Aku bahkan baru sarapan beberapa saat yang lalu, ketika pintu utama diketuk seseorang. Sebelum Naura berdiri, aku mencegahnya dengan menunjukkan telapak tangan. Mengangguk sekali sebagai isyarat, aku meninggalkan kursi makan untuk ke depan. Mengecek si pelaku. Namun, ini menjadi penyesalan terbesar bagiku setelah membuka kunci dan menarik kedua gagang pintu. Karena selanjutnya, muncullah perempuan berambut pendek dengan gaun soft pink selutut. Gaya angkuh perempuan itu terlihat jelas ketika ia menurunkan sedikit kacamata kotak warna hitamnya ke ujung hidung, lalu tatap sinisnya mengarah padaku. "Adit ada?" tanyanya. Aku melepaskan peganganku dari salah satu gagang pintu, lalu sedikit menyingkir untuk memberikan ruang bagi Irma masuk ke rumah. Dia tanpa segan, langsung melenggang usai