02. Mengenang Masa Lalu

1000 Words
Malam semakin sunyi, angin menerpa kulit lengan yang terbuka, Arabelle memandang langit yang berwarna biru kehitaman, di hias gemerlap cahaya yang biasa orang katakan bintang atau sinar dari benda bulat yang memancar indah bila di pandang dari balkon kamar ini. Perlahan namun pasti ingatan Arabelle melanglang buana menembus dimensi waktu yang lalu. Flashback On Seorang gadis duduk di depan pintu rumah sambil menangis tersedu-sedu, dadanya sesak kejadian yang baru saja ia alami sangat menyakiti hatinya. Di usir oleh orang yang di hormati, apa lagi mereka adalah keluarga, sebuah ikatan mutlak yang tak dapat di bantah bahwa mereka memang berstatus keluarga, entah kesalahan apa yang ia perbuat, seingatnya ia telah patuh akan aturan dan perintah sang ayah dan ibundanya. Namun mengapa ia terlempar jauh dari istana yang seharusnya melindunginya, tempat ia kembali di kala padatnya aktivitas belajarnya, masih terngiang di telinganya kata kasar Abraham. "Pergi dari sini dasar anak tak tau diri" Teriak Abraham menggema, sorot mata menatap tajam ke arah Arabelle, mengoyak jiwanya yang rapuh. "Tega banget kamu Elle" Lirih kekecewaan keluar dari mulut ibundanya. Arabelle mulai bertanya-tanya mengapa mereka terlihat marah kepadanya? Karena tak mampu menahan rasa penasaran alasan kemarahan mereka, akhirnya ia putuskan untuk bertanya. "Ayah, apa salah ku? "Tanyanya tak mengerti, jelas saja Arabelle tak mengerti, ia baru datang dari tempat menimba ilmu, lalu baru membuka pintu sudah mendapat amarah yang menggebu. "Kamu masih tak tau apa salah mu? Setelah membuat saudari mu terluka? Di mana belas kasihan mu? Dimana nurani mu? Tak sepantasnya kamu kejam terhadapnya meski dia bukan saudari sedarah mu" Lirih sang ibunda sembari menangis tersedu, mendengar tangisannya yang pilu, hatinya hancur, selama ini dengan segenap kemampuannya ia berusaha menjaga hati ibundanya, orang yang amat penting baginya. "Apa sih aku tak tau apa yang Bunda katakan" Kata Arabelle yang lebih ke pernyataan dari pada pertanyaan, sembari membela diri karena memang ia tak tau arah pembicaraannya. Plak... Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Arabelle hingga membuatnya tersungkur tepat di bawah kaki Carla, Arabelle yang masih terkejut tak percaya akan kenyataan bahwa ayahnya telah melayangkan tangan kekarnya, baru saja tangan yang seharusnya melindunginya dari luka nyatanya tangan itu pula yang memberi luka. Apakah sakit? tentu saja sakit, rasanya baru kali ini sang raja menunjukkan taringnya, lantas Abraham melemparkan lembaran foto tepat di muka Arabelle, foto itu berjatuhan, tangan Arabelle bergetar mengulur ke arah lembaran kertas yang berserakan di hadapannya itu. Air bening mengalir di kedua matanya, ia terkejut dan tak percaya, ia melihat beberapa foto tentangnya yang menganiaya saudarinya, serta ada beberapa lembar foto yang menurutnya menjijikkan bahkan ada sebuah foto yang menggambarkan bahwa dirinya tengah memegang kalung ibundanya yang hilang kemarin. "Bunda, ini bukan aku, aku bersumpah tak melakukannya" Arabelle membela diri, karena memang nyatanya ia tak pernah melakukan apa yang ada di foto itu, namun nampaknya kedua orangtuanya tak percaya atas pernyataan itu. "Carla jelaskan ke mereka bahwa aku tak pernah menyakiti mu seperti yang ada di foto ini" Dengan bodohnya ia meminta Carla menjelaskan, sedang sudah pasti ini rekayasa Carla, jelas terlihat dari semirik senyumnya. Carla hanya memandang Arabelle dengan pandangan penuh kemenangan serta sedikit semirik mengejek. "Keluar kamu dari sini, mulai hari ini aku coret nama mu dari kartu keluarga, kamu tak lagi jadi bagian keluarga Hamzah, satpam seret anak ini keluar dari sini" Putus Abraham final. Arabelle menangis tersedu, teganya mereka melakukan ini, padahal Arabelle putri mereka mengapa ia tak mempercayai Arabelle, ia darah daging mereka lantas mengapa mereka mendepak Arabelle keluar rumah, matanya memerah dadanya sesak air matanya berlinang. "Cobaan apa ini tuhan" Keluhnya frustrasi. "Nona sebaiknya anda pergi dulu dari sini" Ujar satpam dengan nada perihatin, Arabelle bangun dari tempat ia terduduk, badannya gemetar, pipinya kebas, masih terasa tamparan membekas, sayatan luka di hati yang teramat dalam akan Arabelle ingat selamanya. Arabelle melangkah dari tempatnya terseok-seok tak tau ke mana ia harus pergi yang dia tau pasti bahwa dia harus meninggalkan istana ini. Istana yang telah melindunginya. Arabelle menyusuri jalanan tak berujung, langit pun seakan tau dan mengiba, rintik hujan mulai mengguyur bumi yang penuh polusi seakan ia ikut menangisi takdir Arabelle yang kelam dan menyedihkan. Flashback off Kesadaran Arabelle kembali ke masa kini, lukanya masih terasa hingga saat ini, tak ada air mata lagi yang mampu keluar kala ingatan dengan lancangnya hadir. Seakan enggan untuk menetes lagi pun kering tak berair, amarah dan kecewa menyeruak memenuhi rongga d**a merenggut akal sehat nan logika. "Lihat saja akan aku buat kalian satu persatu mengiba, memohon agar di maafkan, akan aku buat kalian menyesali perbuatan kalian dulu, akan aku buat kalian tersiksa akan penyesalan seumur hidup kalian, akan aku buat darah yang keluar dari sayatan tetes demi tetesnya tak akan pernah mengering" Bak api tersiram bensin, lalu di tepa angin yang menjadikannya semakin besar berkobar, api dendamnya sulit untuk di padamkan dan ia pun sudah bertekad untuk membakar mereka dengan bara api dendamnya ini. Jangan sebut namanya Arabelle dan julukannya ratu bisnis, bahkan para pebisnis bawah tanah pun tunduk di kekuasaannya, bisa di bayangkan seberapa besar kekuasaan Arabelle. Arabelle adalah pemilik perusahaan AR Crop sebuah perusahaan tersukses, umurnya baru 23 tahun namun ia sudah berhasil membangun kerajaan bisnis dalam kurun waktu yang singkat. Jangan sekali sebut namanya Arabelle, jika kekejamannya dan ketegasannya tak dapat membungkam lawannya, yah Arabelle wanita yang akan membuat keluarga Hamzah dan Orzon menjadi butiran debu dengan kekuasaannya. Namun sebelum mereka hancur, Arabelle akan menyiksa mereka satu persatu, ia akan membuat mereka mengingatnya sampai ajal menjemput nyawa mereka, Arabelle akan membalas kejam perlakuan mereka dengan cara yang cantik dan anggun. Ingat namanya Arabelle, namun jangan sekali-kali pernah mencoba bermain dengannya, karena ia adalah ratu pencabut nyawa ratu kematian bagi lawannya. Kesan kejam sudah melekat di nama Arabelle, bagi yang tidak tau, Arabelle pasti di gambarkan sebagai Dewi baik hati, sedangkan yang tau sepak terjangnya pasti mereka akan mengatakan bahwa Arabelle adalah iblis. Ia tak akan segan dengan lawannya atau bahkan penghianat sekalipun, tak ada ampun bagi mereka yang berkhianat. Kekejaman Arabelle sudah menyebar di kalangan pebisnis. Semua koleganya sudah tau bagaimana cara Arabelle bekerja. Tegas dan kejam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD