andini akhirnya pasrah saja ikut pulang bersama arya.
didalam mobil..
"mbak diem aja..."
andini menengok kesamping
"bisa nggak ya pak...nggak usah panggil mbak mbak...emang aku mbakmu....kakakmu... pengasuhmu "kata andini ketus
"yaudah kita kenalan yuk secara resmi biar enak panggilnya.."arya menyodorkan tangan nya sambil nyengir kuda
aryaaa...
andini..
andini menerima uluran tangan arya dengan muka yang datar tanpa menatap pandanganya tetap lurus kedepan.
"ih mbak jangan ketus ketus napa,nanti suka loo sama aku"arya mengedip ngedipkan matanya..
"tu kaan...manggil mbak lagi.."
"upss..sory aku lupaaa"arya nyengir.
arya mencondongkan tubuhnya kearah andini.spontan dini pun menarik diri sambil meletakkan kedua tanganya didepan mukanya.
"ihh apaan si orang aku cuma mau pasangin seatbelt kok yee.."arya menyeringai sambil memasangkan sabuk pengaman andini.
"ngapain si aku bisa sendiri"
"gapapa kok aku ikhlas"loooo bukan gitu jawabnya arya...udah gitu siarya pake menatap andini lama bikin salting kan
andini geleng geleng mendengar jawaban arya dan melihat tingkah nya
"udah jalan aja si gak usah lama lama "
"siaap kita jalan boss.."
arya melajukan mobilnya pelan.membelah jalanan ibukota yang padat merayap disaat jam pulang kantor seperti ini.
"lelet banget si...bisa nyetir gak ini,hadduu...ch" andini menggerutu saja sedari tadi karena mobil tidak juga bergerak.
"ya sabar dong kan lagi macet lihat tu depan"arya menunjuk nunjuk pemandangan lautan mobil yang sedang terkena macet.
"ah ini sial karena bareng sama kamu ni biasanya juga nggak macet lancar lancar aja"andini bersidekap kedua tanganya dilipat didepan dada..
"oh yaaa....setau saya disini emang tiap hari macet makanya saya suka bawa motor tiap hari males bawa mobil macet"ujar arya membela diri
andini hanya melirik arya sekilas sambil menyebikkan bibirnya
sebenernya andini deg degan juga jika harus berdekatan terus dengan arya mungkin kalau dia tak beberapa kali melihat arya bersama wanita wanita cantik nan seksi mungkin dia udah jatuh hati pada arya sekarang.
jika mengingat wanita yang beberapa kali ia pergoki rasanya dini jadi minder mereka tampak sangat cantik cantik dan tentu saja dengan dandanan modis dan tubuh seksi berbeda jauh denganya yang selalu memakai pakaian kerja formal dan bisa dikatakan kudet di dunia fashion dandananya juga biasa aja.
ahh bodo lah siapa juga yang peduli dengan arya kupret ini aku gak peduli bodo amat batin dini.
setelah dua jam terjebak macet akhirnya mereka tiba dirumah dini
andini hendak membuka pintu mobil tapi dicegah oleh arya..
"tunggu tuan putri pangeran bukain"
andini memutar bola matanya dramatis
arya memutar kedepan membuka pintu mobil andini keluar dan langsung saja melangkah kedalam. arya buru buru menutup kembali pintu mobil dan segera memnggil dini
"hey..mbak ...eh din...eh andini...nggak ada basa basi suruh mampir apa bilang makasih kek "
andini menengok sekilas...melengos
" nggak aku capek..."
"astaga ...cewek yang gak berperasaan sama sekali boro boro tawarin minum mampir dulu kek makasih aja nggak "arya menggerutu
tak lama terdengar suara dari dalem.itu adalah papa dan mama andini
"hey dini udah pulang nak..."mama menyapa andini.
dini hanya tersenyum hendak melangkah tapi papa nya keburu menginterupsi nya
"loh kok nak arya gak disuruh masuk .kamu ini dini gimana si"
aryaa...sini mampir dulu ..wisnu memanggil arya.
arya menghentikan langkahnya kemudian menoleh
"eh om sudah dirumah"
"iya barusan aja om nyampe "
"sini sini masuk dulu ngopi dulu istirahat dulu sebentar kasian kan abis macet macetan dijalan.."mama andini mempersilahkan masuk
andini pun menghentikan langkah dan menatap sinis kearah arya berusaha menghentikan niat arya yang mau disuruh mampir oleh kedua orang tuanya
"iya om tantee...makasih ..eee....memang haus juga sih tadi macet parah dijalan"bukannya langsung pulang arya malah menerima tawaran papa mama dini mampir
dasar gak tau malu batin dini
"yaudah sini masuk nak..."
mama dini menggamit lengan arya menyuruhnya masuk.
"i..iya tante"
"tante juga masak banyak banget pasti kamu suka sekalian makan dulu yaaa..."
dini tambah kesel dia meninggalkan ruang tamu dan langsung menuju lantai dua tempat dimana kamarnya berada..
"dini...buruan ganti baju terus turun yaaa kita makan malam cepat hari ini mumpung ada nak arya disini"mama dini setengah berteriak memperingati putrinya kalau nggak gitu bisa bisa tu anak gak turun turun..
"mari mari nak...masuk ganti baju dulu aja ya pake kaos punya papa.tante siapin nanti dikamar tamu.keliatanya gerah pakai jas begitu"
"iya tante makasih.."memang arya kegerahan memakai setelan jas yang jarang sekali ia pakai
bu risma menyiapkan pakaian buat arya dan meletakkanya dikamar tamu kemudian menyilahkan arya membersihkan diri serta berganti pakaian
pak wisnu tampak senang dengan perkembangan hubungan putra sahabatnya dan putrinya itu walau masih kaku itu wajar baru sehari juga kan.senyum senang tampak tersungging dibibirnya ia meilihat istrinya yang juga tampak bahagia menyambut arya semoga rencananya berhasil.aamiinnn
arya keluar dari kamar sudah memakai kaos putih lengan pendek serta celana pendek coklat selutut dia tampak segar sehabis mencuci muka rambutnya pun tampak basah.
pak wisnu menyambutnya dimeja makan.arya duduk disamping kiri pak wisnu
bu risma meletakkan makanan kemudian duduk disamping kanan pak wisnu yang berada ditengah
burisma kemudian memanggil andini
andini turun dengan pakaian santai rumahan .
arya terpesona jika seperti ini andini tampak lebih fresh dan muda mata arya bahkan tampak tak berkedip.
ehm ehm
pak wisnu berdehem mengagetkan arya
"dini..duduk sini..."burisma sengaja menyuruh andini duduk disamping arya
andini malas berdebat dilakukanya saja permintaan mamanya
kedua orang tua dini mesem mesem melihat kecanggungan mereka .
disela mereka makan wisnu mengambil ponsel memotret dini dan arya (tentu saja tanpa sepengetahuan mereka) yang sedang menunduk entah karena serius makan atau karena grogi.
wisnu kemudian mengirimkanya pada krisna
[wisnu]
foto send
jadi ni kita besanan
[krisna]
gercep amat broo
[wisnu]
iya dong harus gercep biar cepet nimang cucu
wkwkwkwk
[krisna]
lanjutkan..
wisnu tersenyum senang.
"paaa kalau makan jangan mainan hape kenapa sih"
"iya iya maaa papa lanjut makan "
mereka makan sambil berbincang seputaran bisnis didominasi arya dan wisnu dini dan mama hanya menjadi pendengar setia