# Sashmi dengan ragu melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah besar yang terlihat tidak terawat. Dia bahkan memaksa untuk mengambil cuti dan langsung berangkat ke Surabaya untuk bisa menemui pemilik rumah besar itu. “Kau sudah datang?” Suara dari seorang lelaki renta menyapa Sashmi. Sashmi menoleh ke arah samping dan melihat seorang pria yang sudah terlihat sangat tua melangkah tertatih ke arahnya dengan menggunakan tongkat dan dibantu oleh seorang wanita paruh baya. “Dokter Abram?” tanya Sashmi. Dia merasa sedikit takjub dengan orang tua di depannya yang sudah terlihat jauh lebih tua dari Neneknya sendiri. Pria tua itu tertawa dan kemudian mengangguk pelan. “Fisikku mungkin membuatmu meragukan ingatanku. Tapi kuberitahu, otakku masih sama cemerlangnya dengan tiga puluh tahun lal