Saya baca di email barusan, surat izin dari Korsel sudah keluar, Kiya. Segera berangkat ya. Itu pesan dari dosennya. Ia segera membalasnya rapi pikirannya justru berkecamuk karena mendadak harus meninggalkan semua yang baru ia mulai. Ia termangu lama di depan laptop, menatap email dari pihak kampusnya di Korea Selatan sana lalu menarik nafas dalam. Ia tak tahu harus bagaimana selain harus segera mengurus dokumen-dokumen perjalanan. Ia mungkin masih sempat menghadiri pernikahan kakaknya meski sepertinya setelah itu, ia benar-benar harus berangkat. Setelah lama termangu, Zakiya beranjak dari kursinya. Kemudian bergerak turun untuk membantu ibunya menyiapkan makan malam. Ia juga bercerita mengenai keberangkatannya yang benar-benar pasti kali ini. Mamanya tak banyak komentar. Hanya banyak m