masuk terlebih dahulu. Diikuti oleh Mark dan Gerland. Perlahan Xavier menuruni anak tangga satu persatu. Nampaknya kawanan Zombie masih menunggu di bawah sana. Xavier menghitung kawanan Zombie yang berada di dasar terowongan bawah tanah. Ia mengarahkan senternya, karena memang di bawah sana cukup gelap.
"Ternyata hanya ada delapan, Zombie di bawah sana. Mungkin sebagian dari mereka bersembunyi di tenda-tenda," ujar Xavier memberitahukan apa yang ia lihat.
"Ya, kita harus tetap hati-hati. Jangan sampai tergigit. Kita akan lawan delapan Zombie itu!" Sahut Gerland.
Begitu mereka turun, mereka bertiga langsung menikam kepala Zombie dengan pisau mereka masing-masing. Mark sekarang lebih agresif. Dia yang banyak menikam kepala Zombie. Baguslah, tidak terlihat Mark yang kemarin ketakutan ketika berhadapan dengan Zombie. Dia sudah lebih berani, Mark sudah bisa melindungi dirinya dari serangan zombie.
"Kita berpencar! Kalau ada sesuatu berteriak lah. Kalau enggak gunakan pistol saat terdesak. Pasang telinga dan pasang mata. Bawa apa saja yang bisa kita bawa. Tentunya yang berguna untuk kita nanti. Cari di masing-masing tenda dulu. Lalu kita berkumpul di tenda gudang penyimpanan," Xavier memberikan instruksi pada Mark dan Gerland.
Xavier melihat tenda-tenda yang mereka bangun sudah sangat berantakan. Ia sesekali menemukan Zombie yang berkeliaran. Tadi dia membunuh Zombienya Nita dan Eliza. Entah berapa teman yang sudah menjadi zombie. Jessica pasti sangat sedih karena anggota kelompoknya sebagian telah menjadi zombie.
Xavier menemukan tendanya selama tinggal di terowongan bawah tanah. Ia langsung mencari senapan yang ia butuhkan, untuk membius Zombie. Syukurlah masih ada di tempatnya. Itu artinya selama tempat ini di serang oleh Zombie. Belum ada manusia yang lain, yang menjamah tempat ini. Xavier membawa barang-barang yang di perlukan. Ia masih harus menyisir tempat ini. Kemudian segera pergi ke titik kumpul yang tadi ia instruksikan. Yaitu tenda gudang penyimpanan. Di sana pasti banyak yang masih tersimpan.
Sementara Gerland, bukannya ke tendanya. Dia malah ke tenda Layla duluan. Ternyata tendanya sudah tidak berbentuk tenda lagi. Sepertinya kawanan Zombie telah merusaknya. Gerland segera memeriksa tenda lainnya. Begitu pun dengan Mark ia terus memeriksa tenda-tenda yang memang kosong. Mark akan segera ke tenda gudang penyimpanan. Di sana sudah ada Gerland yang sedang menunggu.
"Kita tunggu Xavier dulu. Baru kita masuk bersama-sama," usul Gerland. Mark hanya mengangguk. Tidak lama Xavier datang.
"Kalian sedang apa? Kenapa diam di sini?" Tanya Xavier.
"Kita nungguin elo, kita akan masuk bareng-bareng ke tenda gudang penyimpanan ini," sahut Mark.
"Oke baiklah kita masuk!"
Saat tenda di buka, ada dua Zombie yang ada di dalam tenda. Mereka langsung menikam kepala Zombie itu. Ternyata tenda gudang penyimpanan masih sangat lengkap. Banyak makanan kaleng yang masih tersusun rapih dan juga senjata yang masih berjejer menurut fungsi dan jenisnya. Olivia memang hebat dalam menata barang.
"Ambil semuanya, ini akan berguna untuk kita nanti," perintah Xavier. Saat ia membuka lemari besar di ujung tenda.
"Ampun! Tolong jangan bunuh aku!" Pekik seorang perempuan. Xavier mengarahkan senternya ke arah suara perempuan itu.
"Oliv, elo masih hidup? Ini beneran elo?" Tanya Xavier tidak percaya. Secara tadi pas mau masuk tenda gudang penyimpanan ini saja sudah ada dua Zombie di dalamnya.
"Iya ini gue Oliv, mereka semua pergi dari sini. Gue memilih mengunci diri di lemari. Untunglah kalian ada di sini. Gue sudah sangat kelaparan," ucap Olivia.
"Bagaimana bisa kawanan Zombie menyerang tempat ini? Bisa elo ceritakan kejadiannya?" Selidik Xavier. Mark dan Gerland mendekati mereka. Sepertinya Olivia akan menceritakan kronologi apa yang terjadi di terowongan bawah tanah ini.
"Dua hari yang lalu, Jessica, Layla dan Merry keluar. Mereka seperti biasa mencari persediaan dan mencari sampel kulit Zombie yang profesor Felix butuhkan. Namun, ternyata Eliza dan Kiky pergi tanpa izin, mengikuti Jessica. Saat Jessica sudah kembali. Mereka berdua malah tersesat. Jessica dan Layla kembali mencari mereka setelah lewat senja. Ternyata mereka sedang dikerumuni oleh kawanan Zombie. Kiky di makan habis oleh para zombie. Jesicca dan Layla membawa Eliza ke terowongan bawah tanah. Jessica memarahi Eliza karena telah melanggar aturan. Enggak tahunya, Eliza menyembunyikan sesuatu. Dia tidak bilang, kalau dia juga tergigit. Tidak lama, kekacauan terjadi. Eliza berubah menjadi zombie. Ia memakan setiap orang yang ada di depannya. Kita semua panik. Tidak ada yang membawa apapun dari sini. Mereka semua langsung naik tangga. Dan gue terjebak di sini. Gue enggak bisa ambil resiko buat menerobos kawanan Zombie yang berkeliaran. Karena gue sendiri belum bisa membunuh zombie. Jadi gue bersembunyi di lemari itu," cerita Olivia panjang lebar.
Ternyata dugaan Gerland benar. Eliza tergigit, hal itu membuat kekacauan di bawah tanah ini. "Lalu elo tahu kemana perginya mereka?" Tanya Mark.
"Entahlah, gue langsung bersembunyi di lemari itu. Gue enggak tahu mereka pergi kemana. Gue juga sempet mikir, mungkin gue akan mati kelaparan di dalam lemari itu, tapi syukurlah ada kalian. Terimakasih," ujar Olivia. Terlihat sekali ia sangat lega. Karena Xavier dan temannya menemukan Olivia.
"Oke. Sekarang elo bantu kita. Angkut semua barang yang ada di tenda ini. Kita akan pindah ketempat yang lebih aman. Kita tinggalkan pesan saja di kertas. Di sini dan nanti di penutup terowongan bawah tanah. Kita tulis, bahwa kita akan pindah ke kota Floxan," perintah Xavier.
Mereka langsung memasukan beberapa senjata ke tas senjata dan memasukan makanan juga kedalam tas. Mereka harus cepat bergegas pergi. Mereka masih harus menemukan Jessica dan yang lainnya. Tempat ini akan segera di tutup. Agar tidak ada zombie yang terjebak masuk kedalam sini. Mereka semua memasukan persediaan makanan dan senjata ke dalam bus. Xavier menutup lubang menuju terowongan bawah tanah. Xavier menulis pesan, semoga saja Jessica atau yang lainnya membaca ini. Xavier menulis, 'Kami menuju kota Floxan. Di sana aman, pergi lah ke rumah sakit Amehra. Dan cari orang bernama Mrs. Sam. Mereka akan menampung kalian'. Kurang lebih Xavier menuliskan pesan seperti itu.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari Jessica dan yang lainnya. Dugaan mereka, Jessica dan yang lainnya pasti masih ada di kota Troxbo. Dengan tidak menggunakan kendaraan. Mereka pasti belum begitu jauh, semoga saja mereka cepat di temukan. Agar mereka secepatnya bisa ke kota Floxan.
Xavier tidak bisa memulai penelitiannya tanpa profesor Felix. Mereka juga perlu mencampurkan chemical lagi. Karena chemical yang ada di tenda terowongan bawah tanah. Sudah tercampur satu sama lain. Takutnya jika di pakai, akan menimbulkan ledakan. Atau terciptanya virus baru yang lebih berbahaya lagi. Jadi Xavier tidak mau gegabah. Ia harus lebih sabar untuk menemukan teman-temannya dulu. Baru setelah itu memikirkan penelitiannya kembali. Kalaupun nanti ternyata profesor Felix telah menjadi zombie. Ia akan mencoba menciptakan sendiri formulasi chemical yang nantinya akan menjadi vaksin dari virus zombie ini. Xavier tahu semuanya tidak akan mudah. Namun, dia tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan terus berjuang, sampai wabah ini benar-benar berakhir.
Masih ada Mark, Gerland dan Olivia yang bisa membantu Xavier nantinya. Mereka harus memastikan dulu kondisi teman-temannya. Apa masih dalam kondisi hidup, atau sudah berubah menjadi zombie. Baru mereka memutuskan untuk segera ke kota Floxan. Dan memulai kembali penelitian, tanpa profesor Felix sebagai pendamping utama penelitian mereka.