Yuri pulang tepat waktu hari itu. Tidak banyak yang bisa dikerjakan di kantor dan pikirannya jenuh. Dia sampai di apartemen Chan dan mengganti pakaiannya dengan kaus santai dan celana pendek. Baru saja dia selesai berganti pakaian, Yuri mendengar pintu apartemen dibuka dan terdengar langkah kaki memasuki apartemen.
Yuri mengenali langkah kaki Chan. Senyum mengembang di wajah Yuri. Bunyi langkah kaki itu terdengar begitu merdu di telinga Yuri, sebagai suara yang dinanti-nanti olehnya di tengah keheningan.
Pintu kamar terayun dan membuka. Wajah Chan muncul dari balik pintu. Sepertinya dia pulang dengan tergesa-gesa, terlihat dari napasnya yang cepat dan terengah-engah. Senyum Chan terlihat sumringah ketika bertemu pandang dengan Yuri.
“Chan? Aku baru saja mau mengontakmu,” kata
