Udara di Tokyo pada malam ini menginjak 17 derajat celcius dan Daisy sengaja berada di luar ruang makan yang private di salah satu restoran di Tokyo dengan para kolega perusahaannya. Di Tokyo menginjak dua belas malam, para koleganya sedang sibuk dengan alkohol mereka dan Daisy tidak bisa tenang dengan makan malamnya karena rasa khawatirnya begitu memuncak. Zola tadi mengatakan padanya bahwa setelah acara, Arsya pergi dengan Luna. Tapi sampai saat ini pun ponsel Arsya tidak bisa dihubungi. Daisy mengusap wajahnya dan menyisir rambutnya dengan jemari ke belakang, bahkan ia meremas rambutnya frustasi. Hawa dingin musim semi dan dirinya yang sedikit mabuk membuat dirinya merasa tak karuan pada kali ini. “Kamu kemana sih, Sya?” Gumam Daisy sambil menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. “K