Vania membuka mata perlahan. Rasa nyeri di bagian inti tubuh wanita itu terasa menyakitkan. Dia mencoba mengingat kembali apa yang menimpanya hingga harus berada di ruangan beraroma obat dengan tangan terhubung ke selang infus. Vania yang tidak sengaja menyentuh perutnya merasa janggal. Dia sudah terbiasa dengan perut yang sedikit membuncit, tetapi sekarang perutnya seakan lebih kecil dari biasanya. Bahkan bisa dikatakan perut wanita itu kembali rata. Vania teringat peristiwa yang terjadi tadi pagi. Dimana dia terjatuh karena berlari di atas lantai yang licin. Kemudian darah segar merembes dari kewanitaannya. Setelah itu dia tidak bisa mengingat apapun. "Tidak!" teriak wanita itu histeris. Aby yang mendengar teriakan keras dan panjang dari Vania segera masuk ke dalam ruang rawat istr