Aku dan Ethan turun dari mobil dalam diam. Jemariku dan jemarinya saling bertautan, tidak seperti biasanya. Ethan selalu tau cara menggetarkan hatiku. Ketika tiba di depan pintu apartemen, Ethan melepaskan genggamannya. "Masuklah." Katanya sambil tersenyum. "Kau tidak ikut denganku ke dalam?" Ethan menggosok tekuknya, "Tidak. Ada yang harus kuselesaikan." Mungkinkah... Gadis itu? Ya, tuhan. "Baiklah." "Kumohon, jangan menungguku. Mungkin aku akan pulang pagi-pagi sekali." Ethan di depan mataku, tapi kenapa rasanya dia sangat jauh denganku saat ini. Aku tersenyum kecut, "Bukankah kau harus kuliah, Ethan?" Ia maju selangkah ke arahku. Menangkup pipiku sebelah tangan, lalu mengecup keningku. Aku memejamkan mataku erat-erat. Kenapa rasanya kecupan ini terasa seperti perpisahan. "Goo