Sibuk!!!

599 Words
Bosan menyergapku akhirnya, setelah hampir 5 jam duduk di cafe yang cukup nyaman ini. Ku edarkan pandanganku mencari sosok Mikhayla yang masih bertahan di balik meja bar panjang cafe ini. Sesekali dia menimpali staf cafenya yang bersenda gurau dan juga tersenyum ramah pada para pelanggan yang kadang sengaja memesan langsung padanya. Jujur aku sangat terkejut melihat pemandangan ini, karena selama aku bersamanya di rumah tak pernah kulihat sisi cerianya. " Mau gue tambah lagi minuman Lo? " tanya mas Joe, sepupu Mikhayla sekaligus manager di cafe ini. " Makasih mas. Cafe tutup jam berapa ya? " tanya ku sambil menyodorkan gelas yang sudah kosong. " Kalo cafe nanti jam 11 baru tutup, tapi bentar lagi Mikhayla balik. Dia masih ada kerjaan di tempat lain. " terang mas Joe. Aku hanya mengangguk paham. Tak lama Mikhayla berjalan menghampiri kami dan sudah membawa tas di punggungnya. " Bang, besok kirimin laporannya pake email aja ya....gue takut nggak bisa kesini soalnya. Oh ya jangan lupa order minumannya sekalian, tadi gue cek Uda pada mau habis. List-nya Uda gue titipin ke Rio ya. " terang Mikhayla panjang lebar yang di angguk'i oleh mas Joe. "Oke....Uda sana elu pergi. Telat si Nina marah lagi ke gue, dikiranya gue nahan-nahan elu di sini. " usir mas Joe dengan wajah datarnya. Tanpa menunggu lama Mikhayla berjalan menuju parkiran motornya. Ya benar, kita mengendarai motor, bukan, lebih tepatnya Mikhayla yang mengendarai motor. Katanya lebih efisien, tapi selebihnya biar dia dengan mudah menghindari kejaran pemuda yang tadi siang kerumah. " Ini tempat terakhir kita hari ini, " ujar Mikhayla setelah motor trail nya terparkir dengan manis di depan sebuah club. Sekilas aku berfikir yang tidak-tidak karena dia masuk ke dalam club malam tersebut. Ku ikuti juga langkahnya masuk, takut terjadi apa-apa dengannya. meskipun ini bukan kali pertamaku memasuki club malam dan aku juga tidak kaget kalau sekarang banyak gadis memasuki club malam, tapi aku juga tidak memungkiri kekagetan ku melihat sendiri gadis yang menyandang status adik baruku ini memasuki club malam yang aku tahu cukup terkenal ini. " Nin, hai! " teriak Mikhayla pada seorang wanita yang berdiri di dekat stage DJ. " Untung elu nggak telat lagi. Masih banyak waktu siap-siap dulu sana. " jawabnya tanpa basa basi dan menoleh ke arah kami. " Boleh makan dulu nggak? lapar nih, tadi nggak sempet makan di cafe. " gerutu Mikhayla. " Oke, makan dulu sana. Terus langsung siap-siap ya. " perintahnya. Tanpa menunggu jawaban Nina Mikhayla langsung menarik tanganku menuju lantai atas yang merupakan ruang VIP setelah memesan makanan. " Elu sering kesini?" tanyaku setelah menyuapkan nasi goreng ke mulut. Mikhayla mengangguk pelan tanpa menoleh ke arahku. " Mama tau elu sering ke sini?" tanyaku lagi belum puas. " Mama tau kok, kan gue kesini bukan buat main, gue kerja." terangnya santai setelah memasukkan suapan terakhirnya. " Kerja? gue rasa mama bukan termasuk orang yang kekurangan, dan gue rasa elu bukan termasuk orang yang kekurangan deh." selidikku sekali lagi. Mikhayla melirikku dengan tajam, lalu dengan cepat dia mengeluarkan baju dari dalam tasnya. " Hadap sana elu, gue mau ganti baju bentar! " perintahnya, " Ya kalau elu mau ganti baju sana ke kamar mandi, kok disini! kalo ada yang ngintip gimana?" omelku ketika dia bersiap membuka bajunya. " Ini ruang VIP, kaca depan itu cuma satu sisi aja, jadi dari luar nggak kelihatan apa-apa." jelasnya, " Nggak, Uda sana hadap sana cepetan !!!" perintahnya lagi. Walaupun dia adikku tapi sebagai lelaki normal aku juga tidak menampik bila nafsu ku ikut terpancing bila di sekitar ku ada gadis yang dengan terang-terangan berganti baju. Apalagi Mikhayla hanya adik tiriku, walaupun kita melakukan hal-hal yang tidak mungkin bisa saja terjadi. Oh tuhan...apa yang baru terlintas di pikiranku ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD