bc

Brondongku Ternyata Sang Miliarder

book_age16+
109
FOLLOW
1.7K
READ
billionaire
HE
age gap
kickass heroine
independent
bxg
kicking
campus
city
secrets
like
intro-logo
Blurb

Jatuh cinta adalah perasaan yang tidak bisa dicegah. Tidak peduli siapa orang yang kau cintai, kaya, miskin, cantik, biasa, tampan, tua, muda? Ketika cinta sudah tumbuh di dalam hati, tidak ada lagi yang bisa menghentikan cintamu itu. Begitupun bagi seorang laki-laki muda bernama Alvian, ia jatuh cinta pada kakak kelasnya bernama Sandrina.  Selama lima tahun Alvian memendam perasaannya, hingga sebuah kejadian mengantarkan mereka pada ikatan pernikahan. Akankah Rina bisa membuka hatinya untuk Alvian? Ataukah Rina mencintai Alvian setelah tahu bahwa Alvian seorang miliarder?

chap-preview
Free preview
Malam Mencekam
Dalam gelap malam mencekam wanita berusia 23 tahun itu mempercepat langkahnya. Jantungnya berdebar kencang karena rasa takut menyelimutinya. Beberapa bayangan gelap tampak sedang mengejarnya. Tubuhnya yang mulai terasa lelah masih berusaha mencari jalan keluar dari jalanan tikus yang baru pertama kali ia lewati. Rasanya ia hanya berputar-putar di tempat yang sama. Ada rasa sesal dalam dirinya. Seandainya jika ia tidak pergi dari rumah, mungkin ia sedang berada di dalam kamarnya memeluk bantal guling saat ini. *** "Sudah lima tahun sayang, ibu hanya melihatmu bekerja keras tanpa memikirkan masa depanmu," keluh Ibu Rina. "Tolong Bu! Jangan paksa aku! Aku tidak mau menikah dengan pria itu." Rina masih menentang keinginan ibu dan ayahnya. "Memang kenapa dengannya sayang? Umurnya juga tidak beda jauh denganmu. Dan yang terpenting dia lebih dewasa darimu," timpal Ayah Rina. "Aku tidak mencintainya Bu, Yah." Rina memelas. "Cinta itu bisa tumbuh saat kalian sudah menikah sayang." Ibunya tak menerima alasan Rina. Desas-desus tetangga yang mengabarkan Rina pecinta berondong membuat kedua orang tuanya gelisah. Mereka tidak ingin putri yang dicintainya selalu dijadikan bahan gunjingan tetangganya. "Ayah tidak mau tahu, pokoknya kamu harus menerima pernikahan ini," tegas Ayah Rudi. Rina berlari ke kamarnya. Ia tidak mengerti kenapa gosip murahan itu bisa sampai di telinga ayah dan ibunya. "Maaf Bu, Yah.. Jika kalian masih tetap memaksaku menikah dengannya, aku harus pergi dari rumah ini," batin Rina. *** Mulutnya masih ber komat-kamit memanjatkan doa. Asa masih ada dalam dirinya. Ia tak mengerti kenapa jalanan ini begitu sepi pejalan kaki. Tak ada satupun orang yang ia temui disini. "WOO AAAA" Rina terkejut melihatnya. Seorang pria dengan tubuh dipenuhi tato muncul di hadapannya. Rina mundur selangkah demi selangkah. Ia membalikkan tubuhnya dan segera berlari. "WOO AAAA" Pria dengan anting di hidung dan kedua telinganya kembali mengejutkan Rina, membuatnya menghentikan langkahnya untuk berlari. Dari samping kanan dan kirinya muncul kembali dua orang lelaki dengan perawakan lebih kurus dan tinggi sambil merentangkan tangan mereka tak sabar ingin memeluk Rina. Rina dikepung oleh keempat pria yang telah dikuasai nafsu mereka. Tercium bau alkohol dari tubuh mereka semua. "Sayang mau kemana? Ayo temani kita bersenang-senang!" Ucap pria penuh tato di tubuhnya. Ketiga pria lain tertawa mendengarnya. Hahahaha "Ayo manis! Jangan takut!" Pria dengan anting di wajahnya hampir menyentuh Rina, namun Rina menepis tangan itu. "Wow perlawanannya kuat juga." Ucap si pria anting itu. Mereka saling bertatapan dan tertawa. Rina semakin diselimuti ketakutan. "Tooloooooong!" Rina berteriak sekuat tenaganya. Dengan kekuatan yang masih tersisa di tubuhnya, ia berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkannya dari petaka ini. Pria-pria itu semakin mendekati tubuh Rina. Rina semakin dibuat tak berdaya. Tidak ada lagi yang bisa ia perbuat, tak ada ruang untuk melarikan diri. Rina menutup mata dan telinganya berharap ini hanyalah mimpi dan ia bisa segera terbangun dari mimpi buruknya. BUG ! Kepalan tangan penuh tenaga dan amarah mendarat di wajah para pria jalanan di sana. Seorang pria berusia 21 tahun muncul sebagai seorang ksatria melumpuhkan para penjahat yang hampir meno*dai wanita yang selama ini dicintainya dalam diam. Para pria itu lari dengan terbirit.birit. Sepertinya sudah cukup lama Rina menutup mata dan telinganya. Ia merasa tidak ada sesuatu yang terjadi kepadanya. Rina mencoba memberanikan diri membuka mata. Tampak seorang pria tampan yang ia kenal berdiri di hadapannya. "Alvian," gumamnya. Pria itu tengah berbalik meninggalkannya. "Tunggu Al!" Teriaknya. Ia melihat luka di bibir dan pipi pria yang dulu pernah mengisi hari-harinya. "Aku obati dulu," ucapnya. Alvian menurut. Ia melihat wanita yang selama ini dicintainya dari dekat. Sama sekali tak berubah. "Ayo kak!" ucap Alvian menyuruh Rina mengikutinya. Setelah hampir 5 tahun lamanya, Rina baru mendengar kembali suara laki-laki itu. Mereka berjalan kaki cukup jauh hingga tiba di sebuah tempat penginapan. "Ini dimana Al?" Tanya Rina. "Untuk malam ini kita menginap di sini dulu Kak. Sudah sangat malam berbahaya jika kita masih berada di luar." Ucap Alvian. Alvian memesan dua kamar untuk mereka berdua. Setelah menyelesaikan p********n, Resepsionis memberikan dua buah kunci untuk pria tampan dengan perawakan tinggi itu. Alvian memberikan satu kunci kamar kepada Rina. Dia tidak terlalu khawatir karena kamar mereka saling berdampingan. "Kalo ada apa-apa Kakak bisa ketuk pintu kamar aku," ucap Alvian agar Rina tidak sungkan. Rina mengangguk. Mereka berdua pergi ke kamarnya masing-masing. Namun tak berselang lama Rina kembali teringat dengan luka Alvian yang belum dia obati. Rina mencari kotak P3K di sekitarnya, namun tidak dia temukan. Akhirnya ia kembali ke tempat Resepsionis untuk mencarinya di sana. "Kak maaf, ada kotak P3K di sini?" Tanya Rina. "Ada. Saya ambilkan dulu." Jawab Resepsionis dengan ramah. Resepsionis memberikan Kotak P3K kepada Rina. "Terimakasih Kak. Ucap Rina. Resepsionis mengangguk dan tersenyum. Rina kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Alvian. Tok..tok..tok.. Suara pintu di ketuk. Alvian yang baru keluar dari kamar mandi bergegas membuka pintu. "Kak, ada apa?" Tanya Alvian. "Ini. Aku mau mengobati lukamu." Jawab Rina sambil memperlihatkan kotak P3K yang dibawanya. Alvian membawa Rina masuk ke dalam kamarnya. Mereka duduk di sofa yang ada di sana. Rina mulai membuka kotak dan membawa kasa steril yang sudah diberi alkohol untuk membersihkan luka Alvian. Mereka duduk saling berhadapan. Rina mulai mengusap pelan luka di wajah Alvian. Rina fokus mengobati luka Alvian, sedang Alvian tak bisa berhenti menatap wajah Rina yang sangat ia rindukan. Rina mengoleskan salep antibiotik ke luka yang telah dibersihkan. Sentuhan lembut yang Rina berikan di bibir Alvian memberikan rasa hangat di hati pria itu. "Aku mencintaimu Kak." Tanpa sadar Alvian mengungkapkan isi hatinya. Rina terkejut mendengarnya. Alvian mulai sadar dengan apa yang telah ia katakan. "Maaf Kak. Aku tak bermaksud lancang." Alvian takut wanita di hadapannya itu semakin membencinya. Rina melihat ketulusan dari ucapan Alvian. "Al.." Rina memanggil nama pria di hadapannya. Alvian yang masih diliputi perasaan bersalah menatap wajah perempuan yang dikasihinya. "Apakah kau benar-benar mencintai aku?" Selidik Rina. Alvian tidak bisa langsung menjawab begitu saja. Jika Rina menginginkan kejujuran tentulah ia akan tegas menjawab. Ya, aku benar-benar mencintaimu, bahkan selama 5 tahun ini aku selalu ada bersamamu. Aku melindungi mu, aku yang membantumu saat kau kesusahan, walau semua itu aku lakukan di belakangmu tanpa kau sadari. Itulah yang ingin Alvian katakan.

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook