Bab 14

1329 Words

Pagi ini, dengan alasan ke pasar—tentunya tidak berbohong, aku menemui kediaman baru Kak Fajar. Membantunya membereskan kontrakan. Ia menjelaskan keinginannya untuk melihat anaknya nanti setiap hari, meski dari jauh. Aku sedikit terharu. Dia kakakku, meski melakukan kesalahan, tetap akan bertanggungjawab meski sekitar menolak. Beruntungnya, Kak Fajar diterima bekerja di sebuah restoran dekat daerah sini, jadi mungkin, tindakan Kak Fajar memang didukung oleh Allah. Hampir jam 12 siang, aku langsung pamit. Kak Fajar menawarkan air kepala setelah membantunya setengah harian ini. Aku tidak bisa menolak dan duduk lesehan bersama Kak Fajar. "Jadi, nggak ada yang tahu, Naura hamil?" tanya Kak Fajar. "Iya. Nantinya aku yang bakalan jadi ibunya," jawabku, yang seharusnya terdengar santai.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD