Kelaparan di Rumah Sakit

1621 Words

“Kamu capek, Mas? Biar aku aja yang pulang untuk ambil baju-baju kita. Kamu di sini temenin Evan,” jelasku. Mas Ardan di sebelah Evan yang tertidur pun tidak terlihat bergerak. Sejak tadi anak itu tertidur, Mas Ardan terus memerhatikan gerak-gerik Evan. Mulai dari Evan yang tersenyum karena diajak berbicara dengan ayahnya, kemudian Evan yang mulai mengantuk, sampai sekarang Evan yang sudah tertidur pulas. Sebuah kemajuan? Mungkin itu benar adanya. Mas Ardan mulai merubah sikapnya kepada Evan. Perhatian, lembut, dan bahkan Mas Ardan sudah bisa tersenyum kepada Evan. Walaupun itu dia lakukan untuk mendapatkan perhatian aku, tetap saja usahanya sudah sangat bagus dan aku senang. Untuk urusan aku yang menerima permintaan maafnya, itu urusan nanti saja. Tidak penting maaf-memaafkan untuk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD