Kesadaranku disentak oleh sesuatu yang memaksa keluar dari perut ke mulut. Aku segera membekap bibir dengan telapak tangan, sementara tangan lainnya menyibak selimut hendak berlari ke kamar mandi. Namun, aku ditahan ringan oleh sebuah tangan yang melingkar di perut. Adit. Hal yang tidak aku perkirakan itu membuatku tersungkur karena terlalu bersemangat ingin turun dari tempat tidur. Alhasil, b*kong nyut-nyutan karena sakit. Hal buruk lainnya ... Adit bangun, dan mempertanyakan keberadaanku yang terduduk di lantai. "Kamu jatuh? Sini, aku bantu bangun!" Pria itu langsung berlutut di atas tempat tidur, dengan sebelah lengan kukuhnya terulur ke arahku. Jika bukan karena desakan dalam perut, jelas akan langsung kuterima tawaran itu. Namun, ada hajat yang wajib aku selesaikan, sehingga ak