“Kita mampir ke Blok M dulu, ya? Makan,” ucap Ian sambil menatapku dari spion. Aku mengangguk, mataku terus memandang sekeliling. Jalanan macet total. Asap hitam yang bergumul di sekitar membuat tanganku terus membekap hidung. “Tapi jangan makan di pinggir jalan, ya? Cari tempat yang higienis. Aku nggak mau sakit perut lagi.” Ian tergelak. Menatapku dari spions. Sudahlah acuhkan saja. Aku kembali menatap sekeliling. Kendaraan dari arah kanan mulai melaju pelan. Klakson bersahutan. “Inilah alasan kenapa aku gak suka naik kendaraan pribadi, Can. Macet. Aku nggak suka macet, sungguh melelahkan.” “Mau kugantikan?” tawarku sungguh-sungguh. “Gak. Nanti malah jatuh!” Tolaknya dengan tatapan mengejek. “Gak bakal jatuh. Naik motor mah keciil. Kamu arahkan saja jalannya. Turun!” kataku seteng