6

1660 Words
Sekarang ini Argan masih berada di belakang motor Aletta dan juga Orion itu. Sekarang ini Argan sedang memikirkan bagaimana cara agar Aletta sekarang ini memaafkan dirinya. Sebenarnya jika ia diam saja mungkin besok ia akan mendapatkan maaf dari Aletta karena biasanya Aletta memang sangat mudah untuk melupakan sebuah masalah. Namun ia ingin malam ini juga menjelaskan dan mendapatkan maaf dari Aletta tersebut. Ia akan coba. "Ya, gimana gua harus jelasin ke Lo?" tanya Argan sendiri sekarang ini. Tampak Orion sudah berhenti di depan rumah Aletta dan kini Aletta berpamitan kepada Orion tersebut. Sekarang Orion sudah kembali ke rumahnya dan Argan memasukkan mobilnya ke rumah Aletta sekarang ini. Ia keluar dari mobil dan mengikuti Aletta sampai ke kamar Aletta. Hal ini sudah sangat biasa bagi Aletta dan Argan, bahkan Orion juga sering keluar masuk rumah dan kamar Aletta tersebut. Sekarang ini tampak Argan mengikuti Aletta sampai ke dalam kamarnya dan Aletta berhenti sekarang. "Ta, maafin gua. Gua tadi lupa ngabarin Lo karena gua beneran mendadak tadi. Gua tadi abis rapat OSIS mendadak. Terus baliknya sama Shasya karena Shaka ga bisa anter dia balik." ujar Argan pada Aletta tersebut. "Iya Gan ga papa, ngapain juga Lo jelasin ke gua. Gua emang siapanya Lo Gan? Cuman temen kok, santai aja udah." ujar Aletta kepada Argan itu. Argan hanya diam, jika disinggung mengenai status memang ia tidak bisa menjawab. Ia kebanyakan diam karena memang Argan ini masih bingung dengan hatinya sendiri, ia masih bingung dengan dirinya sendiri juga saat ini. "Ta.." ujar Argan yang sekarang ini tampak memeluk Aletta dari belakang. Bersama dengan Aletta memang selalu membuat Argan sangat tenang dan nyaman. Maka dari itu sekarang ia tampak memeluk Aletta pada saat ini. "Sekarang ini Aletta membalikkan badan dan memeluk Argan, sepertinya Argan akan menginap di rumah Aletta saat ini. Ini sudah biasa bagi mereka, keluarga mereka juga sudah tahu. Argan memang sering menginap di rumah Aletta begitu juga dengan Aletta ke kamar Argan. Namun mereka tidak melakukan apa-apa, mungkin hanya saling memeluk saja saat tertidur. Tidak lebih dari itu. Dan keluarga mereka juga mempercayai mereka berdua karena mereka ini bisa dipercaya satu dengan yang lainnya jadi tidak perlu khawatir. Malam ini benar bahwa Argan tidur di sana, tidur di samping Aletta, sekarang ini mereka berdua sudah tertidur dengan sangat lelap. Hingga saat pukul satu malam, Aletta ini terbangun karena dirinya ingin ke toilet. Ia sudah selesai di toilet dan Aletta kembali ke tempat tidurnya. Ia menatap ke arah Argan yang ada di dekatnya itu, Argan masih terlelap dengan sangat lelap. Aletta memegang wajah Argan sekarang ini, kemudian ia mengelus lembut rambut Argan, lelaki yang sudah ia cintai selama sepuluh tahun ini. Lelaki yang menjanjikan sesuatu yang manis padanya sepuluh tahun yang lalu, tapi sesuatu manis itu belum berbuah manis karena memang ia belum mendengar apa-apa dari Argan. Aletta sampai sekarang masih menunggu janji dari Argan itu, ia masih menunggu Argan menembak dirinya juga. "Kapan Gan? Apa sepuluh tahun masih kurang untuk kamu? Lalu aku harus bertahan seberapa lama lagi?" tanya Aletta kepada Argan tersebut. "Argan, kamu sebenarnya cinta ga sih sama aku?" ujar Aletta yang sekarang ini dirinya pun menjadi galau karena pertanyaan yang ia ajukan kepada Argan yang tentu tidak akan menjawabnya karena Argan masih tidur. Ia memejamkan mata lagi hingga pada akhirnya sekarang ini ia sudah tertidur kembali. Mereka berdua tertidur hingga pagi menyapa mereka lewat sinar mentari. Argan tampak membangunkan Aletta dan sekarang ini Argan pulang ke rumahnya untuk mandi. Aletta juga mandi di kamarnya sekarang. Tampak mereka berdua sudah bersiap dengan pakaian mereka, sekarang mereka sedang makan bersama di rumah Aletta. Mereka sudah makan bersama dan sekarang ini mereka sudah berada di dalam mobil mereka. Aletta tampak mengenakan jaket yang ia pakai tadi malam, lebih tepatnya ini jaket milik Orion. Namun karena ia nyaman menggunakan jaketnya itu jadi ia menggunakan jaketnya itu sampai sekarang juga. Lagi pula Orion beluk meminta jaketnya ini untuk di kembalikan kepada Orion juga. "Lo pakek jaketnya siapa Ca? Dari tadi malem Lo pakek itu." tanya Argan karena ia tahu bahwa itu merupakan jaket cowok tapi itu bukan jaket miliknya. "Ah ini, ini jaketnya Orion. Tadi malem gua dipinjami tapi karena enak dan nyaman jadinya gua sekarang ini pakek deh. Belum diminta balik sama yang punya juga." ujar Aletta kepada Argan sembari tertawa, sementara hati Argan sekarang ini sedikit tidak suka mendengarnya. Ia tidak suka mendengar bahwa sekarang ini Aletta menggunakan jaket orang lain untuk Aletta pakai. Namun Argan selalu berpikiran bahwa dia yang seperti ini dikarenakan dirinya yang memang selalu apa-apa dengan Aletta dan ia sudah terbiasa melihat Aletta disisinya dengan semua yang ia punya, jadi jika ia melihat Aletta bersama cowok lain ataupun menggunakan barang cowok lain ia merasa bahwa itu aneh. Itu yang selalu ia pikirkan selama ini, ia tidak pernah berpikiran bahwa itu bisa saja karena Argan sendiri punya rasa pada Aletta. "Gua juga punya jaket di belakang ada banyak." ujar Argan pada Aletta. "Nanti aja lah, gua masih nyaman kok pakek yang ini." jawab Aletta itu. Argan pun mengangguk. Mereka berdua kini sudah berada di lampu merah sebelum sekolah mereka. Saat sedang berhenti di lampu merah, di dekat Aletta itu ada yang mengetuk kaca mobil. Aletta melihatnya dan ia pun membuka kaca mobil tersebut. Ia berani membuka karena sudah tahu siapa. "Wihh kayaknya ada yang nyaman nih pakek jaket gua." ujar Orion itu. "Yee, iya sih tapi. Aneh sihnini kenapa jaket Lo bikin nyaman tapi Lo nya kenapa bikin eneg ya buat gua?" tanya Aletta kepada Orion membuat Orion kini ingin menangkap Aletta dan menjahilinya, tapi untung saja lampu tiba-tiba sudah hijau dan sekarang ini Argan langsung tancap gas. Aletta pun melakukan dadah kepada Orion yang masih ada di belakangnya tersebut. "Wah cari masalah pagi-pagi itu dia." ujar Orion yang sekarang ini dia sudah menancap gasnya menuju ke sekolah. Ia akan mengejar Aletta saat ini. Dirinya pun sudah ada di parkiran. Ia melihat Aletta sudah berada di lobby. "Woy Aletta, gua kejar ya Lo." teriak Orion yang sekarang ini sudah berlari ke arah Aletta yang mana sekarang ini membuat Aletta kaget dan ia sekarang juga sudah berlari meninggalkan Argan yang tampak menatap ke arah Aletta dan juga Orion tersebut. Ia masih melihat mereka sampai mereka menghilang. Tampak sekarang, Shaka dan Abian mendekat ke arah Argan, mereka berdua melihat itu semua. Sekarang ini mereka menatap ke arah Argan yang seperti tidak rela jika Aletta sekarang ini bermain kejar-kejaran bersama dengan Orion. Namun tidak ada yang bisa Argan lakukan untuk mencegah. Ia juga seperti tidak suka tapi tidak ingin terlihat tidak suka dan tidak ingin membuat mereka berdua berhenti melakukan hal konyol itu karena jujur saja ia masih harus mengurus banyak hal yang akan OSIS Garuda lakukan itu. "Ah elah cuman dilihat aja, kali suka tuh di tembak ntar keburu Orion bisa luluhin hati Aletta loh. Udah sepuluh tahun Gan." ujar Abian kepada Argan itu. "Gua mau ke ruang guru dulu, mau nemuin Pak Galih. Kalo pas bel masuk belum balik, ijinin." ujar Argan tidak menjawab Abian tentang Aletta itu. Hal ini membuat Abian menggelengkan kepalanya bersama dengan Shaka. Memang Argan ini tidak bisa diajak mengobrol hal tentang status hubungan. Sementara Argan pergi ke ruang guru, berbeda dengan Aletta yang kini masih kejar-kejaran bersama dengan Orion. Kakak kelas, teman-teman hingga adik kelas mereka hanya bisa menggelengkan kepala saja saat melihat kejar-kejaran antara Aletta dan Orion yang sudah seperti tom and jerry tersebut. "Emang ya dua bocah itu ga bisa berhenti bikin ulah." ujar Glen kepada teman-temannya. Teman-temannya itu mengangguk sembari tertawa karena mereka sebenarnya juga terhibur dengan adanya kejar-kejaran antara dua manusia itu. Aletta masih mencoba menjauh dari Orion tersebut sekarang ini. Hingga akhirnya kini mereka sudah ada di lapangan basket outdoor yang ada di tengah sekolah. Orion kini tersenyum licik karena sepertinya ia akan mendapatkan Aletta sekarang ini, Aletta sudah bisa dibilang terkurung juga. "Hah kan sekarang Lo ga bisa keluar." ujar Orion dan sekarang ini Orion dan Aletta masih saling mengejar di dalam lapangan hingga akhirnya Orion mampu meraih tas Aletta sekarang ini. Ia meraih tas Aletta membuat Aletta tampak terhenti jalannya tapi karena Aletta tenaganya kuat, sekarang ini ia sudah bisa terbebas dari tasnya itu. Namun ada yang harus ia korbankan. Sekarang saja Orion sedang melongo karena mendapati tas Aletta sekarang ini sudah sobek. Ia menatap tas itu sementara Aletta yang tadinya berlari sudah berhenti lalu merasa ada yang aneh, ia pun berbalik. Kini dirinya melotot ketika mendapati tasnya itu sudah sobek dibagian untuk menggendongnya. Ia berlari ke arah Orion sekarang ini. Ia pun melihat tasnya yang sudah tak bisa digunakan itu, lalu ia pun menangis sekarang ini juga. "Tas gua rusak, huaaa gimana ini Yon. Lo sih." ujar Aletta menangis. "Eh kok gua? Eh iya deh gua, nanti gua ganti ya Ya." ujar Orion kepada Aletta tersebut sekarang ini, Aletta masih saja menangis dengan kencang yang mana menimbulkan semakin banyak anak SMA Garuda yang kini menatap ke arah mereka berdua dari atas juga ada yang menatap mereka itu. “Eh jangan nangis lagi dong lo, ydah banyak yang ngeliatin ke arah kita nih.” ujar Orion kepada Aletta tersebut sekarang ini. “Ya gimana, gua ga tahu harus pakek apa ini nanti kalo tas gua ga bisa digunain.” ujar Aletta tersebut. “Ya udah kalo gitu bentar, bawa ini tas gua. Bentar gua tukar dulu isinya.” ujar Orion yang mana ia menukar isi tasnya dengan tas Aletta. Sekarang ini Aletta menggunakan tas Orion dan Orion tampak menenteng tas Aletta. Untung saja tas mereka ini hitam saja jadi bisa dipakai oleh cewek maupun cowok. “Lo beneran ga papa pakek tas gua yang itu?” tanya Aletta kepada Orion. “Iya gua ga papa, ya udah yuk ke kelas.” ujar Orion dan kini Aletta mengangguk. Para penoton tadi merasa kecewa karena tayangan langsung drama SMA Garuda baru saja selesai. Sementara sedari tadi ada yang menatap mereka berdua dari lantai dua dengan pandangan yang sulit diartikan, orang itu adalah Argan. Argan yang sedang menunggu kedatangan dari Pak Galih di depan euang guru yabg ada di lantai dua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD