Lyra dan Edsel sudah sampai di sekolah. Banyak pasang mata dari para perempuan yang ada di sana menatap Lyra sengit. Sepertinya setelah ini gadis itu akan banyak yang membenci. “Jangan hiraukan mereka,” bisik Edsel, saat lelaki itu tahu wajah Lyra tidak nyaman dengan tatapan yang mereka berikan. Lyra hanya mengangguk lalu dia berjalan seperti tidak terjadi apa-apa. Mencoba tenang meskipun perasaanya di selimuti rasa khawatir. Lyra merasakan terintimidasi karena dirinya adalah siswi baru di sana, karena dulu di sekolah lamanya Lyra dikenal sebagai siswi yang tidak pernah mencari masalah. “Lyra!” Di pertengahan jalan Lyra dan Edsel bertemu dengan Thea. Gadis itu juga baru saja sampai di sekolah. Langkah Lyra terhenti karena namanya dipanggil, dia tersenyum seperti biasanya. “Thea.” L