Part 26 - Kembalinya Rosmalina

1181 Words
Wanita yang bersama Roy menatap Nirmala dengan tatapan garang. Tangan kanannya tak butuh waktu lama untuk memberikan pelajaran pada Nirmala. Wanita yang tak lain adalah Rosma itu pun menghentakkan emosinya. “Untuk apa kamu ke sini? Mau merebut suamiku?” “Sudah, dia kan tidak sengaja menabrakmu.” “Kamu bela dia, Sayang?” “Cukup Rosma.” Roy segera pergi untuk meninggalkan Rosmalina tanpa suara lagi.  Sedangkan Nirmala masih saja di tempat itu dengan berdiri dan tatapan matanya tertuju pada Hendra dari kejauhan. Nirmala merasa yakin bahwa Hendra terus menatap wanita yang bernama Rosma itu. Nirmala hanya diam sembari melangkahkan kakinya menuju ke hotel. Dia ingin beristirahat dan memikirkan semuanya yang tengah dilakukannya. Tentang cinta dan juga hatinya. *** Rosma dan Roy dalam satu ruangan. Rosma dengan segala kemarahannya membuncah begitu riuh. Beberapa barang yang ada di kamar hotel itu pun dibantingnya. Dia merasa sangat cemburu dengan kehadiran Nirmala yang tak disengaja itu. Roy hanya duduk diam dan mengalihkan pandangannya pada ponselnya. Tak memperhatikan istrinya yang sudah beberapa bulan menemaninya itu. Roy sama sekali tak menggubris setiap perkataan yang keluar dari mulut Rosma. “Kamu mau berselingkuh di belakangku, Roy.” Roy yang terus saja mendengar setiap apa yang dikeluarkan Rosmalina dari mulutnya. Lama-lama dirinya merasa sangat geram. Kini Roy tak bisa hanya diam. Membanting kursi yang didudukinya. Lalu Roy menatap Rosmalina dengan emosinya yang meledak-ledak. “Aku muak dengan kecumburuanmu itu, Rosma.” “Seharusnya aku yang marah, Roy. Kamu tahu kalau wanita itu di sini tapi kamu merahasiakannya dari aku.” “Aku tidak tahu Nirmala di sini, puas kamu!” “Aku minta kita pergi dari sini sekarang, Roy.” “Jangan seenaknya kamu, Ros. Aku pergi ke Bali ada urusan kerjaan, bukan hanya jalan-jalan.” Rosma tak bisa diam. Dirinya terus saja mengomel tanpa henti. Roy yang juga sudah merasa lelah dengan setiap kecemburuan Rosmalina yang sangat di luar nalar itu. Rosmalina perempuan yang sangat mencintai Roy, namun cintanya kadang membuatnya tak sadar bila apa yang diberikan kepada Roy adalah sebuah perhatian yang berlebih. Tidak hanya dengan Nirmala pada wanita siapa pun yang mengenal Roy, pasti Rosma akan memberikan suatu peringatan keras pada suaminya itu. Setiap kontak yang ada di ponsel Roy harus diketahui oleh Rosma. Bahkan Roy yang merasa privasinya pun terenggut paksa oleh istrinya, mengaku sangat kuwalahan untuk menghadapi Rosma dengan kecemburuan yang berlebihan itu. selama menikah dengan Rosma. Roy terasa terbelenggu dengan aturan-aturan Rosma yang sudah tak masuk di akalnya. “Aku sudah bosan dengan segala sikapmu, dan aku putuskan aku akan menceraikanmu.” Mendengar perkataan dari Roy. Rosma seketika menatap dengan pandangan nanar. Dirinya sama sekali tak menyangka bila Roy akan berkata seperti itu padanya. Rosma menitikkan air matanya lamat-lamat. Tubuhnya terasa kaku, dia tak mau kehilangan cintanya. “Roy, jangan ceraikan aku, aku mohon.” “Aku sudah gak kuat hidup bersama wanita posesif seperti kamu.” “Katanya kamu cinta sama aku, kita kan hidup selamanya bersama, kan?” “Tidak, aku sudah lama menjalani hubungan dengan seseorang di belakang kamu, aku stres punya istri yang selalu curiga sama suaminya.” “Siapa wanita itu?” “Bukan urusanmu lagi, mulai hari ini kamu bukan istriku lagi. Aku akan menyelesaikan perceraian kita secepatnya.” “Roy ... Roy... jangan pergi!” Roy segera mengemasi barangnya. Dia benar-benar telah bertekad bulat dengan keputusannya. Meninggalkan Rosmalina seorang diri di dalam kamar itu. Roy melangkah dengan cepat beserta kopernya. Dia tak ingin hidup bersama cinta pertamanya itu. Rosma terisak dengan ribuan air mata yang turut serta membanjiri rasa sakit hatinya. Dia tak menyangka akan diceraikan oleh suaminya. Hanya gara-gara pertemuan tak sengaja dengan Nirmala itu. Rosmalina mengepalkan tangannya. Kebenciaannya seakan berada di ubun-ubun. Rosmalina menatap wajahnya di cermin. Dia berjanji akan membuat perhitungan dengan Nirmala. Apalagi suaminya telah bermain dengan seorang wanita di belakangnya, dia sangat yakin, wanita itu pasti Nirmala. Hati Rosmalina seakan telah hancur berkeping-keping. Tak ada cara untuk membuatnya kembali utuh seperti sedia kala. Kini hanya tinggal kekesalan yang terus bersemayam dalam hatinya. Dia tak bisa dengan mudah menerima sebuah perceraian itu. apalagi laki-laki itu masih sangat dicintainya. Pengorbanan Rosma untuk Roy sudah sangat besar. Mulai dari Rosma meninggalkan anaknya sejak bayi, belum lagi ketika dirinya harus minta cerai dari Hendra. Meninggalkan kekayaan yang dimilikinya hanya cinta pertamanya yang terus diagungkan. Namun kini semua hanya tinggal penyesalan yang dalam. Jeritan hati yang dikeluarkan dengan tangisan-tangisan itu tak membuatnya bisa dengan mudah menerima kenyataan. Bahkan Rosma akan segera membalaskan sakit hatinya pada Nirmala. Kini Rosmalina segera keluar dari kamarnya. Dia akan mencari keberadaan Nirmala. Dirinya akan membuat perhitungan pada wanita yang sangat dibencinya itu. *** “Aku mau kamu kemasi barang-barangmu sekarang?” Hendra mendekat ke arah Nirmala. Mereka berdiri dengan jarak sekitar satu meter. Nirmala menatap suaminya dengan tanda tanya besar di benaknya. “Kenapa dikemasi, Mas?” “Aku mau kita kembali ke Jakarta, sekarang!” “Tapi, Mas. Kan baru dua hari di Bali.” “Aku tidak suka dibantah.” “Lalu apa yang akan kukatakan pada Mama.” “Kamu kangen Asila, dan bilang juga kalau kamu yang mengajakku pulang.” “Tapi, Mas.” “Aku menikah denganmu hanya karena Asila, jangan mengatur hidupku.” Hendra pergi dari hadapan Nirmala. Ada beban yang kini bersemayan dalam hati seorang wanita cantik itu. Dirinya harus memainkan drama dengan berbohong pada orang-orang yang berada di rumah. Tak terkecuali sang mama. Nirmala terduduk lemas. Pikirannya melayang jauh terbang. Dirinya sama sekali tak bisa membantah secara penuh apa yang dikatakan suaminya itu. Nirmala seperti wanita lemah tak berdaya dengan setiap apa yang dikatakan Hendra padanya. Percakapan suami istri yang tak lain Hendra dan Nirmala, terekam jelas di telinga Rosma. Tak sengaja dirinya yang mencari Nirmala itu melihat sebuah pembicaraan yang begitu mengejutkan. Rosma baru saja mendapatkan informasi yang barawal dari ketidaksengajaannya. Bahkan Rosma sempat tidak menyangka bahwa Nirmala adalah istri dari mantan suaminya itu. Bahkan yang membuatnya teregun, saat dirinya mendengar bahwa Hendra menikahi Nirmala hanya karena Asila. Mata Rosma berotasi. dia yang masih berada di balik dinding putih yang mengntip Nirmala dari dekat, merasa pikirannya mencari-cari tentang Asila. Dia sama sekali belum pernah mendengar nama itu. Sepertinya nama Asila begitu sangat mempengaruhi sebuah pernikahan yang terjadi antara Hendra dan juga Nirmala. Nirmala segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Dia akan segera berkemas, sesuai dengan apa yang diperintahkan suaminya. Namun saat dirinya baru saja memasuki kamar. Tiba-tiba ada suara ketukan dari arah pintu kamarnya. Nirmala menghentikan gerak kakinya. Dirinya lalu berbalik badan. Dia mengira bahwa yang sedang datang adalah Hendra. Pasti Hendra sudah siap untuk segera pulang. Nirmala pun membuka pintu kamar itu. Betapa terkejutnya. Wanita yang tadi membuat jantungnya berdegup maraton, kini telah berada di depannya. Nirmala menatap dengan pandangan tanpa lepas. Dirinya sebenarnya sama sekali tak mau berurusan dengan wanita itu. Nirmala mencoba menghindar. Dia berusaha untuk menutup pintu kamarnya. Namun usahanya itu tak berhasil. Rosma dengan kekuatannya bisa menghalangi usaha Nirmala itu. Kini Rosma melangkah lebih dekat ke arah Nirmala dengan tatapan garang. Nirmala melangkah mundur dengan pelan. Wajahnya mendadak pucat, melihat tatapan garang Rosmalina kepadanya. Nirmala tak bisa berkutik. Saat dinding kamar itu menjadi penghalang gerakan kakinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD