1.3DARA
Berawal dari keinginan mereka akhirnya ketiga gadis itu sepakat untuk pergi dari Panti untuk hidup mandiri tentu saja dengan ijin ibu Panti, dan disini lah mereka berada di ibu kota Jakarta, sebelum itu mari kita perkenalkan..
APRILLIA KINAYA gadis berusia 23 tahun ini tumbuh besar di Panti karena kedua orang tua yang telah tiada dan keegoisan paman dan bibinya ia dititipkan disebuah Panti di usia 3 tahun, dan sekarang ia tumbuh menjadi gadis cantik,mandiri, dan anggun serta tegas dari kedua temannya.
ARSYILA KINNAN SOETOPO adalah gadis tomboy berusia 23 tahun yang juga besar di Panti, lain dengan Kinaya dia dari kecil tidak pernah tahu dimana keluarganya karena dari cerita ibu Panti dia sudah di depan Panti saat bayi berusia 2 bulan beserta nama lengkap dan tanggal kelahiran tertulis bahwa nama yang disematkan oleh seorang yang menitipkannya, Arsy seperti itulah sebutan yang tertulis disurat peninggalannya, tapi dengan keras kepalanya ia tidak suka dipanggil dengan sebutan Arsy ia lebih suka disapa sebagai Kinan, menurutnya semua itu hanya omong kosong dengan sebutan nama jika nyatanya harus berakhir di Panti Asuhan tanpa org tua yg membesarkannya, dia tumbuh sebagai gadis tomboy, keras kepala, tapi penyayang.
PUTRI AMIRA gadis berusia 22 tahun juga tumbuh di Panti Asuhan berawal pertemuannya dengan ibu Panti saat sedang ngamen dijalanan di usia 8 tahun ditinggal dijalanan oleh bibi dan pamannya, dengan rasa prihatin ibu Panti membawa nya ke Panti Asuhan, Mira gadis ceria putri jawa yg lucu dengan gaya bahasa medok nya,dia tumbuh menjadi gadis ceria, polos dan ceroboh diantara kedua teman teman nya.
Dan disini lah mereka bertiga berada di ibu kota Jakarta tinggal disebuah kontrakan bermodalkan uang saku yang diberi ibu Panti hampir 1 tahun berkelana dengan kerja serabutan akhirnya mereka mendapat pekerjaan tetap bermodalkan ijazah SMA. Ya meskipun mereka tinggal di Panti tapi mereka berusaha keras agar lulus SMA. Mira si medok yg sudah hampir 2 bulan ini menjadi karyawan restoran dan Kinaya yg menjadi seorang Artis figuran (yg belum terkenal) ya bisa di bilang dia hanya seorang Artis biasa dengan bayaran sedikit karena msih terbilang baru, sementara Kinan jangan tanyakan lagi dia sampai sekarang hanya duduk diam dirumah alias pengangguran lebih tepatnya menjadi tukang masak dirumah, ya Kinan meskipun tomboy ia gadis yg cukup pintar dalam memasak apapun, sehingga di juluki si medok "Wedok jadi jadian."
"Masak opo toh hari iki Nan?"
"Gue cuma masak tumis kangkung, goreng tempe, buat sarapan!"
"Ohh." Sambil mengintip kegiatan Kinan mengaduk sayuran di wajan.
"Kenapa..? Kamu gk suka?" Sambil menaikan satu alisnya.
"Suka toh Nan, mosok wes di sayurkan aku ora terimo." Sambil menampilkan cengiran andalannya.
Kinan hanya mendengus sebal.
Tidak berapa lama Naya yang sudah siap berdandan ikut bergabung bersama kedua gadis yang seperti tom and jerry kalau sudah berdua.
"Kenapa si kalian berdua itu berantem aja,"
"Sopo seng berantem si Nay."
"Tuhh, pada cemberut."
"Aku tuh gor tekon wae karo Kinan ehh de'en jawab ketus."
"Udah udah gk usah pada cerewet nih uda siap, buruan makan gih, entar kalian pada telat." Sambil meletakkan sayuran diatas meja.
"Pasti enak nihh." Seru Naya sambil meletakan sarapannya.
"Pasti enak toh, wong seng masak Chef handal."
"Nay," Kinan memanggil Naya sambil mengaduk aduk sarapannya.
"Hemm."
"Uang belanja untuk bulan ini udah menipis, sementara kita belum bayar uang kontrakan." Kinan berbicara tanpa menatap Naya yg seketika menghentikan kunyahannya.
"Ya uda gak papa, nanti juga Aku dapet bayaran, nanti kita pakek itu aja dulu."
"Yowes, Awak ku juga minggu depan wes intok gaji, engko gawe tambahan bayar listrik." Celetuk Mira tidak mau ketinggalan.
"Maafin Gue ya belum bisa dapet kerja tetep, Gue cuma bisa bantu beres beres rumah." Lagi lagi Kinan berbicara sembari menundukkan wajahnya.
"Ya uda gak papa kali Nan, kita ini sahabat dari kecil, kenapa kamu sungkan mungkin belum rezekimu dikasih pekerjaan." Sambil mengusap tangan kinan memberi kekuatan bersama.
"Hmm Aku duwe ide, gimna kalok kue dadi asisten Chef Pak Satya, nanti coba aku tekon tohh."
"Emang, dia lagi nyari asisten buat dia?" celetuk Kinan
"Hehe.. yo ora tohh, kan mana tau."
"Ya udah ayo Mir berangkat uda mau siang nih entar kita ketinggalan angkutan umum."
"Oh iya iya," sambil membereskan bekas sarapannya dan bangkit menuju wastafel.
"Wess tenang ae yo Nan nanti tak tekon karo pak ganteng men kue iso kerjo."
"Oke!" Sambil mengedipkan sebelah matanya.
***
Sesampainya di resto yg terbilang cukup elit itu resto yg tempat Mira bekerja saat ini termasuk resto yg cukup mewah untuk kelas atas, bagaimana tidak menu makanan disana perporsinya bisa buat pening kepala Mira, saat melihat bill setiap pelanggan makan, hanya sekedar Makan dan minum bisa di kenakan tarif hampir satu jutaan Mira hanya bisa geleng geleng kepala untuk makan sekali saja sudah bisa buat biaya makan mereka bertiga selama beberapa minggu.
"Bengong aja loe." seru seseorang dari belakang Mira
"Apaan sih loe, sopo seng melamun."
"Ya kamu lahh, pagi pagi uda bengong entar kesambet setan loh."
"Iya setan, loe setan nya." Sambil melotot ke arah Bagas, ya dia Bagas karyawan resto yg sama seperti Mira, yang suka jahilin Mira setiap detik nya kalau ada waktu senggang.
"Judes amat gadis Jawa, ntar gak laku loh."
"Biarin bukan urusan loe." ya Mira sebenernya masih terbilang kaku dalam berbahasa seperti orang lain nya, karena tuntutan kerja ia berusaha sebaik mungkin mengatur gaya bahasa nya.
"Iishh cantik banget si kalau marah." Sambil menjawil hidung mancung Mira.
"Aduuh Bagas kue yo gk iso opo anteng sak itik ae."
"Waduhh keluar jurusnya."
"Ck. Uda deh, ehh lo wes ketok Pak Satya?"
"Apaa katok?"
"Yaelaah ketok iku lihat loh Bagas, Ck."
"Lagian sih kamu, Gue tuh kagak ngarti pakek bahasa bahasa begituan."
"Aaduuh, sebel Awak ku ngomng sama kue."
"Belom, kenapa?"
"Hmmm, gak apa apa."
Mira melengos pergi meninggalkan Bagas yang baru mau mengucapkan kata katanya lagi.
***
Hampir makan siang Satya baru tiba di resto yang ia dirikan dengan hasil jerihpayah ia sendiri. SATYA WIRA ATMAJA 29 tahun lulusan Universitas Paris bidang kuliner adalah laki laki berpenampilan menarik, manis, keren, memiliki lesung pipi dibagian kiri dan ramah dia bisa dibilang sukses di usia muda telah memiliki restoran ternama dibilangan Jakarta, bukan hanya itu ia telah memiliki tiga cabang di kota kota lain nya, banyak yg bilang ia juga berasal dari keluarga yang berada tapi hidup mandiri membuktikan bahwa ia tidak membanggakan harta milik orang tuanya.
Satya yang baru tiba di resto langsung disambut karyawan yang suka cengengesan siapa lagi kalau bukan Mira.
"Pak Satya?" Panggil Mira
"Yaa."
"Boleh bicara sebentar Pak?"
"Ya ada apa Mira?"
"Gini Pak, aku duwe temen Pak, mau cari kerja de'ene pinter masak Pak."
"Terus?"
"Terus?" Dengan wajah polosnya Mira membeo.
"Ya terus maksud kamu gimana Mira?"
"Ehh anu pak mana tau bapak butuh karyawan seng iso masak nguno lo Pak. Ehh."
"Ohh maksud kamu temen kamu mau kerja gitu, dia bisa masak?"
"Iya Pak."
"Ya uda besok suruh datang kemari ya?"
"Beneran Pak?"
"Iya."
"Wahh terimah kasih yo Pak, aduhh Bapak baik banget toh."
"Iya, ya sudah kembali bekerja." Sambil tersenyum Satya melangkah menuju ruangannya.
***
Dengan wajah ceria Mira pulang dengan semangat kali ini ia membawa kabar baik untuk Kinan teman berantem nya.
"Assallaamuallaikum." Sapa Mira memasuki rumah , disambut dua wanita cantik yang sedang asik bersantai di depan layar televisi. Hari sudah semangkin sore menunjukkan hampir pukul enam sore.
"Waallaikumsallam." Sapa keduanya.
"Baru pulang Mir?"
"Iyo iki, aduhh capek banget Awak ku, restoran hari ini rame tenan."
"Ya uda sini duduk." celetuk Kinan
"Ehh tpi aku duwe kabar apik toh,"
"Kabar apaan?" Sahut Naya
"Tadi pak ganteng bilang Kinan disuruh teko nang resto".
"Yang benerr, seriusann?" Jawab Kinan antusias.
"Iya bener toh cah ayu, besok kita berangkat bareng, kebetulan minggu iki aku masih shift pagi."
"Oke baiklah.."
"Eh ngomng ngomong Naya kok wes bali, tumben,"
"Iya tadi cuma ada kerjaan sedikit doang jadi pulang cepet deh."
"Ohh nguno toh."
"Ehh weekend kita keluar yuk bosen nih dirumah aja." Ajak Kinan kepada kedua temannya.
"Ayok, mau kemana?" Tanya Naya
"Nonton bioskop donk sekali sekali." Jawab Kinan
"Oke, ntar aku seng traktir yo, mumpung wes gajian minggu depan."
"Janji lohh?" Seru Kinan
"Iyoh, loh cah ayu." Disambut tawa kedua temannya,mereka pun bersenda gurau bersama menghilangkan penat, 3 dara yang tumbuh tanpa orang tua itu belum mengerti kejamnya dunia luar yang senantiasa bisa membolak balik kan dunia yg nyaman ini. Tentang cinta, ya mereka belum mengenal arti dari cinta karena bagi mereka bisa hidup nyaman dan tentram bersama meraih apa yg mereka mau itu sudah lebih dari cukup.
*****
Pagi menjelang 3 dara itu sudah bersiap siap untuk pergi bekerja, sesuai yg dikatakan Mira hari ini Kinan ikut bersama Mira, Kinan penasaran gimana si orang ganteng yg dibilang si medok itu. Sesampainya di resto Kinan duduk disalah satu tempat yang di beritahu Mira, sementara teman medok nya itu mengganti baju seragam khas resto diruangan khusus.
Bagus bangettt itu yang sedari tadi didalam pikiran Kinan restoran yang ia dan Mira kerjai ternyata restoran yang cukup tertutup, terlihat restoran mahal, jangan tanya penampilan Kinan saat ini, ia hanya menggunakan sepatu dan celana jeans serta kaus putih oblong, rambut di cepol asal dan topi, itu yang tidak pernah Kinan tinggalkan saat pergi kemana mana, cukup lama Kinan menungggu hampir sejam lebih dan Satya akhirnya muncul bersama Mira.
"Maaf menunggu lama." Sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
"Eeh.. gak apa apa Pak." Jawab Kinan kaku
"Panggil aja Chef Satya, semua karyawan disini terbiasa memanggil seperti itu kecuali temen kamu ini." Sambil menatap Mira yang disambut cegiran khas gadis Jawa itu.
"I iya chef."
"Kata Mira kamu pinter masak?"
"Haahh." Kinan terkejut mendengar penuturan chef ganteng dihadapan nya.
"Ehmmm bisa Chef, tapi hanya masak biasa dirumah Chef." Kinan melihat mira dengan wajah bertanya.
"Ya sudah saya terima kamu disini sebagai asisten Chef, dan bergabung bersama Chef yang lainnya."
"Tapi Cheff saya gk pinter masak makanan luar Chef saya gak ngerti."
"Kamu masih bisa belajar, yang terpenting kamu bisa masak kan?"
"Bisa Chef."
"Ya udah, Mira akan menunjukkan ruang gantinya setelah itu kamu ikut Saya ke belakang kita akan buat menu baru, selamat bergabung semoga betah." Sambil mengulurkan tangan dan tersenyum ramah, setelahnya Satya berlalu dari tempat Kinan dan Mira berada.
"Lo apa apaan si Mir?" Sambil memukul lengan Mira. Sepeninggalan bosnya mereka berdebat panjang lebar.
"Sakit toh Nan, mbok pikir lengan ku iki karung tinju."
"Kok Gue diterimah jadi Chef bukan karyawan kayak loe?"
"Hehe gue blang loe jago masak." jawabnya sambil cengengesan.
"Aduh masak dirumah mah beda sama masak di resto begini." Sambil mondar mandir gak jelas.
"Ya uda deh kan lumayan bisa cuci cuci moto ndelok seng ganteng ganteng"
"Huhhh dasar."
"Di Resto iki Chef nya ada 3 pertama Pak Satya, kedua Chef Nico ketiga chef Indra mereka itu ganteng semua,. Palingan juga kue malah betah kalok uwes kerjo karo seng ganteng ganteng"
Kinan hanya mendengus sebal mendengar penuturan mira yang super polos itu. Pasal nya apa yg dikatakan Mira ternyata benar Satya memang ganteng pria manis dengan satu lesung pipi di kiri, bahkan Kinan hanya memperhatikan wajah Satya saat lelaki itu bicara, lelaki yang ramah dia selalu tersenyum saat berbicara kenapa Kinan malah mikirin pak bos ya, akhirnya ia beranjak mengikuti Mira yang berjalan mendahului Kinan menuju ruang ganti.
_________________________________
akan aku update setelah sesuai jadwalnya nanti jadi tekan love nya aja dulu
makasih dear