Hah !!

1001 Words
Shella terbangun dari tidurnya akibat kelelahan menangis dan memutar otak. "Hah! Sudah jam 9 malam ! " Ia meraih ponsel dari bawah bantal lalu mengecek panggilan masuk. " 134 panggilan tak terjawab dari nomer berbeda dan tak dikenal , 89 chat , 77 SMS." "Waduh, aku tidur apa pingsan sampai ngga dengar dering ponsel" ucap Shella. Wajahnya memucat membaca satu persatu pesan yang sudah pasti penuh ancaman. Shella melangkah gontai ke kamar mandi. Dinyalakan nya shower sekaligus kran dalam bathub lalu ia terduduk lemah di bawah pancuran shower yang deras masih dengan pakaian lengkap. Ia menangis sejadi-jadinya meluapkan perasaan frustasi dan ketakutannya . Suara kran yang mengalir deras ke dalam bathub meredam suara tangis Shella agar tak terdengar penghuni apartement lain nya. Setelah puas meluapkan segala kepedihan dengan menangis, Shella pun mandi. Setelah mandi ia berjalan lemah menuju meja rias di kamar nya. Dipandangi wajah dan tubuhnya yang cantik namun terlihat pucat dan berantakan sekarang. Niat hati ingin membuktikan kalau ia mampu hidup tanpa suami yang kerap menganiaya apabila cemburu menguasai otak suaminya . Mengandalkan kecerdasannya ditambah kecantikan yang dimiliki, ia mampu bekerja dan berusaha untuk membesarkan buah hatinya Alghifary. Suatu ketika ia memilih untuk berhenti bekerja dan memulai usaha. Dengan modal seadanya ia merintis usaha pengadaan barang, jasa, juga jual beli. Segala hal yang menguntungkan ia lakukan. Berbekal percaya diri dan belajar dari mbah google ia menekuni usahanya. Namun siapa sangka ia terpeleset dalam kesalahan fatal yang menghambat usahanya dan mencoreng nama dan kepercayaan yang ia rintis selama 3 tahun belakangan ini. Hal yang paling ia takutkan adalah nasib ibunya yang kini ditawan dan hak asuh anak nya yang akan direbut mantan suami apabila ia melakukan kesalahan fatal seperti ini. Kembali ia menatap wajah nya dicermin. Usia nya yang genap 26 tahun tergolong masih muda namun pengalaman hidup benar-benar mendewasakan perempuan mandiri, singel parent yang sedikit angkuh dan egois. Dering ponsel menyadarkan Shella yang termenung di depan cermin. Ia berjalan kearah tempat tidur lalu mengambil ponselnya diatas nakas. "Hallo.." Sapa nya penuh kecemasan menjawab panggilan dari nomer yang tak ia kenal. " Kemana aja Shell dari tadi susah sekali aku hubungi ?" Shella mengernyitkan dahinya sambil melihat ponselnya untuk memastikan siapa yang menghubungi nya. "Siapa ini ?" tanya nya "Lupa ya..? Aku Martin. "Memang ngga kangen apa? "jawab Martin menggoda "Martin?" tanya Shella bingung. Darimana dia tau nomerku? pikir Shella. "Pasti bingung yaa ,, Aku dapat nomer dari resepsionis kantor. Shell,, bisa kita diskusikan lagi tentang bisnis tadi? " Shella ingat tadi ia mengisi biodata di buku tamu diminta oleh resepsionis kantor Martin sewaktu ingin menemuinya. Shella menarik nafas dalam-dalam. Ingatannya kembali mengingat percakapan mereka di ruang kerja Martin siang tadi. Ada perasaan sakit dan kecewa di hati nya. Kembali Shella menghembuskan nafas dengan kasar. "Huuuuffftttt..!!! Apa yang mau didiskusikan lagi? Hal yang tidak mungkin aku lakukan." jawab Shella pelan dan lemah. "Coba pikirkan baik-baik Shell.. Kamu terdesak keuangan. Aku pun terdesak ingin memiliki anak . Sisa usia istriku tak panjang. Aku ingin menikmati memiliki keluarga yang utuh. Memberikan moment yang bahagia pada istriku sebelum akhirnya