Hari Pernikahan

1268 Words
Juragan Herman datang ke rumah Rina membawa rombongannya. MUA sudah disiapkan untuk merias Rina serta Wedding Organizer profesional pun akan dengan cepat mendekorasi rumah Rina. Kedua orang tua Rina melihat betapa ramainya orang-orang di luar. Bahkan semua tetangga pun sama terkejutnya melihat iring-iringan yang dibawa Juragan Herman. "Pak, Bu" Juragan Herman menyapa kedua orang tua Rina. "Ada apa ini Juragan?" Tanya Ayah Rina penasaran. "Saya datang untuk meminang Rina." Ucap Juragan Herman penuh keyakinan. Kedua orang tua Rina terkejut mendengarnya, namun mereka juga merasa bahagia. "Kami dengan senang hati menerima pinangan Juragan untuk putri kami." Jawab Ayah Rina dengan gembira. Juragan Herman kembali bicara. "Saya sudah menyiapkan segalanya. Saya ingin menikah dengan Rina hari ini juga." Ucap Juragan Herman tegas. Kedua orang tua Rina semakin terkejut. Mereka tentu merasa senang karena tidak harus mempersiapkan apa-apa. "Baik, juragan. Kami akan panggilkan Rina dulu. Silahkan juragan duduk dulu." Pembicaraan bahagia itu membuat kedua orang tua Rina sampai lupa tidak mempersilahkan Juragan Herman duduk sedari tadi. Juragan Herman mengangguk. Ia juga menugaskan MUA yang disewanya untuk mengikuti kedua orang tua Rina. Tok..Tok..Tok.. Suara pintu di ketuk. Rina sebenarnya sudah bangun dan membersihkan diri sedari tadi, namun dia masih malas untuk keluar kamar. Rina juga tidak bekerja hari ini. Dia sudah meminta izin ke tempat kerjanya dengan alasan sakit. "Rin.." Panggil ibunya. Dengan langkah gontai, Rina membuka pintu kamarnya yang ia kunci. Cek rek, pintu dibuka. Rina melihat ayah dan ibunya di depan pintu, serta seorang wanita cantik yang membawa sebuah kotak make up serta tak jauh dari mereka seorang pria membawakan sebuah kebaya pernikahan. "Ada apa ini Bu?" Tanya Rina mulai tidak enak perasaan. "Sayang hari ini Juragan Herman akan menikahi mu," jawab ibunya. Rina membelalakkan matanya. Belum sembuh luka hatinya karena perlakuan ayahnya semalam, pagi ini tiba-tiba ia mendapat kabar harus menikah hari ini. Rina menggeleng. "Tidak Bu.. Aku tidak menginginkannya." Ucap Rina masih teguh pada pendiriannya. "Kamu harus menikah hari ini juga Rina. Jangan buat orang tua kamu malu seperti tadi malam." Ucap Ayahnya penuh penegasan. Rina kembali mendengar ayahnya berkata dengan nada tinggi. Seketika dunianya terasa runtuh. Selama ini tumpuan hidupnya hanya ayahnya dan orang yang paling mengertinya hanya ayahnya. Sekarang tidak ada lagi yang mendukung Rina. Memberontak percuma saja. Rina pasrah ia masuk ke kamarnya. Duduk di depan cermin, seakan mengisyaratkan. Silahkan aku sudah kalah, lakukan semua sesuai keinginan kalian, batin Rina. MUA mulai merias wajah Rina. Wajah pangling yang diharapkan hampir semua wanita dalam pernikahannya, tapi tidak bagi Rina. Hampir satu jam Rina dirias. Jika melihat kemampuan sang MUA tentulah semua orang akan memujinya, namun Rina dia malah ingin mencibirnya. Rina akan memuji sang MUA jika ia berhasil membuat wajah Rina sampai jelek, sejelek-jeleknya. Rina mulai dibantu memakai kebaya pernikahannya. Sungguh, sangat-sangat memuakkan. Bahkan saat ini Rina ingin mengambil segelas kopi yang ada di depan cermin rias itu dan menumpahkannya di kebaya yang ia kenakan sekarang. "Finished," ucap MUA menepuk tangannya satu kali. Ia melihat kagum hasil make over nya sendiri. "You are so beautiful." sambungnya kembali. Sedangkan Rina hanya menghela nafas. Ingin rasanya ia mendesis, namun MUA di hadapannya memang tidak salah apa-apa. Jadi sangat keterlaluan bila Rina sampai memperlihatkan perasaan jijik kepadanya, karena MUA itu hanya menjalankan tugasnya. Sedangkan beberapa dayang pengantin sudah dipersiapkan untuk menjemput Rina. Rina semakin berusaha keras tidak memperlihatkan rasa jijiknya. Semua sudah selesai, Rina akan turun ke bawah. Dua di antara para dayang mulai memegangi kebaya Rina yang menjuntai panjang hingga ke lantai. Alih-alih pengantin itu harus melangkahkan kakinya pelan, ingin sekali Rina melangkahkan kakinya dengan sembrono, namun ia takut heels nya malah membuatnya terjatuh bersama dayang-dayang di belakangnya. Dekorasi dengan waktu satu jam sudah diselesaikan oleh para profesional Wedding Organizer. Juragan Herman melihat calon istrinya dalam balutan kebaya putih. Mulutnya menganga melihat betapa cantiknya wanita pujaan hatinya itu. Dayang-dayang membantu Rina duduk di samping juragan Herman. Penghulu sudah siap menjabat tangan juragan Herman. Tiba-tiba. "Tunggu!!" Suara seorang pria menghentikan acara sakral yang dinantikan semua orang, terkecuali sang mempelai wanita. "Alvian," gumam Rina. "Pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan." Ucap sang pria dengan tegas. Mulai terdengar bisik-bisik dari para tamu undangan. Seseorang dari mereka mulai membuka suara. "Bukankah dia laki-laki berondong yang menjalin hubungan dengan Rina?" Semua orang semakin terperanjat. "Pernikahan tidak bisa dilanjutkan karena mempelai wanita tidak menginginkan pernikahan ini!" "Alvian jangan kacau kan pernikahan Rina!" Seru Om Rudi emosi. Sebenarnya Om Rudi itu orang yang ramah kepada Alvian sebelumnya. Namun semenjak berita-berita tetangga yang memandang Alvian ini berondong simpanan Rina tentu saja orang tuanya merasa cemas. "Pergi kamu dari sini!" Om Rudi semakin emosi. "Tidak Om! Saya mencintai Rina. Dan saya akan memperjuangkan cinta saya." "Alvian, pulanglah! Kamu tidak akan bisa menang segalanya melawan juragan Herman." Ucap Ibu Rina. Juragan Herman beranjak dari tempat duduknya. Ia ingin membuat semua orang kagum dengan kebijaksanaannya. "Tenang-tenang semuanya!" Ucap Juragan Herman sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Semua orang mulai terdiam. "Kalian lihat pria muda ini. Dia begitu berani menghentikan pernikahan seorang juragan Herman." Kalimat yang lebih tepatnya menyindir dibanding memuji. Semua orang tertawa. "Apa yang kamu punya Hei Pria muda?" Hampir semua orang berpikiran sama. "Pria muda. Jika kamu benar-benar ingin menghentikan pernikahan ini aku tidak akan melarangnya." Ucap Juragan Herman membuat semua orang bertanya-tanya. "Kau lihat.. Semua dekorasi, jamuan makan, riasan, hiburan, dan semuanya ini tidak menggunakan uang yang sedikit." Juragan Herman mendekatkan wajahnya pada Alvian. "Kau boleh menikahi Rina, tapi bayarlah semua modal yang aku keluarkan ini 10 kali lipat dari yang aku keluarkan." Ucap Juragan Herman membuat semua orang merasa puas dengan Juragan Herman yang telah mempermalukan Alvian. Juragan Herman dan semua orang di sana yakin sampai Alvian menangis bersujud pun ia tak akan mendapatkan uang sebanyak itu. "Baik. Aku akan menikahi Rina sekarang juga. Ini cek sebesar 2,5 Miliar. Jika kurang kau masih bisa mengajukan kekurangannya." Alvian menyerahkan cek itu di hadapan semua orang. Semua orang merasa takjub. Tapi mereka tak percaya begitu saja. "Juragan coba lihat cek nya!" Semua orang merasa penasaran. Juragan Herman melihat cek yang dibubuhi stempel milik Perusahaan Hard Energy. Ini cek asli. Sebenarnya Juragan Herman merasa terhina dengan ini semua, namun karena ia juga menggunakan logikanya untuk memilih harta, ia meninggalkan acara pernikahan itu secepatnya tanpa berkata apa-apa. "Juragan.. Juragan.. Anda mau kemana?" Orang tua Rina mencoba menyusul Juragan Herman namun mereka dicampakkan begitu saja. Alvian membawa orang tua Rina kembali ke tempat pernikahan. Rina yang menyaksikan semua kejadian itu, masih tidak percaya. "Saya terima nikah dan kawinnya Sandrina Natasya Aurora binti Rudi Ardana dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai Lima Miliar dibayar tunai." "Saksi?" "Sah" "Sah" Semua orang bertepuk tangan meriah, berondong yang mereka pikir hanya bocah ingusan ternyata adalah pria kaya raya yang hartanya miliaran rupiah. Berita pernikahan Rina yang dinikahi seorang miliarder pemilik perusahaan besar dalam negeri sudah tersebar hingga kemana-mana. Berita ini bahkan sampai di telinga orang-orang yang pernah ada di hidup Rina. Seorang pria bernama Reiner, serta seorang wanita yang selalu iri kepada Rina bernama Cassandra. "Sialan.. Padahal aku sudah menyebarkan rumor Rina itu si pecinta berondong untuk membuatnya di pandang negatif oleh semua orang." Cassandra masih mengumpat. "Alvian.. Ternyata dia itu adalah pewaris kaya raya, hartanya bahkan berpuluh-puluh miliar. Aaaaaaaaarggggghh." Cassandra melemparkan semua barang di depan meja riasnya. Rina mencium tangan pria yang kini menjadi suaminya, kemudian Alvian mencium kening wanita yang kini menjadi istrinya. Hubungan mereka yang dahulu seorang adik dan kakak kelas, kini telah berubah menjadi hubungan suami istri. Para tamu undangan satu persatu sudah meninggalkan pesta pernikahan. Tersisa Pak Muji dan keluarganya di sana. "Aden, bapak tidak menyangka Aden ini ternyata anak orang kaya." Ucap Pak Muji begitu polosnya. Alvian dan Rina tersenyum mereka mengingat awal pertemuan mereka dahulu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD