Pagi hari Maya sudah rapi dengan seragam kerja putih-putihnya. Ia duduk lemah di tepi tempat tidur kamarnya sebelum memutuskan untuk berangkat. Sesekali, netranya melirik pergelangan tangan, memerhatikan penunjuk waktu yang melingkar di sana. Pukul setengah tujuh pagi, biasanya Dokter Reza sudah datang menjemput. Laki-laki itu akan mengajak Maya mencari sarapan sebelum bertolak menuju rumah sakit. Dia akan dengan sabar memenuhi ingin Maya mencicipi bubur dari tempat ke tempat yang direkomendasikan teman-temannya. Akan tetapi, pagi ini sepertinya belum ada tanda-tanda jika laki-laki itu akan datang. Deru mobilnya sama sekali belum terdengar. Pun tidak ada kabar yang ia kirim melalui pesan singkat di aplikasi hijau miliknya. Mungkin Arumi sudah memberitahu tentang pembatalan pernikahan me