“Zayn… a.. aku….” Bisikku lembut dan lemah. Dengan suara yang serak dan kubuat seseksi mungkin untuk bisa mengalihkan perhatian Zayn. Kami harus ganti ruangan jika terus menerus berciuman seperti ini. Aku bisa merasakan burung camar Zayn yang siap terbang. “Hmm… “ Zayn tidak mau menghentikan kegilaan ini. Kegilaan yang berawal dari ide gilaku karena melihat bibir merah Zayn seperti Mawar melihat bibir merah Ilyas. “Zayn… a.. aku…. Aku sudah gak sanggup nahan… Euungh” Kataku sendu dan melenguh nikmat. *** Saat Zayn lengah karena mendengar bisikan seduce-ku, segera aku bertukar posisi dengannya. Hei…, jangan berpikir m***m. Maksudku, aku menarik tubuh kekar Zayn hingga gantian sekarang dia yang membentur tembok. Aku melihat Zayn dengan tatapan menggoda, haha… ide gilaku berhasil jug