Anta yang merasa ditatap tajam oleh Zu. Mulai diam. Seperti terhipnotis oleh pikiran gilanya. Zu langsung mengambil kesempatan dalam kesempitan. Zu mengukung Anta di depan pintu ruangan kerjanya. Dengan kedua tangan kokohnya yang menampilkan otot-otot seksi disana, dia memegang kedua tangan Anta dan menekannya pada pintu besar itu. Zu lalu melumat bibir Anta. Tanpa peduli dimana posisi mereka sekarang. “Hmmmpphhh…” Ucap Anta terkejut karena ciuman tiba-tiba Zu. Anta mulai meronta. Pipinya mulai merah. Karena Zu menciumnya tepat didepan semua pekerjanya. Bahkan Han mulai senyum-senyum sendiri melihat tingkah Tuan Besar nya itu. Han lalu memandang tanjam semua pekerja seolah mengatakan untuk melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing, dan menganggap bahwa tidak