“Dai, kita harus bicara.” Tegas Arsya, ia berusaha menggapai tangan Daisy namun Daisy kembali menepisnya. “Aku bukan bicara untuk bilang kalau yang kamu lihat itu salah. Memang benar aku disini yang salah, Dai. Tapi tolong, kasih aku kesempatan buat membicarakan hubungan kita sama kamu.” Kedua tangan Arkan sudah mengepal erat ketika melihat Arsya yang seperti tidak tahu malu saat masih berani menggenggam tangan Daisy. “Dai,” Arsya bahkan sampai hampir bersimpuh dihadapan Daisy, namun Daisy kemudian menahannya. “Aku nggak mau ibu sama ayah lihat kita bertengkar.” Ucap Daisy dengan suara seraknya. Ia lalu menatap Arkan yang seolah tidak ingin Daisy memberi Arsya kesempatan. “Makasih, Ar. Tapi aku dan Arsya butuh waktu untuk membicarakan semuanya.” Arsya bernapas lega dan ia menghirauk