8. Gadis Berwajah Bintik

1262 Words
Juni 2028 San Jose, California, USA Ketika akhirnya Leo keluar dari ruang operasi, Logan bahkan tidak bisa mengenali wajah Leo. Berbalut perban warna putih di seluruh kepalanya, satu-satunya yang mengingatkannya pada Leo adalah tanda lahir yang dimiliki adiknya itu di betis kanannya. Berbentuk hampir setengah lingkaran dengan ujung yang meruncing di satu sisi, mirip dengan pulau di kutub selatan bumi. Pulau yang nantinya menjadi markas Dalton bersaudara. Antartika. Paman dan bibi Logan dan Leo baru muncul keesokan harinya menjelang pukul 12 siang. Seumur-umur Logan belum pernah berjumpa dengan kedua orang itu. Pamannya, Randall, adalah kakak dari Barbara, ibu Leo dan Logan. Seorang alkoholik pekerja bangunan serabutan yang mengandalkan warisan keluarga nya untuk menghidupi istri dan dua anaknya. Randall dan Barbara sudah saling mengacuhkan satu sama lain sejak kematian kedua orang tua mereka. Selain memang tidak akur, keduanya memiliki sifat yang saling bertolak belakang. Jika Barbara adalah seorang penyayang, cahaya yang menghangatkan Leo dan Logan, maka Randall adalah kebalikannya. Randall memiliki rambut coklat terang dan tubuh tinggi besar. Dengan tatapan mata dan sifat yang buruk. Ketika pria itu sedang dalam keadaan sadar dan tidak mabuk, Randall akan bertingkah acuh, tidak mempedulikan orang-orang disekelilingnya. Tapi ketika ia sedang mabuk, bisa dipastikan tidak akan ada orang yang selamat dari amarahnya bahkan kedua anak kandungnya sendiri. Satu-satunya yang ditakuti pria itu adalah Nancy, istrinya. Berwatak jauh lebih kejam dari suaminya, Nancy bertubuh gemuk. Tidak pernah puas atas nasib nya yang serba terbatas, Nancy cukup senang ketika mendapatkan telepon tentang kematian kedua iparnya yang diketahuinya hidup berkecukupan. Mungkin berharap mendapatkan warisan milik keluarga Dalton, ia dan Randall setuju untuk mengurus kedua Dalton bersaudara hingga Logan berumur 18 tahun. Umur dimana seorang anak dianggap dewasa dimata hukum dan mampu tinggal sendiri. “Kau anak pertama wanita itu?” tanya Nancy kepada Logan ketika ia baru saja sampai di rumah sakit siang itu. Logan yang duduk di sebelah ranjang Leo mendongak. Matanya mengamati Nancy yang berdiri melotot kearahnya. Bahkan dari tatapan pertama, Logan bisa merasakan bahwa ia tidak menyukai wanita itu. Rambutnya yang berwarna coklat disanggul rendah dibelakang kepalanya, sementara tangan kirinya bertumpu pada pinggangnya. “Heh! Kutanya, kau anak Barbara?” ulangnya sekali lagi dengan nada tidak sabar. Logan mengangguk. Tidak yakin bagaimana harus merespons pertanyaan Nancy. “Bagaimana keadaan adikmu?” lanjut Nancy menoleh ke arah Leo yang terbaring dengan wajah penuh dengan balutan perban hingga ke lehernya. Ketika Logan tidak juga menjawab, Nancy menoleh balik ke arah bocah itu dan menghardik, “Kau bisu?” “Ti…tidak, Maam,” balas Logan sambil menggeleng. “Sa… saya tidak tahu bagaimana keadaan Leo.” Nancy mendengus sambil mengomel keras-keras, “Dimana sih dokter yang bertanggung jawab atas bocah ini?” Wanita itu mulai berjalan keluar dari ruangan dan mengulang pertanyaannya kepada salah satu suster yang kebetulan sedang lewat. “Bisakah aku bertemu dengan dokter yang menjaga anak di kamar ini?” tanya Nancy. Suara seorang perawat menjawab, “Dokter Stevenson sedang melakukan tindakan di ruang operasi, Nyonya. Apakah anda penanggung jawab Leo Dalton?” “Betul.” “Ada beberapa dokumen yang perlu di tanda tangani oleh Nyonya. Bolehkah ikuti saya?” Suara langkah kaki keduanya terdengar menjauh dan menghilang beberapa saat sementara Logan masih tetap memandang ke arah pintu dan baru mengalihkan pandangan ketika didengarnya suara langkah kaki Nancy yang kembali mendekat. “Ck, rumah sakit macam apa ini, membiarkan orang menunggu tidak jelas. Apa juga maksud polisi memanggil kita kemari? Hanya untuk menandatangani beberapa dokumen tidak penting…,” omelnya sebelum kemudian menoleh kembali ke Logan. “Dengar, suamiku sedang menunggu di mobil. Aku tidak bisa tinggal lama-lama di sini. Jika kau mau, kau bisa ikut denganku pulang, dan menjemput adikmu ketika ia sudah sadar.” Logan langsung menggeleng, “Tidak, Maam. Aku disini saja hingga Leo sembuh.” “Oh… Baguslah kalau begitu. ” jawab Nancy singkat. Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, wanita itu langsung membalikkan badan dan berjalan keluar. Nancy tidak muncul lagi hingga Leo dinyatakan siap untuk pulang, yaitu dua bulan kemudian. Meninggalkan Logan harus bertahan di rumah sakit seorang diri menemani Leo yang harus melewati bermacam-macam operasi. Cangkok kulit, tansplantasi rambut, dan berbagai terapi yang harus dilewati Leo agar pulih. Selain tidak hadir, paman dan bibi mereka juga tidak memberi sepeser uang pun untuk Logan. Selama ia berada di rumah sakit, anak itu harus bertahan hidup dengan pemberian dari orang yang berkunjung atau staf rumah sakit yang merasa iba. Janice, ibu Charlie datang berkunjung setiap dua atau tiga hari sekali, membawakan berbagai kebutuhan untuk bocah itu. Kadang Charlie ikut menemani dan bermain dengan Logan hingga sore. Beberapa teman sekolahnya datang berkunjung bersama orang tua mereka. Kehadiran mereka selalu menghibur Logan, terutama ketika anak dokter Stevenson yang datang hampir setiap hari menjenguk nya dan Leo. Mara memiliki rambut hitam legam yang berkilau. Wajahnya yang selalu pucat terlihat sangat kontras dengan bintik-bintik freckles yang ada di wajahnya. Ceria dan gemar berceloteh, kehadiran Mara mengingatkan Logan akan Barbara, ibunya sendiri. Kadang, ketika Mara sedang menceritakan kejadian disekolah, tanpa sadar, Logan mengamati bintik di wajah Mara dan mulai menghitungnya. Mengingat susunannya dan jumlahnya. Semacam ketidak sempurnaan yang menciptakan kesempurnaan, pikirnya waktu itu. Kebiasaan yang tanpa disadari Logan, membuatnya mengingat susunan bintik-bintik itu lebih jelas dari pada garis di telapak tangannya sendiri. Hari ini Mara membawakan buku-buku pelajaran dan bacaan untuk Logan. “Ibuku juga membuatkan makanan untukmu,” ucap gadis itu sambil menyodorkan sekotak bekal kearah Logan. Di sekolah, keduanya memang sebelumnya tidak terlalu mengenal dekat walaupun berada di kelas yang sama. Mara adalah tipe kutu buku mirip dengan Leo, sementara Logan lebih gemar berkutat dengan teman-teman nya di lapangan.   “Terima kasih, Mar,” jawab Logan meraih kotak bekal itu dan mulai membukanya. “Bagaimana kabar adikmu?” tanya Mara sambil berdiri menghampiri ranjang Leo yang masih terlelap. Wajahnya membelakangi Logan yang masih terduduk di sofa yang ada di kamar itu. “Ia sudah siuman kemarin. Tapi…yah… entahlah. Ia masih lebih banyak tertidur. Ayahmu mengatakan ia memang memberinya obat bius agar bisa beristirahat,” jawab Logan sambil mulai menyuapkan makanan di dalam kotak bekal ke dalam mulutnya. “Sampaikan terima kasihku untuk ibumu, masakannya nikmat luar biasa,” celoteh Logan dengan mulut penuh. Mara menoleh ke arah Logan dan tertawa kecil sambil mengangguk. Rambutnya yang hitam terlihat keperakan memantulkan cahaya matahari yang masuk dari jendela di balik punggungnya. “Tentu, saja. Aku akan berusaha datang setiap hari kemari. Kau benar-benar terlihat tidak terurus, Lo,” jawab Mara masih terkikik geli. Kakinya yang ramping melangkah kembali mendekati Logan sebelum kemudian menghempaskan tubuhnya ke sebelah Logan. Aroma strawberry dari rambut Mara terbang ke arah Logan, membuat bocah itu menarik nafas dalam-dalam seakan ingin menghirup semua ke-manisan yang beterbangan di sekelilingnya. Ketika akhirnya dadanya sudah penuh mengembang, ia pun ter tunduk dan melanjutkan suapan nya. “Pelan-pelan makannya, Lo. Kau bisa tersedak bila menjejalkan makanan sebanyak itu ke mulutmu,” ucap Mara tidak bisa menahan tawanya melihat Logan yang terus-terusan memasukkan nasi ke dalam mulutnya. Dengan mulut penuh, Logan menoleh ke arah Mara sambil menyeringai. Menatap kearah bintik-bintik diwajah Mara, yang walau tidak pernah menyadari oleh Logan, kelak akan membantunya menemukan gadis itu kembali, bahkan bertahun-tahun setelah gadis itu menghilang tanpa jejak. ===== Note: Mutan: mahkluk hidup yang memiliki kelainan pada susunan genetiknya atau bermutasi. Contoh nyata seperti kura-kura dengan kepala dua atau kambing berkaki 5. Dalam fiksi populer contohnya, kura-kura ninja, atau personil x-men. Logan dan Leo memakai Q-RA, alat telepati yang diciptakan oleh Neocyber yang ada di bukuku yang lain. kalau mau baca ceritanya judulnya Dongeng Kupu Kupu Malam. Genre Romance. Bisa di ketik di kolom pencarian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD