Bola mata Daegal terbuka lebar saat menyadari bahwa dia tidak sendirian di tempat ini. Daegal bisa merasakan langkah-langkah kaki sedang menuju ke arahnya dengan cepat. Tidak hanya satu atau dua langkah, tetapi ada banyak dan berderab. Cepat Daegal bangkit dari posisi duduknya dan menatap ke belakang, memasang sikap siaga. Daegal sudah bertahun-tahun mengunjungi tempat ini, tetapi tak ada satu orang pun yang pernah datang. Benar. Lagi pula siapa orang yang akan ke pinggir hutan untuk melihat bulan jika bukan Daegal? Kebanyakan masyarakat di desa ini masih percaya dengan mitos serta adat istiadat yang berjalan secara turun-temurun. Mereka tidak akan mau ke pinggir hutan malam hari jika tidak terpaksa. Kata mereka, Suanggi sering berkeliaran di malam hari untuk mencari tumbal dan dikorbank