• PERUBAHAN MINGZHI part 3
****
“Lenganku serasa mau copot, bagian pahaku... Rasanya terkoyak, siapa sangka bahwa tutorial ini neraka untuk orang sepertiku, gelap... Aku tak melihat apapun, dimana ini?”
Tik tok tik tok...
“Suara jam dinding ini tidaklah asing, bukannya jam dinding bunyinya selalu seperti ini? Aku merasa aku sedang berada di rumahku.”
BAM!!! Mata mingzhi terbuka, dia baru sadar kalau dia sudah ada dikamarnya.
“Ugh.... Aku tak ingat apapun... (sambil memegang kepalanya), sepertinya aku langsung terkapar setelah sampai kerumah. Tunggu, jam berapa sekarang? (menengok ke arah jam). Hah?!!! Sudah jam setengah sebelas siang, aku tidur selama itu? Hari apa sekarang? Oh ya! Ini hari kamis.... Hufttt.... (jatuh terbaring kembali ke kasurnya). Kupikir hari ini aku harus bekerja... Untunglah.”
Tangan kanan Mingzhi diletakkan pada keningnya. Dia ingin mengangkat tangannya dan baru terasa kalau otot-ototnya merasa nyeri, seakan bagian otot tangannya itu robek, rasa sakitnya sampai menyulitkan dia untuk mengangkat atau menggerakkan tangannya.
“Uahhhh! Sial... Sakit sekali, tanganku sulit digerakkan, bahkan kakikupun tak kalah sakit rasanya. System!”
“Ya host!”
“Perlihatkan misi tutorial yang harus aku selesaikan hari ini!”
Kemudian layar apung muncul memerlihatkan misi-misi yang harus Mingzhi lalui hari ini.
“Tunggu dulu! Bukankah misi ini sama seperti misi kemarin? Apa system tidak salah memberikan misi ini padaku sekali lagi?” Tanya Mingzhi kebingungan.
“Jawab! Misi yang tertera pada system akurat seratus persen, tidak ada kesalahan apapun pada system dalam kebijakan memberikan misi kepada host.” Jawab System.
“Begitu ya... Jadi tidak ada pilihan lain selain melakukan misi tersebut sekali lagi, baiklah... Mari lakukan ini. (berusaha bangun dari tempat tidurnya) sial! Badanku susah digerakkan, rasanya nyeri dimana-mana, apa olahraga biasa bisa berefek seperti ini padaku yang tiap minggu menjadi kuli panggul?” guman Mingzhi.
****
Keesokan harinya, Mingzhi merasa lebih baik daripada kemarin, meskipun dia merasa nyeri dimana-mana tapi dia merasa bisa menahannya.
“System! Perlihatkan misi yang harus kulakukan hari ini!”
Layar apung muncul, memperlihatkan setiap misi yang harus Mingzhi kerjakan.
“Hoy!!! Apa ini benar-benar misi tutorial? kenapa tak ada perubahan apapun pada misi yang kulakukan? apa system benar-benar melakukan tugasnya?!” dengan nada kesal Mingzhi mengatakannya.
“Jawab! Ini merupakan misi tutorial yang harus dilakukan hari ini oleh host, tidak ada perubahan apapun dikarenakan kebijakan system yang telah mengatur misi tutorial sedemikian rupa, system tidak mengalami error atau masalah apapun, system bekerja dengan baik.” Jawab System.
“Baiklah... Kulakukan sesuai misi.”
Setelah menutup pintu rumahnya Mingzhi mulai berari sejauh 100 meter menuju taman di dekat area perumahannya. Melakukan Push up sebanyak 10 kali, melakukan pull up 10 kali tanpa kesulitan sedikitpun, melakukan Sit up sebanyak 10 kali, dan terakhir melakukan Scot jump sebanyak jumlah yang tertera pada misi.
****
Mingzhi sampai dirumahnya sebelum sore.
“Karna misi yang harus kulakukan diulang-ulang aku mulai terbiasa melakukannya, bahkan kali inipun aku tidak merasa capek sama sekali, meskipun sakitnya masih terasa, ntah kenapa biasa saja rasanya, aku bisa menahan ini. Besok misi ini akan kulakukan lagi, jadi kapan sebenarnya tutorial ini akan selesai?”
kaki kiri Mingzhi lemas tiba-tiba dan dia kehilangan keseimbangan hingga menabrak tembok rumahnya. BRUAKK! Mingzhi tersungkur di ruang depan. Melihat sekelilingnya yang terasa seperti bergerak memutar-mutar
“Eh! Apa gempa?!”
Beberapa kali matanya berkedip dengan cepat, melihat sekelilingnya yang mulai samar-samar terlihat. Lalu DEG DEG! DEG DEG! Dan suara itu makin terdengar seakan semakin kencang rasanya, dan.... DEG.... DEG.... DEG........ Semakin pelan secara perlahan.
****
Mata Mingzhi terbuka, melihat pada laci, meja, kursi.
“Oh.... Ini ruang depan... Apa aku pingsan? Ngomong-ngomong berapa lama aku pingsan? (Melihat kejendela rumahnya yang terbuka) cerah sekali, tidak... Panas! Jadi sudah siang ya?”
Bam! Mingzhi segera berdiri.
“Ehhhhh!!! Siang?!!! Aku kemaren pulang kerumah sore hari, sebenarnya berapa lama aku pingsan?! Satu hari? Apa jangan-jangan dua hari? Kalau begitu sekarang minggu! Aku harus bekerja bukan? Sial!”
****
Sementara itu disekolah, seseorang dengan raut wajah cemas sedang menatap ke arah bangku yang sudah lama kosong selama beberapa hari.
“Hari inipun dia tidak datang kesekolah, apa yang terjadi pada anak itu kali ini? Apa aku harus pergi kerumahnya untuk melihat keadaannya? Sudah hampir seminggu....” diucapkannya dalam hati oleh Mrs. Ann, guru wanita yang perhatian pada Mingzhi.
Sementara itu kelompok Li Saoqi tampak selalu bahagia sekarang, debu yang menghalangi mata mereka lama tidak tampak dihadapan mereka, rasanya wajah mereka semua jadi berbinar kecuali satu orang yang bahkan lebih cemas daripada Mrs. Ann.
“Dia pasti mati.... Bagaimana ini? Bukankah ini artinya aku sudah terlibat dalam kasus pembunuhan?! Tidak!! Jangan memikirkan hal bodoh seperti itu,, tapi... Waktu itu... Mereka mematahkan kakinya, tangannya, suara patahnya tulang itu... Bahkan aku mendengarnya, erangan itu... Bahkan aku tidak melihat dia melawan... Tunggu!!! Jangankan melawan bukankah dia tidak bergerak sama sekali setelahnya.... mati! Dia pasti mati! Sudah pasti mati! Aku pembunuh?!!” dalam hati, dengan keringat yang mengucur didahinya, sambil menggigit kukunya dia memikirkan pengalaman kelam waktu itu.
“Aku tidak membunuh! Waktu itu aku hanya menyenternya saja, aku tidak memukul, aku tidak menendang.... Sidik jariku.... Tidak bisa ditemukan disana, arghhhh.... Sial, sepatuku, jejak sepatuku mungkin ditemukan di tkp. Kalau sampai ada penyelidikan tentang ini bukankah aku akan tersangkut kasus pembunuhan?!” masih memikirkan kejadian itu.
PLAK!!! Sebuah buku yang digulung mendarat tepat dibagian belakang kepala.
“Kenapa wajahmu seperti itu Chunan?! Kau seperti ikan mati, apa yang kau pikirkan?” sosok yang memukulnya dengan gulungan buku itu mengatakannya, Li Saoqi.
“Tidak! A... Aku ti, tidak memikirkan apapun!” Jawab Chunan terbata-bata.
“Cihh! Kau ini, ayolah... Kita akan keluar hari ini, moodku bagus sekali belakangan ini, setelah anak kampung itu tidak ada di sekolah kita, aku baru tau kalau sekolah kita seluas ini, haha!”
“Kau ikut tidak?!” Sambung Saoqi.
“Te, tentu. Tentu aku ikut!” Jawab chunan, dengan senyum bercampur aduk rasa cemas akan kejadian hari itu.
****
Dirumah Su Mingzhi, Mingzhi mondar-mandir kebingungan, selayaknya orang yang kebakaran jenggot membuatnya susah untuk berpikir, lalu dia lari kedapur dengan sigapnya dan... JDUG!!! Kepalanya terbentur pada bagia atas jalan masuk kedapur yang tidak terpasang pintu. Spontan dia berjongkok sambil memegang kepalanya yang terbentur tadi sambil mendesis kesakitan.
“Sssssstttttt!!! Sial sakit sekali, ini pertama kalinya kepalaku terbentur di pintu masuk dapur yang tinggi itu.”
Spontan mata Mingzhi terbuka lebar bak terkejut akan sesuatu, lalu dia menoleh ke arah pintu masuk dapur, melihat bagian atas yang tidak mungkin menjadi lebih rendah tiba-tiba.
“Tunggu! Bukan pintunya yang memendek.... Itu berarti... (berdiri perlahan, lalu tangannya mengukur ketinggian kepalanya dengan bagian atas pintu masuk, dan hasilnya adalah kepalanya lebih tinggi dibandingkan bagian pintu itu.) aku yang semakin tinggi.”
Mingzhi sedikit menunduk, bergegas pergi ke kamar mandi, sambil berhati-hati akan membenturkan kepalanya lagi ke tembok, Mingzhi masuk ke kamar mandi dan melihat pada kaca yang terdapat didalamnya.
Mata kanan Mingzhi mengeluarkan air mata yang perlahan turun ke pipinya, wajah yang tidak asing baginya, membawanya pada momen nostalgia seakan angin kerinduan datang menerpanya. Wajah itu... Tersenyum dengan air matanya yang mengalir... Senyuman itu mengingatkannya.
“Ibu!!!”