"Sialan lo" umpat Sandy
Selanjutnya mereka makan dengan tenang dan khusyuk .
Sampai tiba-tiba..
"Hy beb" ucap seorang cewek dengan nada manja nya mengalung kan lengannya di leher Axen.
"Lepas" ucap Axen datar dan dingin tanpa melihat kearah gadis itu.
"Ih kamu kenapa sih? Aku kan kangen sama kamu.." ucap nya lagi dengan nada yang terkesan menjijikkan di telinga Axen dkk.
Axen menghiraukannya dan melanjutkan acara makan nya.
"Heh lo anak baru! Pergi, pesenin gue sama temen-temen gue makanan!! Cepetan!!" sentak gadis itu pada Aurel yang masih tak menyadari kehadiran gadis itu malah masih asik dengan makanan nya.
Braakk!
"Heh miskin!! b***k ya lo?!! Gue ngomong sama lo b**o!!" bentak gadis itu pada Aurel.
Aurel? Tetap acuh dan menerus kan makan nya yang masih tersisa sedikit.
Gadis itu tampak geram dengan kelakuan Aurel. Beranjak dari samping Axen dan berjalan ke arah Aurel yang masih tenang di tempat.
Axen dkk dan para sahabat Aurel melihat itu hanya diam tanpa ikut mencampuri urusan mereka berdua.
Siapa yang tau mereka akan diam saja? Lihat saja..
Prang!
Suara nyaring itu menarik semua perhatian murid yang ada di kantin.
Mangkuk bakso milik Aurel yang masih utuh itu kini sudah pecah berserakan di lantai karna ulah gadis itu.
Melihat itu, Aurel menegakkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk untuk melihat siapa pelakunya. Yang telah merusak makan siang nya.
Aurel menatap gadis itu dengan tatapan datar dan dingin nya.
'Talita Putri Brenda'
Itu lah nama yang di lihat Aurel pada name tag gadis itu.
"Apa lo liat-liat?! Gue tau gue cantik gak usah segitunya juga kali" ujar Talita dengan wajah songong nya mengibaskan rambut nya kebelakang dan melipat tangan nya di d**a.
Reaksi Aurel? Hanya menaikkan sebelah alisnya seperti orang bingung.
"Lo makin lama makin songong ya!! Miskin aja belagu lo! Lo denger kan apa yang gue perintahin tadi??! Cepetan pesenin gue makanan. SE.KA.RA.NG!!" teriak nya di depan wajah Aurel dan menekankan setiap katanya pada akhir kalimatnya.
Jika siswa lain yang melihat nya pasti akan menciut .
"Gak" jawab Aurel singkat masih dengan wajah datar dan dinginnya.
Cukup sudah.
Talita menarik kuat rambut sehingga kepala Aurel tertarik kebelakang.
"Berani lo sama gue hah??!!" teriak nya memandang tajam kearah Aurel.
Twins dan para sahabat Aurel terutama Stefi sudah tidak tahan lagi melihat kelakuan Talita pada Aurel, tapi melihat isyarat mata dari Aurel membuat mereka diam tak bisa berbuat apa-apa.
"Siapa lo" jawab Aurel santai. Dia sama sekali tidak merasakan sakit pada bagian kepalanya.
Murid disana dibuat menganga dan tidak percaya atas ucapan Aurel. Selama ini tidak ada yang berani berkata seperti itu pada Talita, ya kecuali Axen dkk dan Kania dkk. Tapi sekarang? Aurel yang tergolong baru bahkan sangat baru itu sangat berani melawan Queen of bullying di LIHS.
"Oo punya nyali juga lo lawan gue.. oke lo berurusan sama orang yang salah" bisik nya pada telinga Aurel dan melepaskan dengan kasar rambut Aurel membuat kening Aurel berdarah karna berbenturan dengan meja.
"Aurel!!" panik sahabat Aurel saat melihat darah tersebut.
Aurel memandang mereka lembut dan menganggukkan kepalanya seolah berkata 'i'm oke' .
Sedang kan di meja seberang sana, tepat nya di tempat Renzo dia mengaduh kesakitan sambil memegang dahinya.
"Aw.." pekik nya pelan tapi masih di dengar oleh yang lain nya.
"Zo lo kenapa? Jidat lo kenapa?" tanya Geral yang berada di sampingnya sambil melihat kening adiknya itu.
"Gpp" ucap nya datar.
"Kok tiba-tiba jidat gue juga ikutan sakit ya? Sama kayak tu anak baru?" batin Renzo
Aurel yang mendengar itu sempat mengalihkan pandangannya sebentar ke arah Renzo sebelum melihat Talita kembali karna mendengar ucapannya.
"Gimana? Sakit?" tanya Talita dengan senyum miring nya.
"B aja" ucap nya santai
"Oh gitu ya.. girls..." ucap nya melihat ke arah teman-teman nya seolah memerintahkan mereka dan di balas anggukan oleh temannya itu.
Bruak (anggap aja bunyi orang jatuh ya gengs )
Aurel terjatuh dari atas kursi nya karna di dorong oleh salah satu antek Talita yang bernama Kely.
Byurr
Byurr
Byurr
Satu mangkok kuah bakso dan dua gelas jus alpukat di tumpahkan di atas kepala Aurel.
"Hahaha makanya jangan main-main lo sama gue. Bangun lo dasar miskin!!" ujar Talita yang berdiri di dekat Aurel dan menendang tubuh Aurel.
"b*****t lo!! Lo apain sahabat gue hah!!" teriak Stefi mendorong tubuh Talita sampai dia terhuyung kebelakang.
Dia sudah cukup sabar melihat Aurel di bully habis-habisan oleh Talita cs. Dia paling tidak bisa melihat Aurel di perlakukan seperti ini.
"Gila ya lo!! Salah dia apa setan?! Masalah lo apa sama dia hah?!! Yang lo lakuin itu udah kelewatan tau gak? Punya otak kan lo? Di pake dong mikir!! Jangan cuma di pajang doang!!" bentak nya di depan muka Talita dan menunjuk-nunjuk Talita.
Talita tidak terima, itu adalah sebuah penghinaan baginya.
"Emang nya kenapa kalau gue cari masalah sama dia?!! Hubungan nya sama lo apa sih? Kenapa lo belain si miskin udik ini hah?! Emang nya lo di bayar berapa buat jadi pelindung nya dia? Hah?" balas Talita tak kalah sengit nya.
"Eh Stef lo itu gak level sama dia, jadi gak usah belain dia segala mending sama kita yang se level sama lo ya gak gyus?" tanya nya pada teman-teman nya.
"Ya iyalah Queen" jawab teman nya serentak.
Stefi mengepalkan tangan nya sudah siap untuk melayang kan pukulan untuk Talita, dia tidak terima sahabat nya di rendah kan oleh orang seperti Talita ini, tapi Aurel menahannya dengan memegang kepalan tangan Stefi dan menggeleng pelan sebagai isyarat untuk tidak melakukannya.
Aurel berdiri.
"Tissue" ucap nya datar seraya menadahkan tangan kirinya pada Yona dan langsung diberi beberapa helai oleh Yona.
Aurel membersihkan jus dan kuah bakso yang ada di wajah dan lengan nya. Setelah bersih, Aurel maju kedepan tepatnya ke arah Talita menatap tajam Talita .
Oke Aurel mengeluarkan auranya lagi.
Aurel berhenti tepat di depan Talita dengan memasukkan kedua tangan nya ke kantong rok nya. Terlihat sekali Talita sudah berkeringat dingin dan gemetar tapi dia berusaha menutupi rasa takut nya.
"Udah?" tanya Aurel dengan suara berat nya Talita yang mendengar nya di buat merinding sendiri.
"Bacot nya?" Lanjut nya lagi.
Hening.
"Berubah bisu?" tanya nya lagi masih dengan ekspresi yang sama.
Masih hening.
"Ck. Kemana perginya bacot lo tadi?"
"Gak mutu. Sampah" ucap nya lagi setelah itu berlalu dari hadapan Talita.
Baru 3 langkah Aurel melangkah, Talita kembali berteriak padanya membuat langkahnya terhenti.
"Kenapa lo pergi?!! Takut lo sama gue hah?! Dasar anak miskin, mending lo baik-baik deh disini jangan cari masalah sama gue kalau lo gak mau gue tendang dari sekolah ini." teriak nya dengan nada meremehkan.
Apakah dia sedang amnesia?
"Oh ya lo kan miskin jadi lo gak usah banyak tingkah. Kasian orang tua lo yang udah capek mulung sama minta-minta ke orang-orang buat nyekolahin lo. Jadi jangan sok deh ya, oh atau jangan-jangan ortu lo jual diri lagi .. ups" ucap nya menutup mulut nya dengan tangan nya pura-pura tidak sengaja mengucapkan itu.
"Dia membangunkan iblis Aurel" batin para sahabatnya dan twins
Aurel berbalik mengayunkan kaki nya dan berdiri tepat di depan Talita yang melipat tangan nya di d**a sok berani padahal sudah takut.
"Lo udah ngibarin bendera perang sama gue" ucap Aurel.
"Dan lo pilih lawan yang salah" lanjutnya memberikan smirk andalan nya yang membuat orang akan bergidik ngeri melihatnya.
Aurel berdeham sebentar untuk memulai ucapan nya. Dia berjalan mengelilingi Talita dengan wajah datar dan dingin nya. Semua orang hanya melihat dan menanti apa yang selanjutnya akan terjadi.
"Talita Putri Brenda anak dari Dello Frans Brenda dan Kifana Brenda. Right?" ucap nya lantang dan itu membuat Talita dan semua yang melihat nya kaget, bagaimana anak baru seperti Aurel bisa langsung tau tentang Talita.
"Pemilik perusahaan Brenda'Corp perusahaan terkaya no 20 di Indonesia yang sekarang terancam bangkrut karna Ayah nya terbukti sebagai seorang pengkonsumsi n*****a dan Ibunya seorang pemimpin p***************n tubuh manusia dan perdagangan wanita, tetapi keluarganya berhasil menyembunyikan itu semua dari publik. I'm right?" tubuh Talita menegang mendengar penuturan Aurel yang sangat tepat. Bagaimana dia bisa mengetahui itu semua? Padahal tak ada yang mengetahui kecuali keluarga besar nya.
Semua siswa terkejut mendengarnya tak terkecuali para sahabat Aurel dan Axen dkk. Semua siswa berbisik-bisik mengenai Talita.
Bagaimana ini?
Aurel berhenti di belakang Talita dan membisikkan sesuatu di sana.
"Apa perlu gue bilang kalau kedua orang tua lo itu adalah sepupu? Bahkan sekarang kakak lo sedang mengandung anak dari Ayah lo. Bukan begitu Talita Putri Brenda yang terhormat?" Talita memelototkan matanya.
Siapa sebenarnya Aurel? kenapa dia seperti tau semua titik dari keluarga nya?
Dia mematung tak dapat membalas kata-kata Aurel. Memang nya apa yang harus dia katakan?
Aurel menarik tubuhnya menjadi tegak kembali, berjalan dan berhenti di depan Talita. Meraih dagu Talita mencengkram nya dengan kuat sampai kuku-kuku nya menancap dengan sempurna di dagu Talita sampai mengeluarkan darah segar.
"Masih dalam peringatan pertama. Dan lo tinggal lihat peringatan selanjutnya" ucap nya tenang dan datar melihat tajam ke arah Talita.
Aurel menghempaskan dagu Talita kasar sehingga membuat Talita tersungkur ke lantai.
"Berani menghina orang tua saya berani mati di tangan saya" teriak nya lantang menggema di seluruh kantin.
"Secara perlahan" lanjut nya pelan tapi masih bisa di dengar dengan suara berat nya itu seperti suara...
Oh tidak!!
"Lexis!!" pekik para sahabatnya dan twins.
Aurel yang saat itu menunduk melihat Talita yang terduduk di bawah perlahan mengangkat kepalanya dan terlihat lah bola matanya yang sudah berubah warna. Merah darah.
"Angkat kepala mu dan tatap aku" ucap Aurel a.k.a Lexis lagi pada Talita.
Menurut, Talita mengangkat kepalanya dan manik hitam nya beradu dengan manik merah darah milik Lexis tak butuh waktu lama Talita sudah pingsan sama dengan kejadian di koridor tadi.
Kevin mendekat ingin menenangkan Lexis tapi di tahan oleh Kania .
"Gue aja. Kalau lo yg maju yang ada bisa kebongkar" dan Kevin hanya mengangguk
Kania maju mendekati Lexis yang sedang berusaha mengontrol emosinya
Kania menutup kedua mata Lexis dengan satu tangan nya dan satu tangan lain nya menahan tangan Aurel mengunci nya kebelakang .
"Lexis tenang ya, disini ada kakak jadi Aurel aman kok. Balikin Aurel lagi ya?" bisik Kania di telinga kanan Aurel.
"Janji ya jangain Aurel, kalau enggak Lexis bakalan bunuh orang-orang ini" ancam nya.
"Iya kakak janji sayang" jawab Kania. Seketika tubuh Aurel melemah dan ambruk, untung saja para sahabat nya sudah siap siaga jadi tubuh Aurel tidak jatuh ke lantai.
"Bawa ke uks cepetan" ucap Yona datar tapi tersirat raut kekhawatiran di dalam nya.
Kania, Stefi dan Letta membopong tubuh Aurel di ikuti Gina dan Rani di belakang nya.
"Semua nya bubar" teriak Yona datar.
"Dan lo semua. Ck. Lo udah gak punya hati atau gimana? Itu sahabat lo lagi pingsan bukannya di bantuin malah di liatin. Sahabat kok kayak anjing" ucap nya datar pada semua sahabat Talita setelah itu berbalik badan dan segera berlari menyusul sahabat nya ke uks.
"Ayo. Ikutin" ucap Axen pada sahabat nya membuat lamunan para sahabat nya buyar.
"Lah itu anak mau kemana?" tanya Geral pada sahabatnya.
"Gak tau, ngomong nya gak jelas gitu" balas Yudis bingung.
"Ikutin" ucap Renzo tiba-tiba dan mengayunkan kakinya keluar dari kantin menyusul Axen yang sudah berajalan di depan .
"Udah ayo ikutin aja" intruksi Levin dan di angguki para sahabatnya.
"Gue harus cari tau siapa dia, dia bahaya buat kelancaran rencana gue " gumam seseorang.