Kita coba di dapur

1019 Words
Bukannya berbulan madu Hariz dan Melati malah kembali bekerja di restoran. Melati berjalan tertatih karena sakit digempur oleh Hariz lagi pada pagi harinya. Hariz lagi-lagi menyebutkan nama Dea saat mereka sedang bercinta. Melati banyak melamun saat bekerja sehingga menjadi sasaran kemarahan Hariz. "MELATI!! KAMU DENGAR GAK SAYA BILANG APA?? KENAPA KAMU BENGONG TERUS DARI TADI!! DASAR WANITA t***l KAMU!!" Hariz memarahinya habis-habisan. Mario,Anjas,dan Tiara kasihan melihat Melati. Tapi mereka tak bisa membantu banyak. "Maaf chef" ucap Melati lesu. Bibirnya merah membengkak karena Hariz menciumnya tanpa ampun semalaman. Ia jadi susah menggerakkan bibirnya karena sakit digigit oleh Hariz. Akhirnya usai sudah pekerjaan mereka dan waktunya makan siang bersama. Restoran akan tutup sementara saat jam makan siang. Mario yang simpati pada Melati memberikan bekalnya pada wanita itu. "Makan yang banyak biar badan kamu gemukan" "Maaf chef Melati bawa roti kok" Melati menolak karena tak enak dengan Mario. "Apa kenyang makan roti Melati? udah makan saja. Sini roti kamu buat saya" Mario malah mengambil roti Melati dan memakannya hingga habis. Mau tak mau Melati memakan bekal milik Mario karena ia sudah merasa sangat lapar. Hal itu dilihat oleh Hariz. Ia berdehem lalu mengatakan sesuatu pada mereka. "Tidak ada yang boleh pacaran di dapur saya!!"peringatnya pada Melati dan Mario. Sedangkan Anjas dan Tiara panas dingin karena mereka diam-diam berpacaran tanpa sepengetahuan yang lain. Mereka juga kerap b******u dan bercinta di gudang penyimpanan makanan. "Iya chef" jawab mereka serempak. Mario tak peduli dengan peringatan chef Hariz. Ia sudah jatuh cinta dengan kepolosan dan kelembutan hati Melati. Melati juga adalah wanita yang cantik dan manis. Mario rasanya ingin memeluknya dan mendekapnya dengan hangat. "Melati, kamu makan kok belepotan begini" Mario mengusap bibir Melati yang berlumuran saus dengan jempolnya lalu menjilat jempolnya itu. Pipi Melati bersemu merah karena perlakuan Mario sedangkan Hariz menatap tak suka dan memilih pergi. Sorenya setelah semua orang pulang, Melati masih berkutat di dapur untuk menyiapkan bahan-bahan masakan untuk besok. Hariz masih berada di ruangannya untuk membuat laporan keuangan. Selain menjadi chef de pertie, ia juga membuat laporan keuangan usahanya sendiri. Setelah kerjanya selesai, ia melihat Melati yang sibuk di dapur dengan mata lelah mengantuk. "Sini kerjaanmu saya bantu" Hariz mengambil sayuran dan memotong-motongnya. Ia juga mengambil bawang merah dan bawang putih untuk membuat bumbu putih dan bumbu merah secara terpisah. Tangan Hariz sangat gesit saat melakukannya. "Awww" Melati meringis saat jarinya teriris pisau saat memotong wortel. "Dasar ceroboh!!" marah Hariz. Ia menghisap jari Melati lalu memberikan batu es pada lukanya. "Pakai ini agar menghambat aliran darahnya" Melati menerima batu es itu dan menempalkan pada lukanya. "Apa masih sakit?" tanya Hariz. "Iya sakit. Jari saya rasanya perih sekali"jawab Melati. "Bukan itu.. tapi itu kamu masih sakit?" "Hah? nggak terlalu sakit" jawab Melati malu. "Bagaimana kalau kita coba di dapur?" usul Hariz membuat Melati terperangah kaget. "Nanti ada yang lihat chef" tolak Melati. Gila saja bercinta di dapur tapi Melati juga penasaran. "Sudah saya kunci semuanya. Hanya ada saya dan kamu" Hariz menggendong Melati dan menduduki Melati di atas meja dapur. Ia mencumbu Melati sambil membuka kancing bajunya. "Chef jangan disini mmmhppp" Hariz malah membungkam mulut Melati lalu mereka melakukannya disana. Melati sekarang sedang memegang meja dapur dengan posisi membelakangi Hariz. Hariz menghentakkan pisang ambonnya dari belakang. "Ahhh Dea.. ouhh Dea sayang aku datang sttt" Hariz menembakkan benih ya ke dalam Melati. Melati yang tadinya dibuat terbang malah kembali terjatuh saat Hariz lagi-lagi menyebutkan nama Dea. Hati Melati hancur sehancur-hancurnya. Hariz meninggalkannya seperti seorang p*****r yang dibayar sendiri disana. Tubuh Melati merosot sambil menangis. Ia merasa sangat hina dimata Hariz. Sedikitpun ia tak punya tempat di hati pria itu. Melati memungut kembali pakaiannya dan membersihkan sisa-sisa percintaan mereka agar tidak ketahuan chef yang lain. *** 1 bulan kemudian Tidak ada perubahan yang signifikan diantara hubungan Hariz dan Melati. Hubungan mereka masih dingin dan hambar meski Hariz tak pernah absen meminta jatah. Restoran Hariz sedang kedatangan youtuber terkenal bernama Ivanka Jasmine. Ivanka sedang mereview makanan di restoran Hariz untuk dijadikan konten youtubenya. Bahkan Ivanka juga mengajak Hariz untuk duduk berdua mencicipi makanan. Melati menatap tidak suka pada Ivanka. Wanita itu genit sekali karena dari tadi Melati melihat Ivanka sengaja memegang dan meraba tubuh Hariz. Setelah selesai membuat konten mereka masuk ke dalam ruangan kerja Hariz. Melati yang cemburu diam-diam menguping pembicaraan mereka tapi tak terdengar apapun. Ia mendekatkan telinganya di pintu dan samar-samar ia mendengar sesuatu. "Hariz aku masih mencintaimu, ayo kita kembali pacaran" ajak Ivanka. "Maaf Ivanka, kita hanya berteman. Aku belum bisa melupakan Dea" tolak Hariz. "Please Hariz satu bulan saja. Jalani denganku dan jika kau masih belum juga mencintaiku, aku akan mundur" paksa Ivanka. "Maaf aku tak ingin mempermainkan kamu Ivanka. Lupakan aku" tolak Hariz lagi. Melati tak mendengar apapun lagi lalu tiba-tiba pintu ruangan terbuka hingga Melati yang menyandarkan telinganya ke pintu terjatuh di depan pintu. "Melati!!" seru Hariz. Sedangkan Ivanka menatap tak suka pada Melati. "Maaf chef ehm tadi saya mau izin pulang saya sakit perut" bohong Melati. Bisa malu dia jika ketahuan menguping. "Yakin kamu sakit perut? Yasudah sana pulang!! daripada kamu mencret disini dan membuat pelanggan saya pada pergi" tumben Hariz jadi baik dan mengizinkannya pulang. Biasanya Hariz tidak akan semudah itu mengizinkan karyawannya pulang dengan alasan apapun. "Iya chef makasih" ucap Melati. "Tunggu!!" panggil Hariz. "Iya chef" Melati kembali berbalik saat Hariz memanggilnya. "Di belakang dapur ada sampah tolong sekalian kamu buang ya" pinta Hariz seraya tersenyum. Melati jadi curiga dengan dibalik senyuman itu. 'Kok aku jadi merinding ya?' gumam Melati. Melati pulang lewat pintu belakang sekalian mengambil sampah yang disuruh Hariz untuk dibuang ke pembuangan sampah yang tak jauh dari restoran. Saat ia melihat tumpukan sampah itu Melati tercengang karena ada dua bungkusan besar sampah yang sangat berat. "Apa-apaan ini?! sialan dia benar-benar mengerjaiku!! aku tarik kembali jika dia sudah berubah baik!! Hariz b******k!!" Melati mengambil satu bungkusan sampah itu dengan langkah tertatih saking beratnya sampah itu. Setelah selesai dia membuangnya di bak pembuangan sampah dan kembali lagi mengambil bungkusan sampah satu lagi dan kembali membuangnya disana. "Sialan pria b******k awas saja aku akan membalas perbuatannya itu!!" Melati memukul udara saking kesalnya dengan Hariz lalu berteriak seperti orang gila sehingga menjadi pusat perhatian orang-orang disana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD