Sebuah panggilan masuk di ponsel Mahesa saat pria itu tengah membaca hasil pemeriksaan salah satu pasiennya. Keningnya langsung mengernyit dan tatapannya menjadi lebih serius saat melihat siapa yang memanggilnya. “Tuan, Nona Jasmine masuk rumah sakit.” Satu kalimat itu membuat tubuh Mahesa menegang dengan jantung yang berdegup cepat, dirinya langsung bangkit berdiri. “Apa?! Siapkan pesawat untukku. Bukan pesawat pribadi Wangsadinata Group.” Mahesa menekankan, dia tidak ingin kepergiannya menimbulkan keributan untuk keluarganya, ini menyangkut Jasmine-nya, dia tidak boleh bertindak gegabah walau dalam keadaan panik sekali pun. “Baik, Tuan. Saya akan mengabari anda secepatnya.” Mahesa lalu menelpon satu-satunya orang yang kini ada di pikirannya. Omanya -Sofia-. Yang memiliki kuas