Maybe... beauty?

1334 Words
“Pa…” ucap Ratu dengan penuh keraguan. Ia memandang papanya sesekali, makanan di mulutnya pun sulit ia telat karena menahan sesuatu, ia tidak lapar, dan tujuannya datang bukan untuk makan. “Iya.” Balas Hartawan. “Soal, hitam di atas putih dengan Raja. Bisa gak sih papa batalin aja? Papa tuh, ya Raja memang menantu papa tapi kan Ratu masih mampu bayarin rumah sakit papa gak tau deh tapi Ratu malu banget pas tahu Raja bayarin rumah sakit papa pakai segala hitam di atas putih kayak apaan banget, please… satu rumah sakit aja kalau papa mau sewa sebulan, Ratu mampu, Ratu bisa, batalin aja ya perjanjiannya? Ratu bisa ganti semua uang Raja.” Hartawan langsung menatap putrinya dengan tatapan tidak suka, Ratu tidak tahu apa-apa yang ia sepakati bersama Raja dan Hartawan juga tidak suka apabila Ratu mencampuri urusan yang tidak seharusnya ia urusi. “Bukan urusan kamu.” Balas Hartawan singkat. Terdengar nada tidak suka dari caranya menjawab. “Urusan ku lah, aku anak papa. Sekalipun Raja menantu papa, selagi Ratu sehat dan Ratu mampu, seharusnya biaya seperti itu adalah tanggungan Ratu, bukan tanggung jawab siapa-siapa. Tahu gak, Ratu ngerasa gak di hargai kalau kayak gitu. Bisa gak sih apa-apa tuh di bicarain sama Ratu dulu? Ratu loh yang anaknya papa, bukan Raja.” Bukannya di tanggapi, Hartawan malah berdiri, ia memanggil pelayan untuk membantunya duduk di kursi roda, ia kemudian menoleh ke arah putrinya yang masih memasang raut wajah kesal. “Tidak semua yang papa bicarakan dengan Raja harus kamu tahu, ketahui porsi kamu sayang, kamu memang anak papa tapi tidak semua yang menjadi urusan papa juga menjadi urusan kamu. Dan ingat, papa bukan tanggung jawab kamu, kamu hanya perlu bertanggung jawab atas diri kamu sendiri.” Ratu tentu saja terdiam mendengar ucapan papa nya barusan. Merasa di abaikan, Ratu kemudian beranjak dari sana, ia pulang ke rumahnya dengan perasaan campur aduk, kesal sekaligus malas karena ia tahu pasti Raja sudah berada di rumah malam-malam begini. ***** Ratu menyusuri rumahnya dengan perasaan kesal, Raja terdiam ketika melihat Ratu datang dengan memasang wajah kusut nya. Wanita itu bahkan melempar tas nya yang seharga milyaran itu ke sembarang arah, sepatunya juga sama ia lepaskan di mana saja ia inginkan kemudian ia berjalan santai menuju dapur, mencari segelas air dingin. Raja tidak menggubrisnya, pria itu tetap fokus pada ipad di tangannya hingga Ratu tiba-tiba duduk di sebelahnya. “Papa gimana? Kamu habis dari sana kan?” Raja menyimpan ipad nya. Pria itu menatap istrinya yang tengah mengunyah es batu di sebelahnya, Ratu memandang lurus televisi di hadapan mereka, dan Raja menatapnya dengan tatapan penuh. “Tahu dari mana kamu kalau aku habis dari sana? Kamu mata-matain aku kan?” Jawabnya sarkas. “Aku bahkan bisa tahu kamu pakai dalaman apa sekarang, jadi papa gimana keadannya?” Balas Raja yang berusaha sabar akan setiap kata yang keluar dari mulut beracun Ratu. “Kalau gitu kamu tanya aja sendiri sama papa, atau kalau bisa tahu segalanya mah yaudah kenapa mesti nanya ke aku lagi? Buang-buang waktu aku aja kamu.” Sebagai manusia yang masih mengedepankan sikap arogansi dan individualisme yang tinggi, membuat Ratu selalu berpikir bahwa setiap kata dari Raja adalah sesuatu yang hanya bertujuan untuk membuang-buang waktunya, maka dari itu tak jarang Ratu selalu mengabaikan setiap pertanyaan dari Raja yang entah itu penting atau tidak. “Aku ini nanya baik-baik loh.” Ucap Raja, sedikit frustasi. “Yang bilang kamu nanya jahat siapa?” Oke, Raja angkat tangan dengan sikap Ratu, percuma juga ia berusaha membuka percakapan di antara ia dan Ratu kalau tahu akan berakhir begini. Raja kemudian berdiri meninggalkan Ratu sendirian di sana dengan keadaan televisi yang masih menyala, niatnya Raja ingin sedikit mengobrol namun respon Ratu sangat-sangat tidak masuk akal baginya. She’s pretending to protect her self from everyone because she think everyone is a dangerous person. Tapi suaminya juga tidak termasuk pengecualian, Ratu punya trauma tersendiri kepada Raja. Sehingga ia juga menempatkan Raja di daftar hitam nya. Ratu selalu merasa bahwa semua orang jahat dan tidak satupun orang berhak untuk menyakitinya, padahal Raja sama sekali tidak lagi berniat jahat kepadanya, Raja selama ini selalu berusaha menjadi suami yang baik, yang selalu bisa mengerti segala keegoisan Ratu. “Kamu mau kemana?” Tanya Ratu kepada Raja saat ia melihat Raja berjalan ke arah luar dengan sebuah kunci mobil di tangannya. “Cari makan.” Jawab Raja. “Di dapur ada makanan, kok kamu keluar?” “Ya kepengen aja makan di luar, kenapa?” “Aku ikut ya? Boleh gak?” Raja nampak berpikir sejenak. “Ya sudah boleh.” Mendengar hal itu Ratu langsung berlari, ia mengganti sendalnya dengan sendal jepit kemudian ia berlari mengekor di belakang Raja, padahal Raja ingin keluar bersama dengan Raina malam ini, ia sengaja ingin mengajak Raina untuk menenangkan pikirannya, namun Ratu sudah terlanjur ingin ikut mustahil juga kalau Raja menolak permintaan istrinya itu. “Kita gak makan di restaurant mahal loh, gak apa-apa?” Tanya Raja begitu Ratu sudah duduk manis di kursi penumpang, seatbelt nya pun sudah ia pasang dan nampak sudah sangat siap untuk berangkat. “Siapa juga yang mau fancy dinner.” Balasnya. “Maksud aku, kamu gak apa-apa gak makan makanan mahal? I mean, perut kamu…” Raja nampak ragu, toh selama ini ia tidak pernah melihat Ratu sekalipun makan makanan pinggir jalan, ia takut jika ia membawa Ratu makan di tempat-tempat yang menurutnya tak biasa Ratu kunjungi akan membuat Ratu sakit perut. Toh sejak kecil, Ratu juga tidak pernah di biasakan makan makanan pinggir jalan, bahkan makanan di rumah nya sampai sekarang di masak oleh juru masak pilihan dari sekolah yang bergengsi. “Iya lah gak apa-apa, ayo udah keburu malam ini.” Raja masih tidak percaya, ada setengah jam mereka berputar-putar mencari tempat makanan yang kiranya agak layak bagi seorang Ratu Elisha Hartawan namun Raja tidak menemukan satupun yang masuk ke dalam kriterianya, sebagai seorang suami, Raja tentu saja tidak akan tega melihat istrinya tiba-tiba sakit perut karena tidak terbiasa makan makanan seperti itu dan jadilah mereka berakhir di salah satu restaurant hotel yang terkenal demi mengisi kekosongan perut mereka. “Serius nih?” Ucap Ratu dengan penuh keraguan. Raja mengangguk, pria itu berjalan lebih dulu di banding Ratu dan Ratu mengekor di belakangnya. Walaupun mereka sama-sama datang dengan penampilan seadanya, mereka tentu saja nampak menarik, Raja Sabian Mahendra yang kini namanya sedang naik daun tiba-tiba datang bersama dengan seorang perempuan cantik dengan tubuh bak model. Semua orang tahu bahwa Raja sudah punya istri namun mereka semua tidak pernah tahu yang mana istri dari Raja sebab mereka tak pernah berfoto bersama, kecuali di acara keluarga. “So weird… why they are staring at us like that? Ganggu banget.” Ucap Ratu dengan raut wajah datar, raut wajah yang terlihat lebih menyeramkan daripada yang seharusnya. “Maybe they are look something on your face.” Jawab Raja asal. “Something on my face?” Raja mengangguk. Ratu buru-buru mengambil ponselnya dan membuka kamera lalu melihat wajahnya dengan penuh seksama “Hmm beauty.” Jawabnya narsis. Raja tak kuasa menahan tawa nya, ia terkadang gemas dengan tingkah Ratu yang ada-ada saja, namun terkadang ia juga ingin mengamuk karena Ratu lebih sering membuat Raja merasa sangat kesal dengan segala tingkah dan sikap ajaibnya. “Biasa aja kali. Aku tahu aku cantik banget.” Balasnya lebih narsis lagi. Raja mengangguk “Makin kamu gitu, mereka makin tertarik sama kamu.” “Masa?” Raja mengangguk “Don’t you hate if they are bothering you?” “Banget.” “Perlu aku kosongin tempat ini?” Tawar Raja namun Ratu menggeleng cepat. “Aku suka makan dengan orang-orang yang kagum sama aku, biarin aja.” Jawab Ratu. Terdengar aneh, namun sebenarnya bukan itu alasan Ratu, ia hanya tidak bisa mengatakan bahwa ia tidak mau mengganggu hak orang lain hanya untuk dirinya saja. Namun demi terkesan jahat, ia mengatakan hal yang membuat Raja akan kesal sekali terhadap dirinya. “Iya deh terserah kamu aja, aku udah nawarin loh ya.” “Iya bawel kamu.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD