Terrible Past

1000 Words
Seseorang meyunggingkan senyumnya seperti sehabis memenangkan poker. Ia benar-benar tak menyukai penolakan.. Ia menelpon seseorang dan menghisap dalam-dalam cerutunya.. "sudah kau bereskan?" "..." "hm.. Kau memang pahlawan dikeluarga ini" Lelaki tua itu tertawa keras diruangan lantai paling atas digedung pencakar langitnya.. **** Alexander Ivanovic dengan gagahnya melewati beberapa karyawan wanitanya dengan liur yang hampir menetes menatapnya, "menjijikan.." dengus alex dengan santai ia mengabaikan sapaan dan bergegas menuju ruangan kerjanya.. Alex menyipitkan matanya melihat lembaran-lembaran kertas yang dibawa nikolai.. "apa maksudnya ini?" "maaf tuan, sepertinya mereka mempermainkan kita" "hm..mereka ingin bermain?" Seringaian jahat terlukis indah diwajah tampan alex, seseorang ingin bermain dengannya. Akan alex tunjukan bagaimana permainan sesungguhnya.. Duarrr!!! Satu peluru menembus kepala pria muda jatuh tertelungkup dan darah segar mengalir deras. "satu kenang-kenangan akan membuat tuanku senang" "Cekrekkk!!!" Andrew tersenyum simpul berlalu pergi dari ruangan megah tersebut.. Ivanovic's Mansion "satu berhasil lolos saya yakin dia bukan orang sembarangan my lord" Tangan kokoh berotot itu menggengam foto yang diberikan andrew, kalau sudah begini ia akan turun tangan... Alex bukan tipe orang yang mengganggu kesenangan orang lain, namun saat dunianya diusik ia akan melawan tentunya. "cari keberadaan nya hingga pelosok negeri, aku sendiri yang akan mengurusnya" Titah alex pada anak buahnya, andrew keluar dari ruangan pribadi alex Alex menarik jubahnya menuju kamar pribadi miliknya, tidur dapat memulihkan tenaganya... Seorang anak laki-laki memiliki wajah yang mirip dirinya tersenyum kecut kearahnya, anak itu memakai setelan jas mewah untuk menghadiri pesta pernikahan kedua yang diadakan ayahnya. Berbeda dengan dirinya yang hanya bisa melihat acara tersebut dari dapur utama. Ia tak spesial seperti saudara kembarnya, bahkan seluruh keluarga tak menginginkan dirinya. Baginya hanya ibunya lah yang mencintainya dengan setulus hati. Pria kecil itu berlari teringat akan madrenya.. Ia melihat pria dewasa yang merapikan tuxedonya yang tak lain adalah orang yang paling dia benci. "dimana madreku?" Ia mengerucutkan bibirnya melihat wanita muda dengan kuku panjang dan lipstik tebal mencium kearah pria tersebut. Pria itu berbalik dan menatap nya jijik, "madre mu sudah mati!" "Tidaaak.... Dia tidak mati! Dasar orang tua brengsekkk!" Dia mencoba memukul pria itu dengan tangan mungilnya yang dibalas dengan tamparan keras dipipinya. Ia jatuh tersungkur dan menangis sementara sang pria dan wanita itu pergi berlalu sambil tertawa mengenakan gaun pengantin mereka. Sementara diujung tembok pria kecil tadi merasa iba terhadap saudara kembarnya, ia tak berdaya membantah perintah ayahnya.. . . . . Alex mendengus jijik melihat kedua manusia tengah b******u diruangan keluarga, ia masih tak bisa menemukan madrenya.. Malah kedua monster ini yang didapatinya. Ingin sekali ia mengirim kedua orang ini keneraka dan bertemu ibunya disurga. Hingga pikiran itu muncul.. "alex..." "kalvian?" "sebaiknya kau jangan mengganggu mereka!" "bukan urusanmu..." Alex mendorong tubuh kalvian dengan keras hingga membentur vas besar kesayangan sang ayah.. Kalvian meringis melihat darah mengalir dipelipisnya. Dimitru sang padre yang mendengar kegaduhan itu segera menghampiri alex dan memukulnya. Tak memberikan waktu kepada alex melawan dimitru terus menendang dan memberi bogem mentahnya kepada alex. "kau.... Anak tak tau diuntung" Wajah dimitru memerah karena amarah, ia tak tahan ingin membunuh anak ini jika bukan karena ayahnya yang sangat mencintai alex. Dimitru kemudian menghampiri kalvian yang menahan sakit sejak tadi. Alex terkapar tak berdaya diatas lantai, sungguh ia ingin menyusul madre sekarang. Alex putus asa, putus asa mencari ibunda dan putus asa menghadapi Ayah yang tempramental. Alex mengambil sebuah samurai yang terpajang menghiasi dinding mansion nan megah dan langsung menusukan nya kearah dimitru Teriakan histeris keluar dari mulut wanita ular yang sedari tadi hanya menjadi penonton sinis, wanita itu tak menyangka anak sekecil itu dapat membunuh. Kalvian syok tentu saja ia tak menyangka alex berani melakukannya. Teriakan wanita itu membuat alex menoleh kearahnya, membuat alex kembali naik darah setelah melihat wanita ular ini mengambil kedudukan sang madre dimansion ini . Ia mencabut samurai tersebut dari tubuh dimitru dan berjalan cepat kearah sang wanita. Naas sekali sebelum wanita itu berlari pergi samurai telah tertancap sempurna ditubuhnya.. Tak sempat berkata sepatah katapun sang wanita dengan dandanan menor itupun mati... "apa yang kau lakukan alex?" Kalvian mencoba berdiri sebelum menghampiri alex dari luar mansion terdengar mobil polisi, alex menyeringai. Siapa lagi kalau bukan para maid yang bodoh yang menelpon polisi. Sementara karena ketakutan kalvian lari terbirit menuju halaman belakang mansion.. Alex menyunggingkan senyumnya.. "pengecut....!" "aku akan membunuh semua maid yang ada dimansion ini, yang berani melaporkan hal ini kepolisi." Alex tak pernah main-main dengan perkataannya.. . . . . Alex sama sekali tidak ditahan oleh polisi karena pengaruh kakeknya yang terlalu besar dinegeri ini. "mengapa kakek membelaku?" Valen hanya tersenyum tulus mengusap kepala cucu kesayangannya. "kau pantas menjadi penerusku, kau tak takut apapun, bukan pengecut seperti saudara kembarmu yang bodoh itu" "kau akan meneruskan bisnis kekuarga. But first, kau harus belajar terlebih dahulu.. Ingat pesanku Alexander Ivanovic Mikhailov, kau adalah seorang Ivanovic. Jangan biarkan orang lain menghalangi jalanmu apapun yang kau ingin lakukan... Lakukanlah!" Alex tercengang mendengar kata terakhir sang kakek. Rasa ingin tahu nya lebih besar, "seperti apa menjadi seorang Ivanovic..." Sepeninggal kakek alex, ia menjadi pewaris tunggal karena kakeknya tidak meninggalkan apapun untuk kalvian. Semenjak itupun kalvian sama sekali tak terlihat.. Alexander Ivanovic tumbuh dewasa dengan tampan dan kejam, ia terbiasa dengan kekejaman dalam dirinya. Tak ada kasih sayang sedari kecil hanya penyiksaan yang ia dapat. Ia diajarkan menjadi mesin pembunuh jika ada yang menghalangi jalannya. Ia tak segan membantai yang merusak atau mengganggu nama baik keluarga besarnya. Ia bahkan tega membunuh seorang wanita dan anak-anak jika memungkinkan. Tak ada rasa kasihan dalam dirinya, ia ditakdirkan seperti ini, tak ada yang menginginkan keberadaannya.. Hingga bayang-bayang itu muncul kembali.. Padre...... Dimitru.... "Tiidaaaakkkk!!!!" "Tidaaak!!!!" "aku sudah membunuhnya..!" "dia akan kembali" Alex terbangun dari mimpi buruknya, nafasnya naik turun keringat dingin mulai bercucur dari keningnya... "dia kembali...!!" "Nikolaaaaaaaaaaaaaiiiiiiiiiii" Seluruh penghuni mansion mendengar ngeri teriakan tuannya, pertanda bahwa amarah menguasai pria itu. Dengan tergesa-gesa nikolai masuk kekamar pribadi alex. "mana obatku??" Dengan emosi tertahan alex menutup matanya.. Nikolai menyerahkan beberapa pil yang langsung ditelan alex.. Alex kembali membaringkan tubuhnya, ia tak ingin tidur. Mimpi buruk itu akan terus menghantuinya.. "kau tak boleh kembali" Alex menggumam hingga akhirnya terlelap tanpa sadar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD