Cafe

2128 Words
"Bang" ucap Aurel lembut tapi terkesan tegas. Geral dan Renzo yang mendengar itu tersentak kaget dan tubuhnya mematung. "Lea" batin Renzo memandang Aurel lekat Aurel mengalihkan pandangan nya sebentar ke arah Renzo, kemudian kembali memandang Geral yang di depannya. "Bang. Jangan merokok, itu gak baik buat abang. " ucap Aurel lembut memperingati Geral. Entah dorongan darimana Aurel menjadi pengertian seperti ini pada Geral, biasanya jika ada yang merokok di depannya dia akan menegurnya dengan keras tapi ini tidak. Geral diam . Aurel mengerutkan dahinya melambaikan tangan nya di depan wajah Geral. "Bang? Abang dengar aku kan?" tanya Aurel lagi. "Eh-eh iya. Gue ya? Gue denger kok denger" ucap nya gelagapan. "Buang rokok nya. Jangan merokok lagi bang" perintah Aurel lagi. Geral memandang Aurel dengan pandangan tidak suka. "Emang nya kenapa? Suka-suka gue lah mau merokok atau nggak, siapa lo berani nyuruh-nyuruh gue?!" ucap nya sakartik. Aurel hanya diam . "Heh itu mulut nya minta gue robek? Nyolot amat ngomong nya. Aurel kan bicara baik-baik sama lo" bentak Stefi pada Geral. "Salahin temen lo noh. Cewek bukan, nyokap bukan, adek bukan. Eh datang-datang main perintah gue aja, emang nya gue babu nya dia apa..!" sinis Geral memandang Aurel yang menampilkan wajah datar nya. Geral memang tidak suka jika kebiasaan nya di usik orang lain. Apa lagi di suruh-suruh seperti tadi. "Aku cuma mau ngasih saran. Aku juga sadar diri aku bukan siapa-siapa abang. Tapi mubazir nyawa bang. Tuhan kasih abang nyawa bukan buat di buang-buang tapi buat di jaga. Banyak orang diluar sana yang nyawanya hampir melayang dan mereka masih ingin bertahan untuk hidup, karna masih ada hal yang berharga yang harus mereka jaga. Tapi abang yang sehat ini malah gak mensyukuri itu. Abang bukan nya anak kecil lagi kan yang harus aku kasih tau secara rinci apa bahaya nya merokok bagi kesehatan abang?" "Aku yakin pasti ada hal berharga dalam hidup abang yang harus abang jaga. Jadi jaga kesehatan abang untuk menjaga hal berharga itu. Ya terserah sih abang mau ikutin apa enggak, toh buat kebaikan abang ini, bukan aku" jelas Aurel tenang panjang lebar pada Geral yang bungkam karna perkataan Aurel. Para sahabat Aurel tersenyum mendengar nya. Ya begitu lah Aurel menyelesaikan masalahnya dengan tenang tapi terdapat ketegasan di dalam ucapannya itu, membuat lawan bicara tak berkutik. Aurel berbalik badan kembali ke tempat sahabatnya berada. "Ehem. Ya udah yuk balik, ngapain masih disini. Mau ganti profesi jadi satpam lo pada?" ucap Kevin memecah keheningan dan membuyarkan lamunan Axen dkk. "Lo cewek-cewek pulang bareng kita. Kita mau ngajak kalian ke suatu tempat" ucap Sandy pada Aurel dkk. "Lo semua buta, katarak atau gimana nih? Kita semua bawa mobil trus mobil kita mau lo kemanain? Di sumbangin? " ketus Letta pada Axen dkk. "Ck. Gue udah suruh bodyguard gue buat nganterin mobil lo masing-masing. So selesai kan masalah? Sekarang gak ada penolakan lagi, kalian harus ikut kita" tegas Levin tak terbantah kan. Sahabat Aurel sama-sama melihat ke arahnya seperti meminta persetujuan. Aurel mengangguk pelan sebagai jawaban. "Ya udah kita ikut " jawab Kania mewakili. Entah di sengaja atau memang sudah takdir, Axen dkk maju beberapa langkah di hadapan Aurel dkk. Mereka menggenggam tangan Aurel dkk dan langsung di bawanya ke dalam mobil mereka masing-masing. Axen dengan Aurel Kevin dengan Kania Levin dengan Letta Geral dengan Gina Renzo dengan Rani Yudis dengan Yona Sandy dengan Stefi Pasangan yang serasi bukan? Mobil mereka semua melesat dengan kencang meninggalkan parkiran sekolah. Di sepanjang perjalanan, baik di mobil Axen dan Aurel maupun di mobil para sahabat mereka, tak ada yang bersuara. Keadaan nya hening, sangat hening mereka semua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sekitar 25 menit mereka baru sampai ke tujuan yaitu sebuah cafe. Cafe yang sangat terkenal di kalangan anak muda jaman sekarang. A&L Cafe. Itu lah nama nya, dan lagi-lagi itu adalah cafe milik Aurel sendiri. Cafe ini memang sangat terkenal di kalangan anak muda karna desain nya yang keren. Tak jarang para pengunjung menjadikan cafe ini tempat untuk ber selfie. Perlu author deskripsi in gak? Ya udh mumpung author lagi baik mode on jadi author deskripsi in dikit ya.. Cafe ini terdiri dari 3 tingkat. Beda tingkat beda pula desain nya. Di lantai 1 dinding nya bergambar lautan 3 dimensi. Jadi para pengunjung merasakan seperti makan di tengah laut. Tata letak mejanya di buat seperti ruangan di dalam kantor. Setiap meja dibatasi oleh dinding kaca transparan yang kedap suara. Cara mereka memesan menggunakan telepon yang tersedia di pojok kiri meja itu. Disitu juga terdapat pengeras suara, supaya pengunjung bisa dapat menikmati alunan musik dari panggung cafe. Namun juga bisa di matikan jika pengunjung tidak ingin keributan. Di lantai 2 dinding sebelah kanan nya berdesain doodle art sedangkan di sebelah kirinya berdesain icon-icon di berbagai macam negara dengan gambaran 3 dimensi sehingga tampak seperti sangat nyata. Tata letak mejanya, di setiap sudut ruangan di buat seperti ruang keluarga sedang kan meja yang lainnya hanya di isi di dekat dinding saja dan di tengah-tengah ruangan di kosong kan, biasanya untuk tempat pertunjukan menghibur para pengunjung. Entah itu pertunjukan musik, magic, dance, komedi dll. Dan di lantai paling atas itu rooftop. Disini seperti makan di alam bebas karna disitu meja dan kursinya adalah batang pohon. Disana juga ada pohon serta berbagai jenis bunga yang memperindah nya. Jika malam hari lampu-lampu yang ada di pohon dan bunga-bunga itulah yang menjadi penerangnya. Gimana kebayang gak? Ngerti nggak? Kalau nggak ngerti tanya deh sama om/tante google.. eh Oke back to the topic Axen dkk serentak keluar dari mobil, memutari nya untuk membukakan pintu mobil untuk para gadisnya.. Tunggu! Gadisnya? Pengunjung disana menahan nafasnya melihat pemandangan di depannya ini. "Ngapain kalian bawa kita ke cafe?" tanya Stefi pada Sandy yang ada di samping nya. "Mau ngajak kalian balapan" jawab Sandy asal. "Yeuu si bege. Lo kira ini sirkuit apa? Ini tu cafe tempat makan!" ketus Stefi pada Sandy yang geram melihat Stefi. "Nah itu Stefi galak pinter kalau disini tempat makan ngapain nanya lagi? Ih gemes gue" ucap Sandy mencubit kedua pipi Stefi dan menggoyang kan nya ke kanan dan kekiri. "Ih lo mah.. sakit tau" ucap Stefi mengerucutkan bibir nya sambil mengusap kedua pipi nya membuat Sandy terkekeh pelan. "Adegan romantisnya di cancel dulu ya. Kita masuk dulu oke.." ucap Kevin menarik tangan Kania masuk ke dalam Cafe di ikuti para sahabatnya. Mereka tidak sadar kalau saat ini mereka semua saling bergandengan tangan. Ingat bergandengan tangan. Kita tekan kan lagi saudara-saudara GANDENGAN. TANGAN garis bawahi ya kalau perlu garis polisi.. Oke krik. Lanjut! Axen dkk dan para sahabat Aurel di buat heran karna melihat para pelayan nya menunduk pada mereka saat mereka masuk ke dalam cafe. Ya jelas saja, Aurel ada disana. Walaupun Aurel masih menyamar tapi pelayan disana mengenal dengan baik bagaimana nona mereka. "Ini kenapa pelayannya nunduk ke kita semua? Berasa kayak anak Presiden gue" celetuk Levin menyisir rambut nya me belakang menggunakan jari nya. Pletak "Anak Presiden pala lo lima. Yang ada, Presiden nya bunuh diri karna frustasi gara-gara punya anak modelan kek lo ini" ucap Kevin pada Levin yang sedang mengusap kepalanya yang di jitak kembaran nya itu . "Heh! Kalau gue anak Presiden berarti lo juga lah bambank" geram Levin Kevin menggaruk kepalanya dan mengeluarkan cengiran andalannya. "Hehe iya ya. Kita kan kembar" gumam Kevin "Hehe iya ya. Kita kan kembar" cibir Levin menirukan gaya bicara Kevin dan yang lainnya hanya memutar bola matanya malas melihat kelakuan twins "Mungkin disini ada pemilik cafe nya kali, makanya pada nunduk gitu. Udah ah yuk kita cari tempat aja" ucap Letta di angguki semuanya. Mereka sudah mendapatkan tempat duduk nya dan sekarang sedang menunggu pesanan mereka tiba sambil bercanda . "Eh Xen, lo tau tempat ini dari mana? Sumpah ini keren abis tempat nya berasa makan di tengah laut gue" ujar Kevin memperhatikan setiap sudut di cafe itu. "Ya iyalah keren. Gue gitu yang desain nya" batin Aurel bangga sambil tersenyum tipis "Adek gue" jawab Axen seperti biasanya. "Oo.. tapi gue agak heran sih kenapa cafe ini pelayan nya cowok semua ya? Gak kayak cafe-cafe kebanyakan" ucap Sandy tiba-tiba diangguki Axen dkk dan Aurel dkk menyetujui ucapan Sandy. "Gak tau juga. Aneh sih tapi unik" jawab Levin dan di angguki juga oleh semuanya kecuali Aurel tentunya. "Eh iya kita belum kenalan loh sama temen baru kalian itu" ujar Yudis tiba-tiba pada Yona yang ada di samping nya. Ya mereka saat ini memang duduk berdampingan. "Kenalan aja sendiri. Bisa kan" ketus Yona dengan wajah datar nya sedang kan Yudis mencebik kesal "Hai nama gue Yudis, yang ini Sandy yang itu Levin kembaran nya Kevin yang di pojok tuh. Yang di samping Gina itu Geral abang nya si Renzo yang gak pernah ngomong itu, nah yang di samping lo itu namanya Axen. " jelas Yudis memperkenal kan para sababat nya satu persatu. Aurel mengangguk setelah melihat Axen dkk yang di perkenalkan Yudis satu persatu . "Salam kenal. Aurel" ucap nya datar dan dingin. Brak! "Buset, ini mah lebih parah dari pada lo berdua Xen , Zo" pekik Sandy setelah menggebrak meja mereka yang membuat semuanya terkejut Bugh "Adaw.." Stefi memukul lengan Sandy yang tidak bisa di bilang pelan itu, membuat Sandy terpekik lebih keras lagi. Untung saja disana kedap suara jadi mereka tidak akan menerima malu setengah koid. "Makanya jadi orang gak usah lebay. Tangan gue ini paling anti sama orang lebay makanya tadi refleks mukul lo" ucap Stefi santai sambil memainkan hp nya. Sandy kesal? Oh tentu kenapa tidak. "Cantik-cantik galak nya kek singa betina. Gak lagi-lagi deh gue." gumam nya pelan. Namun saat ini dewi fortuna sedang tidak memihak kepadanya karna gumaman nya masih terdengar oleh Stefi. "Apa lo bilang?" marah Stefi dengan mata nya melotot melihat kearah Sandy. "Eh eng-" ucapan Sandy terpotong karna pelayan yang datang membawa pesanan mereka. "Permisi. Pesanan nya sudah datang selamat menikmati" ucap pelayan itu. Sebelum pergi pelayan itu sempat melihat ke arah Aurel ingin menyapanya tapi Aurel sudah lebih dulu memberi kode untuk tidak menyapanya. Pelayan tadi mengangguk dan segera beranjak dari tempat itu di ikuti pelayan yang lain nya. "Selamat makan..." seru Twins girang sedang kan yang lain nya hanya memutar bola matanya malas melihat nya. Mereka pun makan dalam diam dan tenang. Sampai suara ponsel milik Aurel berdering menandakan ada panggilan masuk. Perhatian mereka semua teralihkan pada Aurel, sedangkan Aurel masih saja santai memakan makanan nya tanpa menghiraukan ponselnya. Begitulah Aurel jika sudah makan. Para sahabatnya dan twins hanya geleng kepala melihat Aurel. Tak terkecuali Axen, dia terkekeh pelan melihat tingkah Aurel yang menggemaskan menurutnya. "Aurel" panggil Axen lembut dan tersenyum tipis sangat tipis. Itu membuat para sahabatnya tersedak makanan nya karna kaget melihat sifat Axen yang berubah. Aurel mengalihkan perhatian nya pada Axen karna merasa ada yang menepuk bahunya pelan. Axen tertawa kecil melihat Aurel. Bagaimana tidak, mulut Aurel saat ini penuh dengan makanan sehingga pipinya menggembung terlihat sangat lucu. "Ya ampun lo lucu banget sih. Pengen cium deh" batin Axen melihat Aurel. Aurel tersedak karna mendengar batin Axen. Buru-buru dia meminum air minum yang diberikan Axen padanya seraya Axen menepuk pelan punggung nya. "Ehem, lo kenapa tadi manggil gue?" tanya Aurel setelah tenang. "Tadi hp lo bunyi. Ada panggilan masuk kayak nya" jawab Axen di balas anggukan oleh Aurel. Aurel mengambil ponsel nya yang bermerek Nokia itu. Sengaja Aurel membawanya agar penyamaran nya tidak terbongkar "Ngapain kak Lita nelfon gue" batin Aurel melihat nama Lita a.k.a manager nya dalam dunia entertain. Aurel memasukkan beberapa digit nomor di ponsel nya lalu mendekatkan ke telinga nya. "Hallo Nona " ucap Lita di seberang sana dengan bahasa formal nya membuat Aurel mendengus kesal. "Gak usah formal" ucap nya dingin pada Lita. Terdengar kekehan di seberang sana. Huh benar-benar benar... Eh.. apa sih? "Ck. Iya iya.. besok sore lo ada jadwal fotoshot sekitar jam 3. Tempat nya entar gue kirim ke hp lo" ucap Lita menjelaskan tujuan nya menelfon Aurel. Aurel menganggukkan kepalanya pelan. "Hm. Ok" ucap nya singkat dan memutuskan sambungan nya sepihak. Meletakkan hp nya dan kembali melanjutkan makan nya yang tertunda, masih belum sadar akan pandangan semua sahabat nya mengarah padanya. "Siapa Rel?" tanya Letta sedangkan yang ditanya masih asik dengan makanan nya. "Anjir gue di cuekin" pekik Letta karna tidak ada jawaban dari Aurel membuat semuanya terkekeh. "Udah biarin aja. Lanjutin aja makan lo" ucap Yona sambil menyuapkan mie kedalam mulut nya. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka menghabiskan makanan nya dan sekarang mereka sudah berada di parkiran untuk segera pulang karna hari memang sudah sore. "Kalian cewek-cewek biar kita yang antar ya" ucap Levin pada Aurel dkk dan di balas anggukan kepala sebagai jawaban nya. Aurel dan Axen yang sedang berjalan ke arah mobil Axen, terhenti karna sebuah panggilan dari seseorang. "Aurel" ucap seseorang dengan suara bass nya. Aurel dan Axen sama-sama berbalik badan untuk melihat siapa yang memanggilnya. Mereka berdua a.k.a Axen dan Aurel menaikkan sebelah alisnya seperti bertanya 'apa'.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD