Laporan Rico

1416 Words
Setelah bertemu dengan Alena yang ternyata sudah memiliki pria lain dalam hidupnya. Rico yang masih tidak percaya pun, langsung bergegas menuju ruangan Arkana yang saat ini, sedang duduk di kursi putar dengan sebuah berkas di tangannya, tapi pikirannya bukan tertuju pada berkas di tangannya, melainkan dia kembali terbayang wajah Alena yang tadi dia temui. "Benarkah tadi itu dia?" Gumam Arkana yang terus bertanya pada dirinya sendiri. "Jika itu dia, kenapa dia seperti tidak mengenalku? Apakah karena sudah enam tahun berlalu, dia benar-benar sudah berubah? Seperti ... Wajahnya dan bentuk tubuhnya yang semakin ...." Arkana segera menggelengkan kepalanya dan secepatnya sadar dari lamunannya sendiri. "Sial! Ada apa denganku? Mengapa tiba-tiba aku memikirkan dia?" Ucap Arkana yang secepatnya membaca berkas di tangannya dan berusaha melupakan pertemuan pertamanya dengan Alena tadi. "Sudahlah! Aku tidak perlu memikirkan dia lagi! Kami sudah bercerai dan dia juga sudah menyerah padaku! Jadi ... Untuk apalagi aku memikirkan dia lagi," ucap Arkana yang kemudian kembali fokus membaca berkas di tangannya. Sampai saat Arkana yang mulai fokus dengan pekerjaannya. Tiba-tiba saja. Tok' tok' tok' Terdengar seseorang mengetuk pintu dan itu membuat Arkana langsung terkejut saat mendengarnya. "Siapa?" Tanyanya sambil menatap ke arah pintu. Krekkk .... Pintu pun terbuka dan muncullah Rico yang segera masuk ke dalam sambil membawa beberapa berkas lain ditangannya. "Bos! Maaf jika saya mengganggu anda. Ini ... Saya membawa berkas yang tadi anda minta," ucap Rico sambil memberikan berkas itu kepada Arkana. "Taruh saja di atas meja! Lalu ... Kapan meeting pertama kita? Apakah semua sudah kamu siapkan dan pastikan semua jajaran management perusahaan ini untuk hadir semua dan ...." Arkana menaruh berkas yang ada ditangannya, lalu menatap Rico. "Oh ya! Daftar nama karyawan yang bekerja di perusahaan ini, apakah kamu sudah membawanya juga?" Tanya Arkana. Rico menganggukkan kepalanya. "Tentu saja sudah saya bawa bos!" Jawabnya yang kemudian memberikan satu buah map berwarna merah dan memberikannya kepada Arkana. "Ini bos! Semua salinannya ada di sini dan jika anda masih kurang puas, nanti saya akan meminta data mentahnya pada bagian HRD," jawab Rico. Arkana pun segera mengambilnya dan setelah itu, dia segera membuka map itu untuk memeriksa nama dari semua karyawan yang bekerja di dalam perusahaan itu. Membuat Rico yang penasaran pun tak sengaja membuka mulutnya untuk bicara. "Bos! Apakah anda sedang mencari nama nyonya muda?" Tanya Rico yang kemudian segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya. "Aduh! Maaf bos, saya tidak bermaksud untuk bicara sembarangan. Tadi saya ... Saya sungguh tidak sengaja bicara seperti itu," ucap Rico yang langsung mengakui kesalahannya. Arkana pun langsung menatap Rico dan bertanya kepadanya. "Bagaimana bisa kamu tahu tentang Alena? Apakah kamu sudah tahu kalau dia bekerja di sini?" Tanya Arkana dengan tegas. Rico menganggukkan kepalanya dan dia segera duduk di kursi tepat di depan meja kerja Arkana. "Maafkan saya bos! Saya juga baru tahu saat perjalanan menuju ruangan anda dan tadi saya .... Saya tidak sengaja bertemu dengannya di depan pintu lift dan awalnya saya juga tidak percaya kalau itu nyonya muda. Tapi ternyata, itu benar nyonya muda, walaupun wajahnya semakin terlihat cantik dan tubuhnya sudah terlihat jauh lebih berisi. Tapi saya tidak mungkin lupa dengan wajahnya walaupun sudah enam tahun. Tapi saya sangat yakin jika itu adalah beliau. Jadi saya ... Tadi sempat mengejar nyonya muda, karena dia sempat lari menghindar dari saya," jawab Rico yang menceritakan yang sudah dia alami sebelumnya. Membuat Arkana semakin penasaran. "Jadi benar, dia bekerja di sini? Pantas saja tadi dia bergegas pergi meninggalkan aku begitu saja dan masuk ke dalam gedung ini," ucap Arkana yang sibuk bicara sendiri. Rico mendengar dan akhirnya dia mengerti dengan sikap aneh bosnya itu. "Ternyata benar, jika anda melakukan hal itu tidaklah seperti biasanya bos dan ... Saya sungguh tidak menyangka jika anda sudah bertemu lebih awal dengan nyonya. Jadi ... Apakah anda juga sudah tahu, jika nyonya sudah memiliki pria lain di dalam hatinya dan pria itu juga bekerja di perusahaan ini dengan profesi yang sama dengan nyonya," ucap Rico sambil menatap wajah Arkana dan memperhatikan ekspresi apa yang mau dia perlihatkan padanya. Mendengar itu. Arkana menggertakan giginya dan entah kenapa, hatinya terasa sedikit sesak. "Sial!" Gerutunya tapi dia segera menyembunyikan perasaan itu di dalam Rico dan memasang ekspresi wajah datar. "Oh! Darimana kamu tahu kalau dia sudah memiliki pria lain? Apakah kamu sudah melihatnya?" Tanya Arkana dengan nada menyelidik. Rico menganggukkan kepalanya. "Tentu sudah melihatnya, kalau tidak buat apa saya bicara seperti ini kepada anda. Juga ... Pria itu terlihat cukup tampan dan di lihat dari gayanya, dia sama seperti anda. Terlihat dingin dan tegas. Mungkin selera nyonya memang tidak jauh seperti anda bos, jadi dia mencari pria yang tidak jauh dengan anda, hahahahaha ...." Ucap Rico dengan polosnya dan dia tidak sadar, jika ucapannya telah menyalakan api amarah pada diri Arkana. "Oh ya! Pria mana yang bisa sama seperti saya? Bukankah hanya saya saja yang seperti ini? Juga siapa pria itu dan apa pekerjaan dia di perusahaan ini?" Tanya Arkana yang sedang menahan amarah di dalam hatinya. Dia merasa kesal karena dirinya dibandingkan dengan pria lain oleh Rico. Rico pun segera menjawabnya. "Dari seragam yang dia pakai dengan nyonya, mereka berdua bekerja sebagai petugas kebersihan di perusahaan ini dan tadi ... Saya melihat nyonya dipeluk mesra olehnya serta interaksi keduanya, menunjukkan jika mereka saling menyukai. Apalagi pria itu menatap nyonya dengan tatapan ada rasa sayang teramat dalam tapi saat menatap saya, dia berubah seperti ingin membunuh saya. Jadi saya yakin sekali, jika pria itu memang kekasihnya nyonya muda, walaupun saya sempat ragu sejak di jalan tadi. Karena saya tidak percaya jika nyonya yang sangat mencintai anda bisa berubah seperti itu," ucap Rico yang terus mengatakan hal yang membuat hati Arkana semakin tidak nyaman. Membuat Arkana akhirnya tidak tahan lagi untuk mendengarkan nya. "Cukup! Jangan bicarakan itu lagi! Sekarang saya ingin tahu, siapa nama pria itu? Karena kita sudah tahu pekerjaan apa yang dilakukan oleh Alena di sini, maka ... Kamu carikan data mereka berdua!" Perintah Arkana. Membuat Rico terkejut saat mendengar suara Arkana yang keras dengan ekspresi wajahnya yang terlihat buruk itu. "Baik bos! Saya akan mencari data keduanya sekarang juga! Tapi saya tidak tahu nama pria itu, hanya mendengar nyonya memanggilnya dengan panggilan Van! Selebihnya saya ...." Belum Rico selesai bicara. Arkana segera menyelanya. "Kenapa harus bingung! Kamu tahu kan wajahnya? Hanya tinggal cari wajah nya dan kamu pasti akan mengetahui namanya! Juga ... Setelah kamu selesai dengan semua ini! Panggil Alena untuk menghadap aku di sini!" Perintah Arkana yang dipenuhi perasaan marah dengan emosi yang meledak-ledak, tanpa sadar dia ingin bertemu dengan Alena lagi. Mendengar itu, Rico langsung terkejut dan dia ingin sekali bertanya kepada Arkana. Namun, saat melihat ekspresi wajahnya yang galak dan sedang dalam suasana hati yang sangat buruk itu, Rico tidak berani bertanya kepadanya. "Baik bos! Kalau begitu saya pamit pergi dulu dan bisakah anda mengizinkan saya untuk makan siang dulu?" Pinta Rico sambil memegang perutnya yang terasa sakit itu. Arkana pun menatap wajah Rico dan tidak lama kemudian. Menganggukkan kepalanya. "Pergilah! Masih banyak pekerjaan yang harus kamu selesaikan di perusahaan ini dan juga ... Nanti tolong bawakan saya makanan!" Pinta Arkana. Rico tersenyum cerah saat mendengarnya. "Baik bos! Saya akan membawa makanan kesukaan anda, kalau begitu ... Saya pamit pergi dulu! Nanti setelah selesai, saya akan menyuruh kepala bagian kebersihan untuk membawa nyonya kemari," jawab Rico yang segera bangun dan setelah itu, dia bergegas pergi meninggalkan ruangan itu secara tergesa-gesa, lalu kini, hanya tersisa Arkana yang kembali sendirian sambil memijat dahinya. "Haist! Ada apa denganku? Mengapa aku meminta Rico untuk membawa wanita itu ke sini? Bagaimana kalau dia seperti dulu lagi? Dan aku ... aku tidak mau terikat lagi dengannya! Tapi dia memiliki pria lain, jadi mungkin saja ...." Arkana meremas dadanya yang semakin terasa sesak saat mengingat Alena dengan pria lain itu. "Sial! Ada apa denganku? Kenapa aku harus merasa kesal? Bukankah itu sangat bagus dan Alena ... Dia juga tidak akan mengganggu aku lagi seperti dulu lagi, ya kan?" Ucap Arkana yang terus menghibur dirinya, tapi hati kecilnya tidak bisa berbohong kalau dirinya merasa cemburu. "Tenangkan diri kamu Arkana! Tenang ya! Kamu sedang banyak kerjaan jadi tidak ada waktu untuk memikirkan hal tidak berguna tentang dia! Ya, lupakan saja! Lupakan saja!" Ucap Arkana yang terus berusaha melupakan Alena. Namun, lain di mulut dan lain juga dengan hati serta perbuatan. Karena saat ini, Arkana malah melanjutkan untuk melihat daftar nama karyawan yang bekerja di perusahaan barunya, terutama dengan Alena yang satu-satunya jadi tujuan dia membaca berkas itu. Sampai saat Arkana sibuk membaca. Dia pun akhirnya menemukan biodata Alena yang cukup lengkap di atas kertas itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD