18. Satu Malam

1725 Words
Danu mengajak Romi berbincang di coffe shop yang tak jauh dari ruko DN Salon. Sebuah kafe unik yang terletak di kawasan Malioboro. Interior yang kalem dengan nuansa dunia perkopian. Dengan perangkat kayu membuat tempat ini menjadi tempat yang menyenangkan untuk duduk berlama-lama. Selain tersedia area indoor juga tersedia area outdoor buat yang mau bersantai merasakan kesibukan pinggir jalan kota Yogyakarta. “Gimana Rom, lo di Yogya?” Ucap Danu mengawali perbincangan mereka di kafe kopi. “Iya gimana ya? Awalnya aku teh kurang cocok, tapi sekarang sih it's okey lah.” Jawab Romi sembari tersenyum. “Itu biasa kalau awal-awal memang gak betah, karena kita belum menyesuaikan keadaan. Tapi lama-lama juga kita akan kerasan. Kayaknya lo dah jadi stylist cucok.” Danu menggoda Romi. “Teu lah, masih jauh! Masih harus banyak belajar lagi. Oh ya gimana kabar papa kamu?” Romi merendah. Romi memang tak pernah menyombongkan kemampuannya. Itulah mengapa Danu memilih Romi sebagai supervisor salon yang mengurus segala peraturan serta masalah salon. Danu juga tak bisa membohongi cara bisnisnya. Orang seperti Romi sangat dibutuhkan di salonnya. Karena kemampuan Romi sudah tak bisa diperhitungkan lagi. Orang seperti Romi bisa mendatangkan tamu-tamu untuk berkunjung ke salon. “Lo itu selalu saja merendah. Itu yang gua suka dari lo, teruslah belajar dan jangan pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki! Tetapi lo juga jangan lupa untuk bersyukur atas segala nikmat serta kemampuan yang sudah diberikan Tuhan pada lo! Papa baik." Danu menasihati. “Terima kasih karena kamu teh sudah mengingatkan aku. Kapan kamu teh balik ke Jakarta?” Romi bertanya pada Danu. “Besok pagi, gua menginap di hotel dekat sini! Kita mabar dulu yuk! Dah lama terakhir di Bandung ya, pas gua liburan?” Ajak Danu pada Romi. “Boleh, aku teh juga kangen pisan. Selama di Yogya belum pernah ke mana-mana!” Romi merasa senang. Selama seminggu di Yogya, Romi memang belum ke mana-mana. Tiap malam Romi hanya berdiam di ruko. Romi sangat senang menyambut ajakan Danu malam ini. Namun sebelum menikmati acara malam ini, Romi harus menyelesaikan tugasnya dulu. Karena ini masih jam kerja, Romi harus kembali melanjutkan pekerjaannya. “Oke, nanti malam selepas tutup salon gua hubungi lo lagi!” Ucap Danu. “Siap lah bos!” Romi tertawa renyah. Romi begitu senang dengan kedatangan Danu. Karena kedatangan Danu cukup mengobati kerinduannya dengan suasana Bandung. Kebiasaan di Bandung saat mereka pertama kali bertemu. “Gua tu juga bangga sama lo. Meski lo dekat sama gua, lo gak menampakkan kalau lo dekat dengan gua! Lo gak suka cari muka, seperti kebanyakan orang yang sudah kenal sama gua.” Lagi-lagi Danu memuji Romi. “Iya Dan, aku teh tahu. Kita memang sahabatan. Tapi di tempat kerja, aku teh tetap anak buah kamu yang harus menghormati kamu. Aku teh juga bangga punya bos sekaligus sahabat kayak kamu. Bos yang bisa menempatkan waktu, kapan kita berteman serta kapan kita jadi bawahan dan atasan.” Romi tak kalah memuji Danu. Setelah berbincang, Romi kembali ke salon. Romi tak enak dengan teman-temannya pergi berlama-lama. Apalagi saat ini, Romi sudah resmi diangkat jadi supervisor DN Salon cabang Yogya. Romi harus bisa memberi contoh yang baik buat teman-temannya. *** Sesampai di salon, teman-teman langsung memberi selamat pada Romi. Atas jabatan baru yang diberikan bos besar pada Romi. Karena bagi teman-teman Romi, gak semua orang bisa mendapatkan kesempatan baik seperti Romi. Yakni bisa menjadi hair stylist sekaligus supervisor. Jarang-jarang orang yang dipercaya untuk menduduki dua pekerjaan sekaligus kalau orang itu tak punya kemampuan yang lebih. Kemampuan di atas rata-rata, bisa jadi pemimpin sekaligus bisa jadi stylist yang handal. “Selamat ya Rom, kau dah jadi supervisor baru!” Ucap Norma memberi selamat. “Iya terima kasih Norma, mohon bantuan serta kerja samanya ya! Teteh kan sudah banyak pengalaman dari pada saya yang baru kemarin sore.” Romi merendah. “Kau Rom selalu saja merendah. Banyak pengalaman belum tentu lebih pintar dari kau! Iya pasti aku bantu kau, semampu aku!” Norma tersenyum. Satu per satu teman-teman Romi memberi selamat pada Romi. Mereka menjabat tangan Romi bergantian. Mengucapkan selamat datang atas kedatangan supervisor baru mereka. Semoga dengan jabatan baru yang diemban Romi, DN Salon cabang Yogya akan semakin maju dan ramai. “Terima kasih teman-teman semua. Saya teh hanya manusia biasa yang banyak kekurangan. Jadi selama saya menjabat menjadi supervisor, mohon kerja sama kalian. Karena bagaimanapun usaha supervisor kalau tak ada kerja sama dengan kalian kemajuan tidak akan berjalan. Tolong ingatkan saya, kalau saya salah mengambil keputusan! Intinya kita kerja sama demi kemajuan bersama! Kita bersaudara, dan salon ini adalah rumah kita! Selayaknya satu rumah, selayaknya saudara, kita harus saling jaga serta saling mengasihi satu sama lain. Jika ada perbedaan atau masalah tolong selesaikanlah dengan baik dan kepala dingin! Maju terus DN Salon Yogya!” Romi berucap sekaligus berpesan pada teman-temannya. Romi memang saat ini adalah atasan teman-temannya. Tapi Romi tak ingin ada jarak yang akan memisahkan mereka. Romi ingin hubungan mereka seperti hari-hari kemarin saat Romi belum menduduki jabatan ini. Bagi Romi jabatan ini hanya sebatas kerja. Di luar ini, Romi tetaplah Romi teman-teman mereka yang berjuang bersama demi memajukan DN Salon. *** Sesuai perjanjian Romi dan Danu akhirnya bertemu setelah salon tutup. Romi tak mengajak satu pun teman salonnya. Romi tak ingin mereka salah paham melihat kedekatan Romi dan Danu, yang ternyata adalah bos besar. Sebelum Romi bekerja di salon Danu, Romi tak tahu kalau Danu seorang bos besar yang memiliki salon banyak cabang di Indonesia. Yang Romi tahu, Danu adalah sahabat yang telah menyadarkannya dari jurang keterpurukkan. Danu sudah banyak membantu Romi selama ini. Sekian lama mereka tak menghabiskan waktu bersama. Malam ini mereka ingin kembali menikmati hidup mereka dengan pergi ke klub malam. Memang sudah menjadi hal biasa bagi orang salon berkunjung ke klub malam. Menikmati pemandangan perempuan-perempuan cantik nan seksi sudah menjadi hal biasa di tempat itu. Menikmati minuman beralkohol sesekali menjadi pelengkap hidup mereka. “Akhirnya aku teh bisa menikmati surga dunia lagi!” Romi merasa bahagia. Selama di Yogya memang Romi mengalami hal yang cukup berat. Dari awalnya tidak disukai sebagian temannya. Hampir setiap hari harus mengalami sindiran yang menyakitkan dari temannya. Bahkan Romi sampai hampir keluar dari Yogya karena sudah tak sanggup menahan rasa sakitnya. Namun semua itu bisa Romi lewati dengan kesabarannya. Dan kini, malam ini suatu kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata. Setelah melewati banyak ujian, Romi bertemu sahabatnya. Romi menghabiskan waktunya bersama sahabat di tempat yang sudah lama dia rindukan. Di tempat ini, segala masalah Romi hilang tak berbekas. Pengaruh alkohol sudah memenuhi pikiran mereka. Ucapan Danu dan Romi juga sudah mulai tak beraturan. Beberapa perempuan cantik dan seksi mulai mendekati mereka. Namun dari sekian perempuan cantik dengan d**a sedikit terbuka serta rok yang super mini tak ada satu pun yang mampu menggoda Romi dan Danu. “Mas, boleh saya duduk sini!” Ucap dua perempuan penghibur di klub malam menawarkan diri. Romi dan Danu pun mengangguk. Dua perempuan cantik dan seksi itu terus menggoda Romi dan Danu. Kedua perempuan itu terus mengajak Romi dan Danu untuk berbincang dengan godaannya. Bahkan tangan dua perempuan itu tak segan untuk mengusap pipi ataupun tangan Romi dan Danu. “Mas, butuh teman untuk malam ini gak? Kami siap membuat malam kalian semakin indah!” Ucap salah satu perempuan sembari tangan mengusap tangan Danu. Usapan lembut yang penuh godaan. “Maaf Mbak, kami ingin sendiri!” Jawab Danu yang merasa risih dengan perempuan tadi. “Iya Teh, maaf ya!” Ucap Romi menimpali. Kedua perempuan tadi pun akhirnya berlalu pergi. Pengalaman hidup yang buruk tentang perempuan tak membuat Romi dan Danu tertarik dengan kedua perempuan yang cantik dan super seksi itu. Bagi Danu dan Romi perempuan hanya membuat masalah saja. Lebih nikmat keadaan seperti sekarang ini. Lebih bebas tanpa masalah. Malam ini Romi dan Danu benar-benar menikmati malam berdua di klub malam. Malam yang sudah Romi rindukan selama ini. Karena selama di Yogya Romi belum menemukan teman, untuk bisa menghabiskan waktu di tempat seperti ini. Malam yang terasa bahagia mereka lalui bersama. Pengaruh alkohol semakin tak bisa dihindari keduanya. Romi dan Danu pun memilih pulang ke penginapan Danu yang berada tak jauh dari tempat itu. Romi tak mungkin pulang ke ruko, karena selama ini yang teman-temannya tahu Romi belum begitu tahu Yogya. Romi juga tak pernah mengonsumsi minuman keras ataupun pergi ke klub malam selama tinggal di ruko. Romi dan Danu langsung tertidur tanpa melepas pakaian serta alas kaki mereka. Pengaruh alkohol sudah membuat mereka tak sadar lagi. Bahkan hingga pagi hari, Romi dan Danu masih saja tertidur pulas. Rasa pusing di kepala pengaruh minuman keras masih sangat terasa. Romi pun memilih tukar sif dengan Shandy. Danu pun mengalami hal yang sama. Rasa pusing di kepala serta kantuk di kedua matanya membuat Danu mengundur kepulangannya ke Jakarta. Romi memilih kembali melanjutkan mimpi indah mereka setelah menikmati malam bersama di tempat yang bisa membuat mereka bahagia. Jam sudah menunjuk angka sepuluh. Romi sudah terbangun dari mimpinya. Dia ingat, hari ini dia harus kembali pada tugasnya. Apalagi tugasnya kali ini bertambah. Romi harus bisa melaksanakan tugas yang sudah dipercayakan Danu padanya. Karena gak semua orang bisa mendapatkan kesempatan dan kepercayaan ini. “Dan, aku teh balik dulu ya! Makasih malam ini aku teh seneng pisan. Sudah lama aku teh gak menikmati ini semua. Sekali lagi makasih buat semuanya. Kamu mau balik jam berapa? Maaf gak bisa antar?” Ucap Romi pada Danu. “Iya, lo kan baru jadi pimpinan harus bisa memberi contoh yang baik! Tolong majukan DN Salon seperti salon kamu sendiri! Lain kali kalau ada waktu gua ke sini lagi!” Danu memeluk tubuh Romi sebagai perpisahan mereka. “Baik Dan, aku teh akan berusaha sebisa mungkin untuk memberikan yang terbaik buat salon kamu. Aku juga teh akan selalu mengingat pesan kamu! Hati-hati di jalan, sampai jumpa lagi!” Romi pun ikut memeluk tubuh Danu. “Gua pasti akan kangen saat-saat seperti ini lagi!” Danu terlihat sedih. Romi mengangguk, tangan kanan menepuk punggung sahabat sekaligus bos besarnya. Entah kapan mereka akan bisa bertemu lagi. Karena waktu Danu yang terbatas dan sempit, Danu tak bisa tinggal lama-lama di Yogya. Sebenarnya kalau Danu mau kapan saja dia bisa datang ke Yogya menemui Romi. Namun kesibukan Danu membatasi itu semua. Romi pun sangat paham dengan keadaan Danu sebagai bos besar dengan banyak cabang di mana-mana. Dengan berbagai masalah yang berbeda-beda tiap cabangnya. Sebelum mereka berpisah, tak lupa Romi meminta tambahan karyawan, karena selama ini yang Romi lihat di Yogya masih kurang CR. Tamu-tamu sering dibuat menunggu sebelum dicuci rambutnya, karena bagian cuci rambut sibuk semua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD