"Tak apa, Arthur, jangan takut. Kau sudah baik hati menolong hewan ini. Nah, kami sudah memutuskan untuk menjadikan dia sebagai penjagamu saat ini," sahut sang kakek seraya membelai anak serigala itu.
"Penjagaku?" tanya Arthur tak mengerti.
"Iya, aku rasa kau ditakdirkan untuk menemukan dia karena kalian bisa menjadi sahabat. Nenek juga yakin dia bisa menjadi penjaga untukmu," ucap Nenek Louise.
"Kenapa harus menjadi penjaga untukku? Dia akan mengikuti ke manapun, begitu?" tanya Arthur.
"Tidak seperti itu, tapi penyihir yang spesial seperti mu aku rasa membutuhkan penjaga yang cocok. Kakek melihat dia bukan anak serigala biasa," ucap Kakek Albert.
"Kau juga bisa berlatih untuk merawat makhluk hidup. Kelak bila Fang dewasa, dia akan menemani mu berburu di hutan," tukas Nenek Louise.
"Siapa tadi namanya?" Tanya Arthur.
"Halo, nama aku Fang. Ibuku yang memberikan aku nama itu," ucap anak serigala itu.
"Ibumu? Lalu, di mana kawananmu sekarang?" tanya Arthur mulai mendekat.
"Mereka dibantai oleh para lycan. Hanya aku dan adikku Maya yang selamat saat ibu mencoba menyelamatkan kami dan menyembunyikan kami di hutan. Tapi, aku terjatuh berguling sampai ke kebun tadi dan terkena jebakan. Entah apa yang terjadi dengan ibuku dan Maya," ucap Fang yang tak kuasa menahan air matanya.
"Oh, sungguh anak yang malang," ucap Nenek Louise menyeka air mata milik Fang.
"Lycan itu apa, Kek?" tanya Arthur.
"Lycan mirip dengan manusia serigala atau werewolf. Meskipun lycan dan manusia serigala berhubungan dengan transformasi manusia menjadi serigala, mereka berbeda dalam banyak hal," ucap Kakek Albert.
"Apa perbedaan mereka?"
"Dalam manusia serigala, transformasi menjadi serigala terjadi pada hari bulan purnama, dan mereka tidak dapat membatasi transformasi. Dalam lycan, transformasi menjadi serigala dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Orang diubah menjadi manusia serigala dan lycan ketika manusia serigala atau lycan lain menggigit mereka."
"Kenapa mereka membantai keluarganya Fang?" tanya Arthur lagi.
"Entahlah, mungkin mereka sedang berburu atau sedang menjalankan misi. Yang jelas, baik lycan dan manusia serigala keduanya memiliki kekuatan manusia super, kelincahan, kecepatan, kemampuan regeneratif, koordinasi, dan memiliki kemampuan pelacakan yang sangat baik. Manusia serigala dan lycans memiliki kekuatan fisik yang hampir sama," tukas Kakek Albert.
"Apa lycan dan manusia serigala sama kuatnya?"
"Lycans lebih sulit untuk dibunuh daripada manusia serigala. Untuk membunuh lycan, seseorang harus memutuskan tulang belakang dari tubuhnya. Mereka tidak bisa dibunuh menggunakan perak. Di sisi lain, manusia serigala dapat dibunuh dengan benda-benda perak yang menusuk mereka ke kepala atau hati," ujar Kakek Alberth.
"Bukankah Tuan Arthur memiliki darah manusia serigala, Tuan Albert? Aku sempat menciumnya tadi," sahut Fang.
"Apa katamu? Aku keturunan manusia serigala?" tanya Arthur.
Kakek Albert dan Nenek Louise saling menatap satu sama lain.
"Sebaiknya kita harus jujur pada anak ini, cepat atau lambat Arthur harus tau siapa dirinya," ujar sang nenek.
Arthur mendekat dan menatap kakek dan neneknya dengan saksama.
"Baiklah Arthur, kau seharusnya tahu kalau kau bukan manusia biasa. Kami menduga saat kau diberikan ke pada kami dulu itu kalau kau adalah keturunan dari keluarga penyihir. Wanita yang menyerahkan mu saat itu kami yakini sebagai penyihir. Lambat laun kami juga sadar kalau aroma tubuhmu memiliki aroma yang lain lebih ke arah manusia serigala," ucap Kakek Albert.
"Wow, jadi Tuan Arthur keturunan penyihir dan manusia serigala? Itu bahkan lebih hebat dan kuat dari lycan, ibuku pernah bercerita tentang itu kalau kawanan lycan lebih sering ditemukan dengan pemimpin yang memiliki garis keturunan campuran manusia serigala dan penyihir," seru Fang.
"Ya, kami juga sudah menduga hal itu pada Arthur. Dan asal kau tau saja, Arthur. Kau bahkan dianugerahi nyawa lebih dari satu untuk bertahan hidup. Tapi, kami masih belum tahu ada berapa nyawa yang kau miliki," ucap sang kakek.
"Aku seorang penyihir, dan aku juga seorang manusia serigala, wow itu terdengar hebat tapi juga mengerikan," sahut Arthur.
"Nah, untuk itu kau harus waspada, jika identitas mu ketahuan, maka akan banyak manusia diluar sana yang akan memburu dan membunuh kita seperti mereka membantai keluarga Fang," ucap sang nenek.
"Waktu ibumu menitipkan mu, dia juga dikejar oleh kawanan lycan," ucap Kakek Albert.
Arthur bergidik ngeri kala mendengarnya. Jadi ternyata ibunya dibunuh oleh para lycan, dan ada kemungkinan kalau ayahnya juga dibunuh oleh mereka. Arthur merasakan darahnya mendidih seiring dengan kemarahan yang meluap dalam raga. Timbul rasa dendam yang ingin mencari pembunuh kedua orang tuanya kala itu.
"Siapa yang membunuh ayah dan ibuku, Kakek? Jika kau tau, ayo katakan padaku, darahku mendidih saat mendengarnya!" seru Arthur penuh dengan amarah di raut wajahnya.
"Kau tak akan mampu melawan mereka saat ini. Salah-salah kau akan kehilangan semua nyawamu, kau belum siap untuk melawan siapa pembunuh ayah dan ibu mu terlebih kawanan lycan pemburu itu," ujar Nenek Louise dengan raut wajah penuh dengan kesedihan jika membayangkan terjadi hal mengerikan pada Arthur.
"Tapi, Nek, Kek, kalian bilang kalau aku penyihir yang memiliki lebih dari satu nyawa, jadi aku masih bisa hidup meskipun nanti terbunuh, ya kandungan?" tanya Arthur dengan nada mulai meninggi.
"Arthur, kami sudah bilang kalau kau belum siap. Kau bahkan bisa kehilangan semua nyawamu!" pekik Kakek Albert.
"Tenanglah, Arthur, masih banyak yang harus kau pelajari untuk menjadi lebih kuat," ucap Nenek Louise berusaha menenangkan Arthur yang sudah terlihat gusar.
"Aku ingin segera mencari pembunuh kedua orangtuaku, Nek."
"Biarkan Kakek yang akan mencoba mencari tahu keberadaan mereka saat ini. Jika kecurigaan Kakek benar maka musuh yang mengejar ibumu saat itu pastilah memiliki pemimpin yang sangat kuat," ucap Kakek Albert.
"Rasanya aku tak sabar ingin cepat dewasa agar aku bisa membalas kan dendam ayah dan ibu ku, Kek," sahut Arthur.
"Sudahlah, istirahatlah dulu. Kamarmu sudah siap sebaiknya kau istirahat dulu karena besok kau akan pergi ke sekolah," ucap Nenek Louise.
"Huh, sekolahmu menyebalkan sekali. Para kakak kelas dengan mudahnya melontarkan caci maki pada kami yang sebagai anak baru. Ah, membosankan rasanya membiarkan mereka melakukan itu. Aku ingin membalasnya," gumam Arthur.
"Arthur, ingat pesan kami. Jangan pernah kau gunakan kekuatanmu untuk menyakiti manusia. Jangan pernah kau berani bertindak semena-mena dengan kekuatan yang kau miliki itu," ujar sang kakek.
"Baik, Kek!" sahut Arthur.
Anak laki-laki itu lantas melangkah menuju ke kamarnya. Sementara itu, Nenek Louise meletakkan Fang di sebuah sofa.
"Besok, aku akan meminta suamiku membuat kasur yang empuk untukmu. Sementara ini tidurlah di sini dulu, ya," ucap Nenek Louise.
"Terima kasih, Nyonya," sahut Fang.