ia pergi menutup mata selamanya,, meninggalkan ku ." bujuk Martin memohon "Gila!! dia pikir aku apa?? " bathin Shella merutuk. "So sweet sekaleeee" ledeknya seraya menutup telepon. "Shell... Hallo.." Shella mematikan telepon dan melemparnya ketempat tidur. Ponsel itu kembali berdering. Shella tak peduli. Dia hafal kelakuan Martin yang pasti tidak akan berhenti menghubunginya. Benar saja, Hp Shella terus menerus berbunyi. Shella membiarkan Hp nya ramai bersuara. Ia berjalan ke lemari dan mengambil piyama tidurnya lalu memakainya. Setelah itu ia menghampiri kulkas untuk membuat telor ceplok karena cacing dalam perutnya tak kalah ramai dengan suara ponselnya berteriak-teriak. Setelah selesai makan , Shella berniat menghubungi papa nya untuk menanyakan kabar anaknya Ghifarry. Hp Shella masih saja berdering saat ia ingin menghubungi papa nya. Shella pun kesal . "Dasar Ribeeeetttt !!!!" geram nya. Diangkatnya telepon dengan pencetan kasar dan langsung murka ia menjawab panggilan telepon itu. "Kau pikir aku perempuan seperti apa yang rela di tiduri dan siap hamil dengan status yang ga jelas?! Mikir !!! " Murka Shella meluapkan amarahnya. "Ternyata kau perempuan bermasalah!! Belum selesai masalah denganku sekarang kau pun hamil. Rupanya lelaki yang menghamilimu tak mau bertanggung jawab. Sungguh pasangan serasi. Kau pun seperti itu, tak mau bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan ." ujar suara di dalam telpon dengan santainya membalas murka Shella. Shella terbengong mendengar respon dari orang yang ia pikir Martin yang barusan meneleponnya. "Heemmm.. Bukan urusanku juga, kau mau hamil dengan siapa pun. Selesai kau bereskan soal cincin berlian, silahkan kau urus lelaki tak bertanggung jawab itu." ujar lelaki di dalam telepon . "Jika butuh bantuanku untuk melenyapkan lelaki tak bertanggung jawab itu, kau boleh andalkan ku, tapi nanti,, setelah urusanmu denganku selesai.." "Atau kau perlu aku carikan pengganti ayah calon bayi mu?? Aku siap membantu. Nanti aku carikan." sambung lelaki itu lagi. Shella diam ternganga mendengar ucapan lelaki tersebut. Darahnya mendidih ke kepala . Emosinya berkobar merasa di lecehkan oleh ucapan lelaki yang tak ia kenal. Shella yakin itu bukan suara Pak Prayoga. "Hai , jaga mulutmu ! Aku tidak seperti yang kau pikir !" bentak Shella "Mana aku tau kamu seperti apa? Yang aku tau kamu perempuan pengecut yang lari dari masalah dan membiarkan ibu nya menanggung semua kesalahanmu." ucap si penelepon lagi-lagi dengan tenang nya. "Jangan sembarangan bicara! Aku akan melakukan apa pun demi menyelamatkan ibu ku !" Berhenti menghakimiku!!!" sanggah Shella gusar. "Menghamili?? Kapan aku menghamilimu??" seloroh penelepon itu lagi memancing emosi "Hai, banci !! Sekali lagi kau berani lecehkan ku, tak akan kubiarkan !!!" "Nice...anak manis.. Kalau begitu, temui aku sekarang atau kau katakan keberadaanmu dimana. Aku atau anak buah ku akan menjemputmu." ujar si penelepon lagi dengan santai nya. "Ingat nona, aku b******n. Tapi sebajingan apa pun aku, tak akan ibuku aku korban kan !!" lanjutnya dengan nada geram menahan emosi. "Hah..!!" Shella terkejut. "Tut..Tut...Tut.." panggilan terputus. "Si- apa dia?! " Huuuuffftttt... Shella melempar ponselnya ke ranjang. Tubuhnya menggelosor kelantai. Sambil terduduk ia mengguyarkan rambut panjangnya meluapkan kekesalannya pada semua masalah ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD