When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Carol terkejut melihat batu itu. Ketika ia hendak menendang batu kecil itu, tekstur unik dari batu itu membuatnya ingin membungkuk dan mengambilnya. Ia mengamati dengan seksama, dan menyadari bahwa batu yang berbentuk oval tersebut mirip sekali dengan telur. Permukaannya bulat dan halus, teksturnya terasa aneh. Saat ia coba sedikit melempar-lemparkan batu itu ke udara, rasanya berat dan padat berisi. Ia kemudian berpikir, apakah sebenarnya ini adalah pecahan batu meteor? Ketika Carol masih mengamatinya, Garcia berjalan mendekat ke arahnya, “Carol, benda apa yang sedang kau amati itu?” Carol pun mengulurkan tangannya, menyerahkan baru itu ke tangan Garcia, “Lihatlah, bukankah ini batu meteor?” “Oh, mungkin saja,” ucap Garcia sambil mengamati batu itu sejenak, sebelum memberikannya lagi