Perubahan Mingzhi last Part

1522 Words
 • PERUBAHAN MINGZHI last part. “Senyuman itu, bagaimana bisa aku melupakannya? (mendekatkan tangannya pada kaca hingga menyentuhnya), senyuman ini.... Senyuman ini yang selalu menenangkanku, senyuman indah milik ibuku, dengan senyuman inilah dia mengangkatku dari rasa sepi dan keterpurukan karna dijauhi oleh orang-orang. Senyuman inilah yang selalu kusaksikan ketika sepasang tangan memelukku dengan erat, atau ketika sebuah tangan mengelus rambutku dengan lembut. Senyuman ini... Ini Ibuku.” Air mata yang mengalir perlahan kini tak terbendung dan akhirnya membasahi kedua pipi Mingzhi. Mingzhi mengusap air matanya dengan kedua pergelang tangannya, namun air mata itu tidak mau berhenti, jelas... Menahan kerinduan selama itu tidaklah mudah baginya, satu-satunya orang yang memperdulikannya ntah kenapa sekarang terasa dekat dan sedang mengawasinya. “Aku tau wajah ini adalah avatarku, tapi aku tidak memungkirinya bahwa avatar ini aku dapat dengan mengcopynya dari ibuku, kalau aku sudah seperti ini sejak dulu... Tidak akan ada yang meragukan aku anak ibu. Ibu tidak akan ditinggalkan oleh ayah dan hidup digubuk ini dengan sakit yang ibu derita. Maafkan aku ibu, maafkan aku, semua yang ibu alami... Semua adalah kesalahanku, aku tidak bisa membalas ibu, pelukan hangat hari itu, belaian lembut hari itu, kepercayaan ayah pada ibu.... Bagaimana aku bisa mengembalikannya? Ibu... Aku merindukanmu...” Dengan terisak-isak, air mata yang mengalir, bahkan ingusnya... Semua tak bisa dia tahan... Sembari meringkuk di kamar mandi, membayangkan penyesalan yang dia alami, Su Mingzhi mendapat satu jawaban pasti. “Mulai hari ini adalah awal dari hidupku yang baru, tak ada penindasan lagi, tak ada penyesalan lagi, hanya ada kebanggaan... Kebanggaan mengemban kepercayaan ibuku padaku... Aku harus belajar dengan giat, dan hidup dengan baik sesuai dengan keinginan ibu. Ya! Itu yang harus kulakukan!” “Keberhasilan terkonfirmasi! Selamat kepada host karna telah menyelesaikan tutorial dengan baik, hasilnya akan dikalkulasikan bersama avatar yang digunakan host saat ini. Misi yang akan dilakukan oleh host akan muncul ketika ada pemberitahuan tentang misi. Sekali lagi System mengucapkan selamat pad host!” “Terima kasih System, dengan bantuanmu aku mendapatkan kepercayaan diriku, dengan system yang dapat mencurangi dunia ini aku tak akan tertunduk lagi. Mohon bantuannya, The Cheat System.” ujar Mingzhi dengan senyum yang sangat indah. “Tapi ntah kenapa pantatku dingin sekali, (melihat kebawah) oh sial, celanaku pasti jatuh saat aku berlari kesini. (Mingzhi berdiri dan melihat tubuh avatarnya) aku beneran jadi tinggi, kemana perginya tubuh gemuk itu? Pantas saja celanaku tidak mau menempel. Perutku jadi rata begini (menyentuh perutnya). Gilak! Kerasnya... Terus juga terlihat seperti tumpukan bata. Apa ini yang namanya Sixpack? (melihat tangannya, lalu memperagakan binaragawan yang memamerkan otot) wah... Gimana bilangnya ya? Aku jadi tampan dengan tubuh atletis secara instan. Eh?!!! Memangnya bakal ada yang mengenaliku kalau aku seperti ini?!! Duh!! Bodo amatlah, yang penting mandi dulu!” **** Mingzhi berdiri di depan kaca di kamarnya yang lebih besar daripada kaca di kamar mandinya, dengan tubuh setengah terbalut handuk dia tidak berhenti memandang pada kaca, sesekali dia memutar untuk melihat bagain punggungnya. “Fuaaahhh! Aku memang selalu tertunduk sih, jadi aku tidak terlalu melihat pada wajah seseorang, tapi kalo dibandingkan dengan diriku saat ini sih... Aku yakin tak ada orang yang lebih tampan dariku, bahkan ayahku ketika muda pun masih kalah tampan.” Mingzhi mengambil baju, dia menyiapkan baju paling besar dan celana terpanjang yang dia miliki dilemari. Diperlihatkannya ke depan kaca keduanya. “Sudah kuduga! Baju ini tidak akan pas untuk tubuhku, memang ukurannya besar sih, coba kupakai dululah.” Mingzhi memakai bajunya, benar saja baju itu terlalu longgar karna sebelumnya dia bertubuh gemuk, tapi bagian bawah bajunya tidak dapat menutupi bagian perut Mingzhi karna terlalu pendek. Celananya pun sama, meskipun longgar dan harus ditahan menggunakan sabuk bagian bawahnya masih kurang panjang untuk sampai pergelangan kaki Mingzhi, bahkan celananya hanya menutupi sampai dibawah lututnya. Lalu Mingzhi melihat ke kaca. “konyol.” Dengan nada datar. **** Mingzhi pergi keluar rumahnya, berjalan kaki menuju kepasar untuk membeli pakaian. Bagian perutnya dia tutupi menggunakan baju tambahan dengan membalutnya ke bagian perutnya, dia juga berjalan tanpa alas kaki, tidak ada sepasang sepatu atau sendal yang pas digunakan pada kakinya saat ini. “Aku seperti maling jemuran, bodohnya maling itu mengambil curiannya secara acak, hasilnya dia mendapatkan pakaian yang tak pas dengan ukuran tubuhnya. Hadehhh.” Suara obrolan orang dari depan perlahan makin kuat. Tanpa sengaja Mingzhi bereaksi untuk menundukkan kepalanya, kebiasaannya menundukkan kepala dihadapan orang tidak mudah dia hilangkan. Suara obrolan tadi datang dari dua gadis yang kelihatan masih smp, setelah begitu dekat dengan Mingzhi mereka berhenti terpaku, sedangkan mingzhi berjalan dengan sedikit lebih cepat menjauhi mereka. “Kau melihatnya?!” seru seorang gadis. “Iya! Artist?!! Dia tampan sekali, tapi kenapa pakaiannya begitu? Dia juga tidak memakai sendal.” jawab gadis satunya. “Mungkin dia kabur karna terlibat skandal, tapi aku tak pernah melihatnya di TV atau internet.” “Siapa ya dia?!!!” tanya gadis itu bersamaan. **** Sementara itu di pabrik semen, seorang pria paruh baya yang berdiri sambil melihat pekerjaan yang dilakukan pekerjanya mencari-cari satu orang pekerjanya yang mangkir tidak datang ke pabrik hari ini. “Kemana perginya anak itu? Biasanya dia yang datang paling awal... Aku tak bisa melihatnya dimanapun, matahari sudah terik begini, dia juga bukan orang yang telat bangun tidur, kemana ya anak itu” dalam hati pria paruh baya yang menjadi mandor itu. Mingzhi yang pergi kepasar itu harus melewati pabrik semen dulu baru bisa sampai, di depan pintu gerbang dia melihat sosok mandor itu berdiri di tengah tanah lapang pabrik seperti biasanya. “Itu paman Hwan... Aku harus pergi menyapanya karna aku tidak datang kerja hari ini.” Mingzhi masuk kedalam pabrik dan dan menghampiri paman Hwan. “Paman Hwan! Maaf, aku tidak bisa bekerja hari ini, aku sedang ada masalah yang harus ku selesaikan, jadi hari ini aku tidak bisa membantu, mungkin minggu depan aku baru bisa bantu-bantu lagi disini.” Pria paruh baya itu menatap dengan kebingungan. “Kalau begitu saya pamit Paman Hwan.” ucap Mingzhi dengan nada lembut sembari setengah membungkuk ketika akan pamit. Mingzhi pergi dari pabrik. Meninggalkan pria paruh baya terpaku kebingungan dengan apa yang dia alami. “Siapa?!!!” Mingzhi melanjutkan perjalanannya kepasar dengan lega karna sudah izin untuk tidak datang kerja hari ini pada Paman Hwan. “Paman Hwan adalah pria yang baik, ketika aku dulu jadi pemulung dan kebingungan mencari uang untuk mengobati ibu dia bahkan memberiku pekerjaan juga uang pinjaman untuk membawa ibu kerumah sakit, aku tidak akan lupa membalas budi baiknya itu... Bahkan ketika aku kesulitan di hari pertama di pabrik semen karna dibully oleh para pekerja disana, Paman Hwan membelaku. Pantas saja dia dihormati oleh pekerjanya, dia orang yang tidak pandang bulu. Orang yang baik.” “Ngomong-ngomong... Ntah kenapa aku melihat notifikasi pointku terus bertambah hari ini, ini dimulai ketika aku keluar dari rumah, kenapa ya?” “Jawab! Point yang didapatkan oleh host adalah point yang host dapatkan dengan memicu emosi penasaran individu, tanpa disadari banyak individu yang penasaran pad host disepanjang jalaj, oleh karenanya point host terus bertambah.” Jawab System yang muncul di dalam pikiran Mingzhi dengan suara khas milik robot androidnya. “Pantas saja!” Tak terasa Mingzhi telah sampai di area pasar, area dengan banyak orang beramai ramai di dalamnya. “Pointku bertambah perlahan-lahan dan semakin cepat.” Mingzhi menutupi wajahnya dengan satu tangannya dan berjalan cepat menuju area tengah pasar, tempat pakaian dijual disana. Tanpa disadari tindakannya malah membuat orang semakin penasaran. “Gilak! Notifnya makin banyak, kenapa ini? Ya bodo lah, bukannya ini yang namanya farming point sebanyak-banyaknya tanpa usaha.” dalam hati Mingzhi. Dia sampai disebuah toko pakaian yang tempatnya kecil dengan terpal sebagai atapnya, dan baju yang dijual di tata diatas meja besar yang membentang selebar 2 meter. “Bibi! Tolong sepasang baju dan celananya!” Kata Mingzhi. “Oh iya sebentar, untuk ukuran anda pasti anda akan senang bila membeli ini.... (perkataannya terpustus sembari melihat wajah pelanggan yang barusan meminta sepasang baju). Artist?!!!”. serunya. Serentak orang-orang didekat toko itu langsung menoleh ke arah suara melengking bibi penjual pakaian untuk melihat apa yang terjadi. Dan notifikasi point Mingzhi terkumpul semakin cepat. “Artist?” “Wah benar! Ada artis dipasar kita (sambil menunjuk ke arah Mingzhi).” Mingzhi bingung dengan situasi yang ia alami saat ini. “Ano.... Itu... Aku bukan artist.” Dengan suara samar yang kalah nyaring daripada suara orang yang berteriak artist-artist pada Mingzhi. “Woy! Lihat,, pasar kita kedatangan artist!” “Siapa-siapa?!!” “Liu Yifei?! Fan Bingbing?! Victoria song?! Atau Yang zi.” “Bukan, seorang pria!”. “Jackie chen? Donnie yen? Tonny jaa?” “Tonny jaa orang thailand cokk!” Ntah kenapa pasar menjadi lebih ramai terutama diarea tengah tempat pakaian dijual, orang-orang dibagian luar yaitu bagian sayur-sayuran dan orang-orang bagian dalam yang berjualan daging beramai-ramai mengerumuni area tengah, tak sedikit yang mengeluarkan smartphone mereka untuk memotret dan memvidiokan kejadian hari itu. “Pencapaian terkonfirmasi! Individu bernama Su Mingzhi telah berhasil memperoleh dua ribu lima ratus point emosi dalam kurun waktu kurang dari satu jam. Gelar ‘Sang pembuat kehebohan’ Telah didapatkan. Host mendapatkan hadia berupa gift pack dari system yang dapat dibuka secara gratis.” notif dari system. “Eh????” dengan wajah serba kebingungan. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD