1. Pertemuan Pertama

1898 Words
-Dua Puluh Lima Tahun Yang Lalu- Seorang bayi perempuan dilahirkan secara normal di sebuah rumah sakit bernama RSIA Tambak, Jakarta Pusat. Bayi tersebut lahir secara normal dari seorang wanita yang mendadak harus meninggal dunia saat melahirkan anaknya. Bayi yang sejak lahir tak memiliki orang tua itu terpaksa harus dirawat di panti asuhan hingga ada keluarga yang berniat mengadopsinya. Syukurlah tak lama setelah bayi itu lahir, ada sepasang keluarga yang belum memiliki seorang anak selama menjalani pernikahan selama 10 tahun untuk mengadopsi bayi mungil yang diberi nama .... “Aghnia ... Aghnia Fahira namanya. Cantik ya, Yah. Anak kita ini,” celetuk Sarah selalu wanita yang telah resmi menjadi ibu bagi sang bayi. “Alhamdulillah. Iya, cantik. Mirip, Bunda. Coba lihat wajahnya. Nggak jauh beda sama Bunda. Takdir telah mempertemukan kita dengan Aghnia. Dia akan menjadi putri kita nantinya,” ucap Ramli yang menjadi suami Sarah. Aghnia pun dibawa pulang oleh pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan itu. Membesarkan Aghnia hingga dewasa dan berusia 25 tahun sekarang. Memutuskan untuk berhijab di saat usia 17 tahun. Apalagi wajahnya yang tampak seperti keturunan timur tengah. Hampir sama dengan orang tua angkatnya yang juga berdarah timur tengah khususnya, Mesir. Apalagi gadis itu juga lulusan dari Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Aghnia besar menjadi gadis yang taat pada agama dan belum pernah memiliki kekasih sebelumnya. Didukung dengan kedua orang tua angkatnya tak mengizinkan sang anak anak gadis terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan mahram. “Nia, kamu cuti bekerja memang ada rencana apa?” tanya Sarah sambil menghidangkan makanan dan minuman untuk sang putri saat sarapan. Aghnia sudah hampir setahun ini menjadi seorang psikolog di Yayasan Praktek Psikolog, Jakarta Selatan. Mendadak ingin mengambil cuti yang diberikan secara cuma-cuma akibat prestasi kerjanya belakangan ini. “Oh iya, Bunda. Bunda kan tahu dari sekolah Nia suka hiking. Jadi waktu libur mau hiking di Gunung Pangrango,” jawab Aghnia sambil mengunyah nasi goreng buatan sang ibu. “Aduh, Sayang, Bunda kok takut ya, saat kamu mau mendaki. Takut kamu kenapa-kenapa,” celetuk Sarah khawatir. Aghnia tersenyum simpul. “Bunda kayak nggak pernah tahu kalau dulu Nia sering mendaki. Bahkan di Mesir juga pernah sama teman-teman kuliah. Tenang saja, Bunda. Nia sudah terbiasa.” Sarah mendesah pelan. “Ya sudah, Bunda percaya sama kamu. Kamu hiking sama siapa saja? Ada berapa orang?” “Sama teman-teman SMA, Bunda. Ada tujuh orang. Bunda tenang saja,” jawab Aghnia lalu meneguk s**u hangat yang disodorkan ibunya. “Bunda, Nia berangkat kerja dulu, ya. Assalamualaikum ...” Sarah yang berhijab syar'i lekas menjawab. “Wa'alaikumussalam. Hati-hati ya, Sayang.” Aghnia manggut-manggut seraya mencium punggung tangan sang ibu, sedangkan Sarah mengelus-elus puncak kelapa sang anak. Sangat sayang pada anak angkatnya dan menganggapnya sebagai anak kandung sendiri. Saat melihat Aghnia keluar dari rumah, wanita paruh baya itu membatin dalam hati. Nia, semakin hari kau semakin berumur. Tak lama lagi juga kau akan berulang tahun sesuai catatan dari panti asuhan. Tentunya kau akan tahu jika kami bukan orang tua kandungmu jika kau mau menikah nanti. Kenyataan yang sampai saat ini belum kau ketahui. Aku akan berusaha menceritakan hal ini pelan-pelan. Sarah mendesah lirih. Lantas beranjak dari meja makan menuju dapur untuk menaruh piring dan gelas kotor di wastafel. Melanjutkan aktivitas sebagai ibu rumah tangga, sedangkan Ramli selaku sang suami sudah beberapa hari ini dinas ke luar kota. Pekerjaannya sebagai kontraktor yang mengurusi proyek pembangunan properti di beberapa kota di Indonesia. Beralih pada sebuah kediaman mewah dan elit yang terdapat di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, tampak sosok pria berdarah Indonesia – Australia yang tengah berbincang-bincang di ruang makan. Tampak seluruh anggota keluarga Walcott lengkap yang tengah menyantap sarapan pagi ini. Harry Walcott selaku ayah dari Bonaventura mulai terlihat lagi di Jakarta setelah beberapa bulan ini harus mengurusi pekerjaan di Sydney, Australia. Pembicaraan di antara keluarga Walcott pun terjadi. Irish mengawali perbincangan mereka. “Bona, aku heran sama kamu. Kencanmu kemarin dengan Flora gagal total. Kenapa sih begitu terus kamu? Flora itu cocok buat kamu. Dia sudah mulai suka sama kamu. Tapi bisa-bisanya kamu hancurkan sendiri! Mommy nggak habis pikir sama kamu,” gerutu Irish yang kesal pada putra sulungnya. Belladona ikut menimpali ucapan sang ibu. “Mommy ini kayak nggak tahu abangku saja. Cintanya hanya untuk Kak Aliska. Nggak ada yang lain,” celetuk Belladonna lalu sambil mengunyah sandwich untuk sarapan. “Eh, kamu makan saja. Nggak usah ikutan ngobrol. Nanti kesedak kamu,” protes Bonaventura pada adik bungsunya. Irish angkat suara lagi. “Bona sudah harusnya move on dari istri Abiyasa itu. Mereka sudah bahagia di Swiss dengan anak mereka. Sudah waktunya kamu memikirkan jodohmu sendiri, Bona. Mommy ingin segera menimang cucu kayak Lidya. Ingat kau sudah tiga puluh tahun!” Bonaventura mendesah pelan. “Iya, Mommy, aku akan mencoba mengatur pertemuanku dengan Flora lagi. Aku juga ingin dicintai oleh wanita, Mom.” “Makanya kalau kau mau dicintai oleh seorang wanita, kau harus buka hatimu Bona. Jangan menolak kalau ada wanita yang suka sama kamu!” seru Irish sambil mengerucutkan bibir. Bonaventura merapatkan bibir sambil mengangguk pelan. Kemudian Harry Walcott angkat suara. “Bona, mengenai perusahaanmu bagaimana? Daddy baru saja membuka perusahaan e-commerce yang baru di Indonesia. Setelah melakukan perbandingan dengan yang ada di Aussie. Kau yang akan jadi CEO-nya. Adikmu juga jadi manager bagian marketing. Dia relasinya kan luas,” tukas Harry secara tiba-tiba yang mengagetkan Bonaventura maupun Belladonna. “Aku jadi marketing manager, Daddy???” tanya Belladonna terkejut. “Iya, kau harus memajukan perusahaan kita. Daddy nggak suka kamu kerja di entertainment lebih lama. Kau harus kerja di perusahaanmu sendiri. Prinsip untuk sukses seperti itu, Honey. Iya kan, Irish?” tanya Harry yang sengaja bertanya pada istrinya itu. Seolah-olah menyindir Irish yang dulunya setelah jadi Miss Indonesia lalu beralih jadi artis. Irish mendesah pasrah. “Iya, Daddy, benar. Kau Bella, turuti permintaan Daddy. Kerja di perusahaan kita yang baru saja. Fokus di sana dulu.” Belladonna langsung bersuara. “Bella kan baru saja jadi actress film. Masa' nggak boleh main film lagi???” tanya anak bungsu keluarga Walcott itu frustasi. Harry berdeham. “Hmm ... boleh saja tapi jangan jadikan prioritas. Nggak selamanya kau akan jadi actress. Biar ilmu yang kau dapatkan selama ini nggak sia-sia.” Belladonna mengangguk pasrah. Kini Bonaventura yang bersuara. “Daddy, ngasih aku tambahan pekerjaan lagi. Waktuku akan semakin sibuk. Rencana Mommy untuk punya menantu akan gagal. Aku jadi nggak punya waktu,” keluh Bonaventura. “Kalo JEC kan itu perusahaan milikmu. Kau adalah owner yang dulunya merangkap jadi CEO juga ya? Sekarang kau harus maju Bona. Jangan terpaku sama satu perusahaan saja. Aku ingin kau sukses di perusahaan keluarga kita. Kau akan fokus di e-commerce yang baru. Kau bisa mencari CEO baru untuk JEC atau pegawaimu yang lama di bagian manajemen pengelola naikkan jabatannya menjadi CEO di JEC. Okay?” Harry yang termasuk pria kerja keras itu bertanya pada sang anak. “Okay, Daddy. Bona nggak mau membantah. Kapan mulai kerja di perusahaan yang baru?” tanya Bonaventura. “Masih bulan depan. Aku masih menyiapkan kantornya dulu. Kau bisa siap-siap jadi CEO perusahaan kita.” Bonaventura mengangguk. “Mengenai owner hanya Daddy atau pakai investor asing?” “Karena kita baru memulai, dana masih dari Daddy. Perusahaan kita masih perusahaan rintisan. Kita kenalkan dulu start up dari perusahaan ini. Kau paham kan?” tanya pria asli Australia – Inggris itu yang sudah puluhan tahun menetap di Indonesia. Paham Bahasa Indonesia, meskipun logat British masih kental. “Iya, aku paham, Daddy.” Bonaventura melanjutkan pembicaraannya lagi. “Oh iya, Bona mau bilang kalau besok lusa mau refreshing selama beberapa hari.” Irish langsung menanggapi ucapan sang putra. “Mau refreshing kemana???” “Aku mau hiking di Gunung Pangrango, Mommy. Gunung yang ada di perbatasan Bogor, Cianjur, dan Sukabumi itu,” jawab Bonaventura mantap. “Sama siapa kamu hiking?” tanya Irish lagi layaknya ibu-ibu yang protektif pada anak. “Ada beberapa pegawai kantor JEC dan pengajar di JEC. Ini kan masa-masa liburan sekolah. Jadi kami mau refreshing di sana,” ungkap Bonaventura. Irish mengernyit, seolah-olah tak suka dengan rencana Bonaventura. “Liburan kenapa nggak ke tempat wisata menarik seperti Bali atau Labuan Bajo atau Sumba saja sih? Kenapa harus hiking? Kenapa nggak mengajak Flora liburan saja. Sekaligus menebus kesalahanmu kemarin. Bagaimana kalau ke luar negeri saja sama Flora?” cecar Irish yang masih mengharapkan gadis itu untuk jadi menantunya. Bonaventura mendengkus. “Itu bisa next time, Mommy. Ini acara kantorku. Aku juga memang butuh fresh air di gunung. Butuh penyegaran otak setelah sibuk beraktivitas. Mohon jangan larang aku.” “Ya sudah, terserah kamu saja. Tapi ingat, liburan sekolah itu cukup panjang. Mommy ingin kamu siapkan agenda perjalanan ke Singapore atau Thailand bersama Flora. Kalian harus jalan-jalan bersama,” titah sang ibu yang tak pernah dibantah oleh Bonaventura. “Iya, Mommy. Nanti setelah acara kantor selesai, aku akan mengajak Flora ke Singapore atau Thailand. Mommy jangan khawatir,” ucap Bonaventura memberi kesanggupan. “Okay, Mommy tunggu!” pungkas Irish yang mengakhiri pembicaraan dengan seluruh anggota keluarga Walcott di ruang makan. Bonaventura pun bersiap-siap untuk berangkat ke kantor JEC yang ada di Jakarta Pusat. Pria itu lekas melajukan mobil sedan mewah miliknya dengan kecepatan sedang. Ingin cepat-cepat sampai di kantor karena akan ada meeting rutin sebelum masa-masa libur sekolah. Karena jalanan yang cukup padat merayap hingga macet, membuat Bonaventura beralih mengambil jalur alternatif yakni melewati jalanan yang lebih sempit dan dekat dengan pemukiman penduduk. Ia semakin gelisah karena sebagai pimpinan tak ingin memberikan contoh yang buruk pada pegawai dengan datang terlambat. Pria itu pun melewati jalan yang cukup sempit, sehingga tak sengaja menyenggol mobil LCGC (Low Cost Green Car) atau mobil harga ekonomis bantuan dari pemerintah yang ramah lingkungan itu di sebuah jalan di Jakarta Selatan. Bonaventura pun bertanggung jawab hingga langsung keluar dari mobil untuk memberikan solusi pada mobil yang telah disenggol. Mencoba mengetuk pintu mobil yang disenggol hingga body mobil jadi lecet itu. “Maaf-maaf, saya nggak sengaja menyenggol mobil Anda. Maafkan saya, ini saya buru-buru soalnya. Sebagai gantinya, saya berikan kartu nama saya. Nanti bisa menagih biaya kerusakan mobil ini pada saya. Ada nomer telepon saya juga,” ujar Bonaventura seraya menyodorkan sebuah kartu nama. Wanita cantik berwajah timur Tengah dan berhijab itu menerima kartu nama dari Bonaventura setelah keluar dari mobilnya. Sejenak mereka berdua berpandangan. Lalu wanita yang bernama Aghnia Fahira itu langsung mengalihkan pandangan pada pria itu. “Baiklah, saya terima kartu namanya. Saya juga buru-buru. Terima kasih,” ujar Aghnia yang kemudian berpamitan untuk pergi meninggalkan tempat itu. Bonaventura mengangguk ramah dan beranjak kembali ke dalam mobil untuk segera meninggalkan tempat itu juga. Mereka berdua pun pergi dari sana menggunakan mobil mereka masing-masing. Masih belum tahu jika nantinya Bonaventura dan Aghnia akan bertemu kembali di sebuah pendakian gunung. Apakah mereka berdua nanti akan saling mengenal atau tidak? **** #Notes: Halo guys, ketemu sama bab-bab awal dari cerita ini. Ini spin off dari I’m not Her by taradev yang menceritakan tentang kisah cinta Mr. BW yg dulunya cinta sama Aliska Ibrahim tapi harus merelakan cintanya untuk pria yang dicintai oleh sang wanita pujaan. Di sini nanti akan dimulai kisah cinta dari Bonaventura yang berjalan tidak mulus ya guys. Ibunya, Irish tergolong wanita yg suka mengatur anaknya. Butuh usaha keras untuk mendapat restu dari Irish. Ikuti setiap chapternya ya guys. Seru juga nanti. Tap ❤️ cerita ini sebelum membaca. Makasih banyak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD