BAB 5

1290 Words
Andrea sedang berbaring lemas di atas tempat tidur, Javier melihatnya penuh tanya, Entah kenapa Javier merasa bahwa sakitnya Andrea karena sikap kasarnya selama ini, Andrea telah sabar menghadapinya. Apa yang salah dengan sedikit memberikan perhatian padanya. Andrea hendak meraih minum di atas nakas dengan cepat Javier mencegah Andrea yang hampir saja terjatuh, Andrea menatap Javier dan tatapan mereka menghujam lembut, ada desir hati yang tenang melihat wajah Javier, apakah Andrea menyadari begitu pentingnya Javier untuknya walaupun hanya sekedar berdebat setiap hari tanpa mengenal waktu. Javier mengambil minum di atas nakas lalu membantu Andrea meminumnya. "Terima kasih," ujar Andrea lalu kembali berbaring di bantu Javier. "Apa tak seharusnya kamu ke dokter?" tanya Javier sembari memperbaiki posisi selimut yang sejak tadi berantakan dan menutupi tubuh istrinya. "Aku tak apa-apa hanya butuh istirahat saja lagian dokter pagi tadi sudah kemari memeriksaku," jawab Andrea. Javier duduk di tepian ranjang menatap sendu wanita yang sering ia kasari. Menatapnya penuh selidik. Andrea berbaring dan membelakangi Javier. "Apa kata Tenly?" tanya Javier. "Aku tidak tahu," gumam Andrea. "Beristirahatlah dulu, aku akan ke ruangan kerjaku," ujar Javier. "Jangan tinggalkan aku, aku takut sendiri." "Biasanya juga tidak." "Karena ini pengecualian, aku sedang sakit dan aku takut sendiri ketika aku sakit," gumam Andrea membuat Javier tersenyum simpul. "Baiklah, aku berganti pakaian dulu dan aku tidak akan kemana-mana," ujar Javier. Javier melangkah masuk ke kamar ganti, beberapa menit kemudian Javier keluar dan melihat Andrea sudah tertidur dengan gelisah, Javier menghampiri Andrea dengan naik ke atas ranjang, Javier menyentuh jidat Andrea dan badan Andrea benar-benar panas. "Ya tuhan, kenapa panas sekali?" Ujar Javier. Andrea Tanpa sadar memeluk Javier yang sedang duduk di sampinya, sembari menyerendengkan Kepalanya di kepala ranjang, Javier membelalak merasakan pelukan Andrea karena ia tau jika Andrea tak sadar melakukan ini jika sadar ia tak akan mungkin memeluk Javier. Karena mereka memang tak akur. Javier mengelus lembut rambut Andrea. Suara ketukan kamar dan Katie masuk kedalam kamar Javier dan Andrea, katie melihat Javier sedang mengelus lembut rambut Andrea. Javier turun dari ranjang. Menghampiri Katie. "Ada apa, Katie?" tanya Javier. "Aku ingin bicara denganmu." "Apa penting?" "Jadi kau tak mau bicara padaku kalau tidak penting?" "Bukan begitu, Katie." "Terus apa?" "Aku tak bisa meninggalkan Andrea, Andrea sedang sakit," jawab Javier "Tapi__" "Baiklah kita bicara di luar" Bisik Javier lalu menarik Katie untuk keluar bersamanya. Javier dan katie berbicara di luar kamar. "Ada apa Kat?" tanya Javier. Katie bersandar di Pagar Tangga dan menatap Javier penuh tanya. "Apa kamu menyukainya?" tanya Katie "Apa maksudmu?" "Kamu Pasti sudah tau maksudku" "Ya tak mungkinlah, dia sakit, jadi aku hanya__" "Hanya apa?" "Jangan menyelidi Perasaanku Kat" "Aku tak menyelidikimu, aku hanya bertanya Jav" "Aku kan sudah menjawabnya, jika kamu Hanya mau menanyakan itu, aku akan ke kamar" Ujar Javier. "Baiklah, aku minta maaf, aku hanya mau Mengajakmu ke Party Karin, aku harap kamu bisa menemaniku" Ujar Katie terdengar sedikit menuntut. "Kapan Party nya?" "Besok malam, bisa kan?" "Aku lihat besok ya? " "Kenapa menolakku Jav? Biasanya kan kamu tak pernah menolakku" "Aku tak menolakmu kat, aku kan bilang lihat besok" "Pokoknya aku tak mau tau, kamu harus menemaniku besok, aku tak ingin mendengar alasanmu" Ujar Katie berjalan meninggalkan javier yang sedang melihatnya penuh tanya. Sepeninggalan Katie javier lalu kembali masuk ke kamar dan naik ke atas ranjang, Javier melihat Andrea sedang Memelas, Andrea seperti mimpu buruk. Tidak.... Jangan.. Aku mohon Jangan, TIDAKKK....... Mimpi Andrea terhenti ketika Javier membangunkannya dan Andrea sadar bahwa dia hanya bermimpi. mimpi buruk yang selalu menghantuinya sejak ia masih berumur 7 tahun. "Ada apa Andrea?" tanya Javier heran lalu membantu Andrea untuk minum. "Aku mimpi buruk, mimpi buruk itu kembali, aku takut" Ujar Andrea dengan menitihkan air mata. "Kamu memimpikan apa ndrea? Dan apa maksudmu mimpumu kembali?" "Aku punya kenangan yang oahit sejak aku kecil" Andrea menangis tersenduh senduh membuat Javier kebingungan harus bagaimana menghentikan tangisan Istrinya yang tidak jelas. "Berhenti menangis Ndrea" Ujar Javie Andrea Meraih Segelas air Putih di atas nakas dan tak sengaja Javier melihat Bekas luka di Punggung Andrea karena Kaos yang di pakai Andrea sedikit terbuka di Bagian Punggung. Javier menatap bekas luka itu dan satu hal yang membuatnya penasaran, Ia pun tak tau siapa keluarga Andrea dan bagaimana kehidupannya selama ini dan bekas itu tak Terlihat seperti Bekas Lahir tapi terlihat seperti bekas luka yang sudah lama. "Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya Andrea dengan mengangkat alisnya sebelah. "Ya aku hanya menatapmu" "A, Oh__ aku hmm Aku hanya" "Kenapa jadi kamu yang gugup Ndrea?" Andrea menggaruk leher belakangnya karena salah tingkah. "Aku hanya melihat bekas luka di Punggungmu" Ujar Javier. "Oh ini? Ini hanya bekas lahir biasa" "Tapi terlihat seperti bekas luka Cambuk" "Masa aku di cambuk, hahahaha kamu salah ini hanya Bekas lahir" Ujar andrea lalu menutupi Sebagian lukanya. Satu hal yang membuat Javier Penasaran, Ia seperti mengenal bekas cambuk yang ada di pundak Andrea. # Esok pagi ketika terbangun, Javier tak melihat Andrea tidur disampingnya seperti semalam, Javier mengedip ngedipkan matanya melihat cahaya matahari menembus tirai kamarnya. Javier Bangun dan duduk bersandar Di kepala Ranjang. Andrea masuk ke kamar dengan keringat sedikit membuatnya terlihat SEXY dengan lekukan tubuh Istrinya. Javier memicingkan mata melihat Andrea dengan Penampilan seperti Habis berolaraga. "Darimana?" Tanya Javier. "Aku Habis lari Pagi" Jawab Andrea gugup dan Masuk kedalam kamar mandi, Andrea Memegang dadanya, Merasakan Jantungnya berdegup kencang tak karuan, Nafasnya menjadi labil, Andrea tak mampu mengatakan Apa yang ingin ia kayakan mengingat Semalam ia dan Javier tidur dalam satu ranjang. "Tak boleh lagi aku tidur di dekatnya, astagaa aku terkejut melihatnya di dekatku, Apa sih yang ku lakukan?" gumam Andrea sembari mengacak ngacak rambutnya. Lima belas menit kemudian, Andrea keluar dari kamar, Ia masih merasa gugup untuk Menatap mata Suaminya itu. Tak lama kemudian, Maid mengetuk pintu lalu menundukkan kepala tanda hormatnya. "Tuan memanggil Tuan muda dan Nona" Ujar maid itu menundukkan kepala. "Baiklah, kau bisa pergi" Ujar Javier. Sepeninggalan Maid Javier mengetuk pintu ruang ganti. "Daddy Memanggil kita" Ujar Javier. "Yeah" Jawab Andrea. Andrea dan Javier duduk di Hadapan Betrand. "Ada apa Dad?" Tanya Javier. "Daddy memanggil kalian kemari untuk mewakili daddy ke Thailand, Ada Pekerjaan di sana yang harusnya daddy yang lakukan tapi karena urusan disini lebih mendesak jadi daddy harus tetap disini dan mengirim kalian saja kesana" Ujar Betrand menjelaskan. Andrea menatap Javier yang terlihat sedang berpikir, Andrea Paham maksudnya jika Javier Tak ingin pergi apalagi harus bersamanya, Selama menikah mereka tak pernah Berpergian jadi wajar jika canggung itu datang. "Maafkan saya dad, tapi saya tidak bisa menemani Javier ke Thailand karena daddy tau sendiri jika saya sedang Hamil besar, saya tak bisa berjalan jauh dalam keadaan hamil besar seperti ini dad" Ujar Andrea. "Kamu kan masih hamil 6 bulan nak, Lagian Javier harus membawa pasangan bersamanya, sebenarnya tidak wajib tapi di haruskan saja membawa pasangan agar Klien kita bisa melihat" Ujar Betrand. "Tapi dad__" Perkataan Andrea terpotong. "Kapan keberangkatan itu?" tanya Javier. "Malam ini nak, Jika Andrea tak siap menemanimu, kamu bisa mengajak katie bersamamu, ini hanya sekedar agar Klien kita Puas dan suka, karena dia sendiri akan membawa istrinya bersamanya" "Apa? Katie? apa masalahnya jika Aku sedang hamil besar begini? daripada b******k ini pergi bersama katie, mending aku ikut saja, aku tak mau sampai membayangkan hal yang tidak tidak tentang mereka jika mereka ikut" Batin Andrea. '"Baiklah dad, aku akan mengajak__" Perkataan Javier terhenti ketika Andrea menyikut dirinya. "Ada apa sih?" Tanya Javier. "Aku akan menemani Javier dad, aku yang akan menemaninya, AKU" Ujar Andrea begitu cepat. Javier tersenyum melihat tingkah istrinya yang sudah mirip orang bodoh. "Lebih baik begitu, kamu yang harus menemani Javier nak' Ujar Betrand. Andrea mengangguk. "Huh akhirnya Aku yang akan menemani b******k ini ke Thailand, aku tak akan bisa tidur sendiri jika dia mengajak katie pergi bersamanya" Batin Andrea. Javier memicingkan mata melihat tingkah Andrea yang di anggapnya lucu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD