Bab 4

2009 Words
Hari ini hari dimana mereka berangkat menuju Jakarta, besok Diandra sudah mulai kuliah begitu pula dengan Abelano. Dian memeluk ibunya dia berpamitan jika dirinya akan menuntut ilmu sesuai dengan keharusan dirinya sebagai anak untuk mengangkat harkat derajat orang tuanya. "Jangan nakal di sana, baik-baik sama nak Ano" ujar Puspa. "Ih Dian nggak nakal ya Bu, emangnya kenapa? " tanya Diandra. "Ya pokoknya kalau ada apa-apa kamu kabarin Ibu" jelas Puspa. "Iya, Ibu Dian tau kok ya udah Dian mau pamitan sama ayah" ujar Diandra. "Iya Nak " ucap Puspa. Ketika Diandra berpamitan dengan Eto kini dirinya langsung menghampiri Abelano, Ano anak yang baik dan Eto sudah mengatakan pada dirinya tentang rencana baiknya melamar Diandra. Puspa hanya ingin mengikuti apa yang diinginkan oleh Diandra, jika Diandra ingin bersama dengan Abelano maka mereka sebagai kedua orang tua pun akan mendukung semua itu. "Nak Ano, tolong jaga Dian dengan baik ya" pesan Puspa pada Abelano. "Baik Tante, Ano akan jaga Diandra dengan baik" jelas Abelano. Abelano sudah tau kedua orang tua Diandra sudah merestui hubungan mereka tapi kini Abelano juga harus mengatakan segala hal yang sudah menjadi janjinya bahwa dirinya kini harus segera membawa kedua orang tuanya dan meresmikan hubungan antara Ano dan Diandra. Abelano sudah mengatakan jika dirinya akan segera melamar Diandra, Kedua orang tuanya juga setuju jika dirinya menikah dengan Diandra karena hal itulah ketika ada kesempatan seperti ini dirinya tidak akan menyiakan segalanya. "Ayah, Dian sama Ano balik Jakarta dulu ya? Ayah sama Ibu dan adek baik-baik disini, kalau ada apa apa kabarin aku ya?" ucap Diandra. Rasanya Diandra merasa trauma dengan hal ini, dia takut jika seperti ini lagi pada akhirnya dirinya tidak tau apa yang terjadi di rumah dan pada akhirnya semuanya malahan semakin runyam, membuatnya menyesal tidak pernah bertemu dengan kakek untuk selamanya. "Iya maafin ayah sama ibu ya? mbak Dian baik-baik di sana, kuliah yang pinter kalau ada apa-apa kabarin ayah sama ibu" jelas Eto. "Iya Ayah, Dian akan selalu ngabarin Ayah Ibu" ucap Diandra. Mereka akhirnya berangkat menuju bandara, Rasanya sangat sedih berpisah kepada kedua orang tuanya lagi tapi apa daya? ini sudah menjadi kewajiban Diandra untuk menuntut ilmu hal ini juga dia lakukan demi kedua orang tuanya. "Jangan nangis, beberapa hari ini kamu udah banyak nangis" ucap Abelano. "Mas, kalau Dian kangen sama mereka kamu mah anterin Dian ke sini kan?" tanya Diandra. "Pasti sayang, kamu Ndak usah khawatir" jelas Abelano. Diandra merasa lebih tenang ketika Abelano mengatakan hal itu, berada di sini beberapa hari membuat Diandra tau jika memang keluarganya sangat menerima Abelano dengan baik, bahkan Abelano mampu beradaptasi di desa seperti ini. walaupun jika mungkin nanti mereka akan menikah pasti juga Abelano akan meminta Diandra untuk tinggal di Jakarta bersamanya karena kerjaan Abelano di Jakarta tidak bisa di tinggal. Keluarga Abelano memang memiliki perusahaan dan sangat sukses dirinya sebagai pewaris dari keluarga harus siap untuk menerima segala konsekwensinya, dia di tuntut untuk bisa dan harus meneruskan menjadi pemegang kekuasaan di perusahaan yang telah susah payah Keluarga Abelano bangun selama ini. *** Pukul enam sore mereka sudah sampai di Jakarta, Diandra merasa capek begitu pula dengan Abelano. Hari ini Abelano memutuskan untuk menginap di rumah yang di tempati oleh Diandra, dia rindu Diandra dan beberapa hari ini dirinya bahkan tidak bisa mencium kekasihnya ini. "Sayang, aku ga tahan" ucap Abelano. "Kenapa Mas?" tanya Diandra. Abelano langsung memeluk Diandra dan membawanya ke ranjang, Abelano sangat merindukan bibir manis Diandra sehingga dirinya langsung saja melumat bibir Diandra dengan semangat, Ya Tuhan beberapa hari tanpa merasakan bibir manis Diandra saja sudah membuatnya sakau seperti ini, Abelano sudah tidak paham lagi bagaimana dirinya bisa kecanduan dengan Diandra. "Ah, Mas" ucap Diandra ketika dirinya sudah tidak bisa bernafas lagi. Abelano begitu bersemangat menciumnya hingga dirinya lupa jika Diandra belum siap dengan serangan tiba-tiba yang Abelano lakukan seperti ini. "Belum cium kamu beberapa hari buat aku sakau" ucap Abelano dengan menatap mata Diandra. Abelano masih berada di atas tubuh Diandra, sungguh posisi seperti ini kadang membuat Diandra merasakan bagian lain dari Abelano yang selalu menegang tiap kali mereka berciuman seperti ini. Diandra tau nafsu Abelano besar tetapi dirinya sampai saat ini pun masih menjaga Diandra dengan sangat baik, bahkan dirinya menjaga keperawanan Diandra sampai saat ini. Abelano hanya meminta jatah bisa dengan cara memuaskan nya tapi tidak sampai dengan bagian inti. Diandra tau Abelano benar-benar menahan dirinya untuk melakukan hal itu, Diandra sangat menghargai dan berterima kasih dengan Abelano dirinya pasti akan semakin merasa bahagia jika nantinya mereka sudah menikah. "Ayo Nikah" ucapan Abelano membuat Diandra terkejut. Diandra masih tertegun dan dirinya kini bingung dengan apa yang harus dia katakan, Abelano mengatakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan dia tau pasti jika saat ini apa yang Abelano katakan memang tulus dari hatinya dan tidak ada maksud untuk bermain-main. Diandra melingkarkan tangannya di leher Abelano, dirinya kembali mencium Abelano dengan inisiatif nya sendiri. Abelano sudah tau jika Diandra pasti setuju dengan rencananya ini. "Nikah Ya? Mas nggak tahan pokoknya mau sama kamu terus" ujar Abelano. "Mas, udah bilang Ibu sama ayah?" tanya Diandra ketika selesai mencium Abelano. Abelano mengangguk, kini dirinya berubah menjadi di samping Diandra dan kembali memeluk gadis itu dengan erat, bersama Diandra sama sekali tidak akan membuatnya merasa bosan. "Aku udah minta restu Ayah, seperti nya ibu juga menerima aku dengan baik" jelas Abelano. "Pas di sawah?" tanya Diandra. "Iya, memang waktunya tidak tepat, tapi aku pikir jika tidak sekarang maka kapan lagi? aku benar-benar nggak mau kamu sama orang lain sayang, aku beneran ingin menikah dengan kamu" jelas Abelano. "Makasih ya Mas, kamu memang laki-laki terbaik Dian nggak salah menetapkan hati Dian untuk kamu" ucap Diandra langsung memeluk Abelano. Melakukan hal sederhana seperti ini saja sudah membuat mereka berdua merasa bahagia, Abelano dan Diandra sama-sama Sepasang kekasih yang kini akan segera mengikat janji bersama. "Mandi ya? Abis itu maem" ucap Abelano. "Dian nggak masak Mas, lagi males" ujar Diandra. "Nggak ada yang minta kamu masak sekarang sayangku, Mas mau order makanan dari luar soalnya mas tau kamu juga pasti lelah abis perjalanan dari luar kota seperti ini" jelas Abelano. Diandra mengangguk, kekasihnya memang paling paham dengan apa yang dia sedang rasakan, tidak ada hal lain lagi yang memang harus di ragukan dari Abelano, semuanya yang ada pada Abelano memang tidak pernah mengecewakan tetapi kadang dirinya hanya kesal jika harus menghadapi kecemburuan dan segala sifat posessive Abelano yang terkadang memang sangat keterlaluan. "Aku Mandi ya" ucap Diandra. "Iya, Mas pesen makan dulu" ujar Abelano. Diandra mengangguk, Abelano memang tidak ada lelahnya Jika mengurus Diandra, dirinya bahkan lebih milih dia yang kelelahan dari pada melihat Diandra capek, tapi kadang sikap Diandra yang tidak peka itu membuat Abelano kesal karena memang terkadang banyak laki-laki yang mendekati Diandra dan hal itu membuat Abelano kesal karena Diandra hanya menganggap hal itu biasa saja. Sikap posessive yang Abelano miliki memang karena dia benar-benar tidak mau kehilangan kekasihnya, tiada wanita lain yang Abelano suka apalagi kedua orang tuanya juga sudah setuju jika Abelano bersama dengan Diandra. *** Makanan yang mereka pesan sudah datang, kini Abelano memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dia ingin berganti baju dengan yang lebih santai agar dirinya bisa lebih nyaman untuk tidur nanti. Abelano sudah terbiasa tidur disini, dirinya juga tidak akan melewati batas, walaupun dia ingin melakukan hal itu tapi dirinya tidak pernah melanggar janjinya untuk tetap menjaga kesucian kekasihnya walaupun terkadang miliknya selalu meronta ronta meminta untuk di puaskan. "Aku siapkan baju Mas," ucap Diandra. "Iya sayang, makasih ya" ujar Abelano dan langsung diangguki oleh Diandra. Diandra menyiapkan makanan yang akan mereka makan, Dia senang ketika melihat makanan yang dibeli oleh kekasihnya, makanan yang dia suka hal itu sangat membuat dirinya bersemangat untuk makan. Bersama dengan Abelano membuat hari Diandra semakin senang, jujur saja selama bersama dengannya Diandra tidak diperbolehkan untuk memakai uang yang kedua orang tuanya berikan kepadanya. Abelano mampu membiayai kehidupan Diandra dan karena itulah sampai kini dirinya bahkan memiliki banyak tabungan karena memang biaya jajan, kos dan kehidupannya di sini tidak dia gunakan. Abelano hanya ingin bertanggung jawab dengan kehidupan Diandra, kedua orang tua Abelano juga sama sekali tidak keberatan karena uang yang digunakan Abelano sendiri adalah uang miliknya dari bekerja di perusahaan papanya. "Sayang, lupa handuk" ujar Abelano berteriak dari dalam kamar mandi. "Iya bentar mas" ucap Diandra. Diandra langsung mengambilkan handuk untuk Abelano, laki-laki ini selalu saja lupa membawa handuk dirinya sangat senang ketika menggoda Diandra, apalagi seperti ini pasti dia dengan percaya dirinya memperlihatkan tubuh bagusnya itu. Diandra selalu kesal ketika Abelano olahraga Futsal ataupun basket, dirinya yang kegerahan pasti akan membuka bajunya dan kadang hal itu membuat banyak wanita berteriak histeris membuat Diandra kesal karena kekasihnya selalu saja umbar auratnya, bukan tidak boleh tapi Diandra cemburu aja dan nggak rela jika ada wanita lain yang melihat miliknya. "Mas ih, selalu aja gini" ucap Diandra. "Hilih, bilang aja seneng liat tubuh aku" goda Abelano. "Pokoknya awas kalau sampai buka baju lagi di lapangan, nggak suka aku kalau cewek lain liat itu, ini milik aku" ucap Diandra menyentuh d**a Abelano. "Ah sayangg, ini baru tidur tau kan jadi bangun lagi" kesal Abelano dan pada akhirnya membuat Diandra lari karena takut jika diterkam Abelano saat ini. Diandra memang nggak ada akhlak, Abelano susah susah untuk membuat miliknya kembali normal seperti biasanya malahan Diandra yang kembali membuat Abelano merasa kesal karena dirinya yang kembali merasakan miliknya menegang, sentuhan Diandra sangat berpengaruh dan memberikan efek seperti ini pada Abelano. Abelano yang sudah lapar segera memakai baju dan menuju ke depan untuk makan malam bersama dengan Diandra. "Apa sih kok diem Mas?" tanya Diandra. "Engga ya, kamu sih udah tau kalau kalau dia sensitif sama sentuhan kamu malahan kamu mancing-mancing" kesal Abelano. Tangan nakal Diandra kini kembali menggoda Abelano, dirinya tidak akan lelah menggoda laki-laki ini karena pada dasarnya Diandra ingin membalas karena jika mengingat sifat posessive Abelano dirinya selalu merasa kesal. "Mau jatah?" tawar Diandra nakal. Diandra berbisik di telinga Abelano dan membuat bulu kuduk Abelano meremang, Diandra memang sudah tidak ada obat lagi jika menggoda orang lemah seperti dirinya ini. "Awas kalau boong, Aku yang paksa Wek" ucap Abelano. Diandra kini yang takut, kekasihnya pasti nggak akan main-main dengan perkataannya jika dia akan melakukannya pasti itu akan terjadi apalagi yang memulai duluan adalah Diandra pastinya kini Abelano sedang tertawa di dalam hatinya. "Hahaha, terjebak sendiri kamu sayang" ucap Abelano. Abelano menahan tangan Diandra agar tetap berada di dekat miliknya itu, Abelano sangat senang jika Diandra berubah menjadi mode wanita nakal seperti ini, nakal hanya dengan Abelano bukan laki-laki lain maksudnya. "Ih Mas, Dian cuma bercanda" ucap Diandra. "Kan kamu udah bangunin singa yang tidur, jadi harus tanggung jawab sayang" ucap Abelano. "Ih Mas, bikin Dian takut" ujar Diandra. "Hahaha, santai sayang nggak sampai uh ah bagian inti pemanasan aja sayang" goda Abelano. "Mas ih, sama aja kenapa makin m***m sekali" ucap Diandra. "Kamu tuh yang m***m, lagian abis mandi eh malah di goda lagi bikin si dia makin nggak tahan dong buat masukin kamu" ucap Abelano fulgar. "Ih takut, mas emang bikin Dian takut" ucap Diandra. "Aku bercanda sayang, kita istirahat malam ini besok juga kuliah aku nggak mau kamu kecapekan" jelas Abelano. Diandra mengangguk, dirinya merasa senang karena kekasihnya berhasil menahan egonya demi dirinya, banyak hal yang pasti akan membuat dirinya kesal karena apa yang dia inginkan tidak terpenuhi, tetapi Abelano merasa jika memang dia harus menyisihkan egonya demi kekasihnya. "Suapin lagi" ucap Diandra manja. "Iya sayangku, rewel ku" ujar Abelano. Abelano merasa bersyukur, bertemu dengan Diandra adalah salah satu takdir yang sangat dia syukuri, Diandra anugrah terindah yang tidak akan pernah Abelano sia-siakan. Tuhan mempertemukan mereka dengan baik bahkan segalanya di permudah hingga mereka bisa bersama seperti saat ini, Abelano selalu berharap jika memang Diandra adalah takdir dan jodoh yang telah Tuhan siapkan untuknya. "Sama Dian terus ya Mas? maafin kalau Dian suka iseng dan bercanda terus sama Mas" ucap Diandra. "Aku senang Sayang, sampai kapanpun aku akan bersama kamu karena Mas sayang banget sama kamu. Jangan sampai kamu kecantol laki-laki lain awas ya Tetep aja Mas Ndak suka kalau kamu Deket laki-laki lain" ujar Abelano. Baru saja sayang sayangan kini sifat posessive Abelano kembali muncul, tetapi jika tidak posessive bukan Abelano namanya. bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD